Situs Sejarah

Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Temukan Bekas Benteng Pertahanan Gajah Mada di Aceh Timur

Bukit lokasi bekas benteng Patih Gajah itu berdiri sampai sekarang oleh penduduk di sana disebut nama “Gajah Meunta”.

Penulis: Zubir | Editor: Taufik Hidayat
Dok Pribadi
Koordinator Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Langsa, Dr. Usman, M.Pd (kanan) bersama 2 mahasisqa jurusan Sejarah dan 2 warga setempat saat berada bekas Markas Pasukan Gajah Mada dan Gua Landak di Gampong Gajah Meunta, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur. 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Universitas Samudra (Unsam) baru-baru ini  menemukan situs sejarah peninggalan Markas Pasukan Gajah Mada dan Gua Landak di Gampong Gajah Meunta, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur

Hal tersebut disampaikan Koordinator Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Langsa, Dr. Usman, M.Pd, kepada Serambinews.com, Senin (3/10/2022).

Dalam pengkajian ke lapangan itu, Dr. Usman juga ikut dibantu 2 orang tenaga mahasiswa Sejarah Lukmanul Hakim dan Noval Rezal Andika, serta 2 orang pemandu warga Gampong Gajah Meunta Aceh Timur, Supriyadi dan Safrizal.

Dr Usman menjelaskan, rute menuju ke lokasi tersebut diperkirakan berjarak tempuh dari Jalan Medan - Banda Aceh, Sungai Raya - Gajah Meunta sekitar 10 Km dari dua rute alternatif.

Pertama menuju ke sana dari Sungai Raya - Blok 14 PT. Patria Kamoe Gajah Meunta dengan menggunakan kenderaan empat roda. 

Kedua yaitu dari Blok 14, ke lokasi situs Bukit Gajah Meunta dan Gua Landak, harua dilalui dengan berjalan kaki dalam areal hutan semak belukar serta melewati 7 perbukitan sejauh 4 Km.

Sekalipun rutenya naik turun perbukitan, tetapi Tim Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi dari Unsam ini antusias sambil melihat pemandangan yang indah dalam melewati perjalanan ke Bukit Gajah Meunta dan Gua Landak.

Pada bukit ke tiga menemukan simpang tiga, jalan berbelok ke arah kiri tembus ke Damar Putih - Kecamatan Rantau Seulamat dan arah jalan ke belekang ke blok 14, masih dalam areal perkebunan PT. Patria Kamoe. 

Terus rute ke depan menuju ke Bukit Gajah Meunta dan Gua Landak, namun masih melewati 5 perbukitan sambil berjalan kaki dari hutan.

Setelah menempuh pejalan selama 1,5 jam lamanya barulah sampai ke lokasi Bukit Gajah Meunta dan Gua Landak, lokasi bekas banteng pertahanan Patih Gajah Mada yang sudah berusia 672 tahun silam (1350-2022 M).

Keberadaan lokasinya dikawasan perbukitan dan perkebunan PT. Patria Kamoe, dengan menelusuri dan mengikuti jejak historis yaitu tatkala pasukan Mojopahit di bawah pimpinan Patih Gajah Mada pada abad ke-14 M, menyerang Kerajaan Islam Samudra Pasai.

Tetapi sebelum sampai ke Samudra Pasai sudah dihadang oleh tentara Islam Kerajaan Peureulak. Makanya, pasukan Gajah Mada mengalami gagal di laut pesisir Sungai Raya waktu itu.

Tetapi cita-citanya masih tujuan utamanya adalah mempersatukan dan menjadi bagian dari wilayah Nusantara dibawah Mojopahit.

Sembari itu, Gajah Mada mengatur siasat atau strateginya akan menyerang Samudra kembali yaitu memperkuat pasukan angkatan laut dan darat. 

Patih Gajah Mada, lalu mendarat sebagian dari tentaranya ke lokasi-lokasi yang aman (sunyi) disekitar perkampungan yang terdekat dengan banteng pertahanan Kerajaan Islam Samudra Pasai. 

Kemudian, dipilihlah pada satu lokasi yang kosong penjagaan didaratkan tentara-tentaranya. Lokasi itu namanya “Sungai Raya”. 

Di situlah Patih Gajah Mada mendirikan benteng-benteng di atas sebuah bukit, dan lokasi itu disebut “Bukit Jawa” oleh penduduknya. 

Setelah itu, Patih Gajah Mada terus masuk ke arah pendalamannya dan pada sebuah bukit bagian selatan dari “Sungai Raya” dan mendirikan banteng untuk ditempatinya sendiri dengan tentara-tentara pengawalnya yang tangguh. 

Bukit lokasi bekas benteng Patih Gajah itu berdiri sampai sekarang oleh penduduk di sana disebut nama “Gajah Meunta” dalam logat Bahasa Aceh yaitu berasal dari perkataan Gajah Mada

Lokasi banteng pertahanan Gajah Mada itu, dari hasil penelitiannya bahwa kawasan bekasnya sudah menjadi areal perkebunan sawit milik PT. Patria Kamoe dan ditumbuhi hutan semak belukar.

Sebagian kecil perkampungan penduduk sekitar 237 Kepala keluarga (KK), tetapi jalannya masih batu-batuan dan rusak.

Selain bukit Gajah Meunta, ditemukan juga sebuah Gua Landak pada lokasi bukit Gajah Meunta tersebut. 

Gua ini menemukan bahwa di dalamnya ada terdengar binatang Landak serta lubangnya bersih da nada bekas kaki cakarnya. 

Bahkan ditemukan disekitar Gua Landak yaitu bekas batu-batuan pecahan dari banteng pertahanan pasukan militer Jepang sebagai lokasi perlindungan dari serangan tentara sekutu sewaktu perang dunia ke dua tahun 1945. 

Batu di Gua Landak persis sama dengan batu-batuan perintisan lapangan terbanag di Blang Putek, di Pidie. 

Diperkirakan juga bahwa antara pendalaman Sungai Raya, Peureulak hingga Idi, Aceh Timur masih ada sisa-sisa peninggalan amunisi atau granat pendudukan Jepang di lokasi tersebut.(*)

Baca juga: 844 Mahasiswa Se-Aceh Bertarung dalam Pomda 2022, Ini Pesan Rektor Unsam Langsa dan Kadispora Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved