Konflik Korea
12 Jet Tempur dan Pengebom Korea Utara Dihadang 30 Jet Tempur Korea Selatan
Rudal pertama terbang sejauh 350 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 80 kilometer dan yang kedua terbang sejauh 800 kilometer pada puncak 60 ki
SERAMBINEWS.COM, SEOUL - Kondisi di Semenanjung Korea semakin tegang.
Jet tempur dan skuadron pengebom kedua negara bertetangga, Korea Utara dan Korea Selatan, saling berhadapan di perbatasan negara.
Associated Press, Kamis (6/10/2022) melaporkan, pihak Korea Selatan mengatakan Korea Utara menerbangkan 12 pesawat tempur di dekat perbatasan mereka hari Kamis setelah kembali meluncurkan rudal balistik.
Keadaan ini memaksa Korea Selatan menerbangkan 30 pesawat militer sebagai tanggapan.
Militer Korea Selatan menyatakan sebanyak delapan jet tempur Korea Utara dan empat pembom terbang berada dalam formasi, diyakini latihan menembak dari udara ke permukaan.
Korea Selatan pun merespons keadaan itu dengan menerbangkam 30 pesawat tempur.
Sebelumnya, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke arah perairan timurnya, dan Korea Selatan melakukan latihan angkatan laut dengan Amerika Serikat dan Jepang di lepas pantai timur Semenanjung Korea sebagai tanggapan.
Korea Utara kembali meluncurkan dua rudal balistik, kali ini versi jarak pendek ke arah perairan timurnya pada hari Kamis setelah Amerika Serikat mengerahkan sebuah kapal induk di dekat Semenanjung Korea sebagai tanggapan atas peluncuran rudal berkemampuan nuklir Pyongyang sebelumnya di atas Jepang.
Peluncuran rudal terbaru pada hari Kamis itu menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertekad melanjutkan uji coba senjata yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan persenjataan nuklirnya yang bertentangan dengan sanksi internasional.
Banyak ahli mengatakan tujuan Kim pada akhirnya adalah untuk memenangkan pengakuan AS bahwa Korea Utara adalah negara nuklir yang sah, sekaligus pencabutan sanksi ekonomk, meskipun Amerika Serikat dan sekutunya tidak menunjukkan tanda-tanda membiarkan hal itu terjadi.
Rudal terbaru diluncurkan 22 menit dari wilayah ibu kota Korea Utara dan mendarat di antara Semenanjung Korea dan Jepang, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Rudal pertama terbang sejauh 350 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 80 kilometer dan yang kedua terbang sejauh 800 kilometer pada puncak 60 kilometer.
Rincian penerbangan itu serupa dengan pemantauan Jepang yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada, yang menegaskan bahwa rudal tidak mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang.
Dia menambahkan bahwa rudal kedua mungkin diluncurkan pada lintasan yang "tidak teratur".
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik penerbangan senjata Korea Utara yang dimodelkan seperti rudal Iskander Rusia, yang bergerak di ketinggian rendah dan dirancang untuk dapat bermanuver dalam penerbangan untuk meningkatkan peluangnya menghindari pertahanan rudal.
Kapal perusak AS, Korea Selatan dan Jepang meluncurkan latihan bersama Kamis malam di lepas pantai timur Semenanjung Korea untuk meningkatkan kemampuan mereka mencari, melacak dan mencegat rudal balistik Korea Utara, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Kapal perusak Amerika Serikat adalah bagian dari kelompok penyerang yang dipimpin oleh kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan, yang kembali ke perairan Korea untuk menunjukkan "kemauan kuat" sekutu melawan provokasi dan ancaman terus-menerus dari Utara.
Korea Utara menganggap latihan yang dipimpin AS di dekat semenanjung itu sebagai latihan invasi dan memandang pelatihan yang melibatkan kapal induk AS lebih provokatif.
Baca juga: Komedian Asal Korea Selatan Park Soo Hong Dilarikan ke RS usai Diserang Sang Ayah
Korea Utara Tembakkan Rudal ke Arah Jepang, Perintah Evakuasi Digaungkan
Korea Utara hari Selasa, (4/10/2022) menembakkan rudal balistik jarak menengah melintasi wilayah teritorial udara Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Seperti laporan Associated Press, Selasa, (4/10/2022), peluncuran rudal Korea Utara secara mendadak itu memaksa Jepang mengeluarkan perintah evakuasi dan menghentikan kereta api. Korea Utara diketahui meningkatkan uji coba senjata yang dirancang untuk menyerang sekutu regional AS.
Itu adalah uji coba rudal paling signifikan oleh Korea Utara sejak Januari, ketika menembakkan rudal jarak menengah Hwasong-12 yang mampu mencapai wilayah AS di Guam.
Jepang dan Korea Selatan sama-sama mengadakan pertemuan keamanan untuk membahas peluncuran tersebut.
Kantor perdana menteri Jepang mengatakan setidaknya satu rudal yang ditembakkan dari Korea Utara terbang di atas Jepang dan diyakini telah mendarat di Samudra Pasifik.
Pihak berwenang Jepang memperingatkan penduduk di wilayah timur laut untuk mengungsi ke tempat penampungan, dalam peringatan "J-alert" pertama sejak 2017 ketika Korea Utara menembakkan rudal Hwasong-12 dalam uji coba senjata yang provokatif.
Perjalanan kereta ditangguhkan di wilayah Hokkaido dan Aomori sampai pemerintah mengeluarkan pemberitahuan berikutnya bahwa rudal Korea Utara tampaknya telah mendarat di Pasifik.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa "penembakan itu, yang menyusul serangkaian peluncuran baru-baru ini oleh Korea Utara, adalah tindakan sembrono dan saya sangat mengutuknya."
Dia mengatakan akan meminta sidang Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi tersebut.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan tidak ada kerusakan yang dilaporkan dari rudal yang terbang 22 menit dan mendarat di perairan di luar zona ekonomi eksklusif negara itu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi rudal itu ditembakkan dari pedalaman utara di Korea Utara.
Dikatakan militer Korea Selatan meningkatkan postur pengawasannya dan mempertahankan kesiapannya dalam koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat.
PM Jepang Fumio Kishida tiba di kantornya di Tokyo, Selasa, 4 Oktober 2022. Korea Utara hari Selasa menembakkan rudal balistik melintasi wilayah udara Jepang, membuat Jepang berlakukan perintah darurat evakuasi (Sumber: Kyodo News via AP)
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan jangkauan rudal adalah 4.000 kilometer, yang menempatkan Guam dalam jarak serang.
Yoon mengatakan dia mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas peluncuran, meyakini "provokasi nuklir sembrono" Korea Utara akan mendapat tanggapan keras dari Selatan dan masyarakat internasional.
Peluncuran itu adalah uji coba senjata putaran kelima oleh Korea Utara dalam 10 hari terakhir dalam apa yang dilihat sebagai tanggapan nyata terhadap latihan militer bilateral antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dan pelatihan lain para sekutu termasuk Jepang pekan lalu.
Rudal yang ditembakkan selama empat putaran peluncuran terakhir adalah jarak pendek dan jatuh di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Rudal-rudal itu mampu mengenai sasaran di Korea Selatan.
Korea Utara telah menguji coba sekitar 40 rudal di sekitar 20 acara peluncuran yang berbeda tahun ini ketika pemimpinnya Kim Jong Un bersumpah untuk memperluas persenjataan nuklirnya dan menolak untuk kembali ke diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat.
Beberapa ahli mengatakan Kim pada akhirnya akan mencoba menggunakan persenjataannya yang diperbesar untuk menekan Washington agar menerima negaranya sebagai negara nuklir, sebuah pengakuan yang menurutnya perlu untuk memenangkan pencabutan sanksi internasional dan konsesi lainnya.
Baca juga: Ayah dan Anak Bunuh 5 Orang Sekeluarga, Jasad Dibuang ke Septic Tank dan Dicor Semen, Dipicu Harta
Baca juga: 34 Orang Tewas dalam Penembakan di Thailand, Pelaku Mantan Perwira Polisi Habisi Istri dan Anaknya
Baca juga: Ayah Bunuh Putri Kandung Pakai Parang, Emosi Korban Sering Berkata Kasar
Kompastv: Menegangkan, 12 Jet Tempur dan Pengebom Korea Utara Dihadang 30 Jet Tempur Korea Selatan