Berita Pidie

Aceh belum Swasembada Garam, Ini Target dan Realisasinya, DKP terus Kembangkan Industri Garam Rakyat

Kendati garis pantai laut di Aceh mencapai ribuan kilometer, tapi sampai kini daerah ujung Pulau Sumatera ini, belum swasembada garam

Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Kadis kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman bersama Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, panen garam rakyat gunakan tunel, Gampong Cibrek, Pidie Kamis (6/10/2022). 

Pendapatan sebesar itu, kata Aliman, bila kelompok tani tidak mengolahnya menjadi garam dapur.

Kalau dioleh menjadi garam dapur, ditambah Yodium dan dimasukkan dalam kemasan plastik tebal dan dibuatkan mereknya, harga jual garam naik menjadi Rp 20.000/Kg.

Aliman mengungkapkan, pada tahun ini Aceh diberikan target oleh pemerintah pusat, bisa memproduksi garam sebanyak 10.000 ton/tahun.

Namun dari Januari – September 2022 kemarin, produksi garam rakyat Aceh masih berkisar 5.900 ton, sehingga masih terjadi kekurangan sekitar 4.100 ton lagi/tahun.

Karena itu, kata Aliman, DKP Aceh terus melakukan pembinaan bagi kelompok tani garam rakyat di daerah sentra produksi garam di Aceh, yang tersebar di delapan daerah, yaitu Aceh Besar, Pidie, Pijay, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang,  dan Aceh Selatan.   

Tunel-tunel  garam rakyat yang kita bangun itu, kata Aliman, di lokasi sentra produksi garam di masing-masing daerah. Kelompok tani yang akan mengoperasikan tunel garam itu, diseleksi lebih dahulu.

Kemudian diberikan bimbingan tehnis, baru diserahkan tunel garam yang sudha dibangun kepadanya untuk dikelola secra baik dan benar, agar masa pakai tunel garamnya bisa lebih panjang.

Pengalaman beberapa tahun sebelumnya, ungkap Aliman, DKP Aceh, pernah membangun tunel garam yang sama di daerah sentra produksi garam, dibeberapa daerah.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Impor Garam, Berapa Kerugian Negara?

Karena kelompok tani garam yang menerima tunel garam itu, kurang serius mengurus tunel garamnya, masa pakai tunel garam jadi singkat, satu atau dua tahun, sudah rusak dan tak lagi difungsikan.

Tunel garam yang kita bangun tahun ini, kata Aliman, berbentuk bangunan segi tiga, terbuat dari rangka kayu, diharapkan masa pakainya bisa lebih panjang, sampai lima tahun.

Setelah itu dari penjualan produksi garam, bisa menambah bangunan tunel garam lainnya.

“Maksudnya, dari 10 unit bangunan tunel garam yang kita bantu dan berikan secara gratis kepada kelompok pelaku usaha garam di daerah, pada tahun depan bisa bertambah, satu atau dua tunel, dari penjualan produksi garamnya,”ujar Aliman.

Baca juga: PDA Janji Beri Suara Untuk Caleg DPR RI dari NasDem, Taufiqulhadi: Terima Kasih Abi Muhib

Sementara itu, Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto mengatakan, 10 unit tunel garam rakyat yang dibantu DKP Aceh, tahun depan hendaknya bisa bertambah.

Teknologi memproduksi garam menggunakan sistem tunel bukan hal baru di Aceh maupun daerah lain.

Memproduksi garam dengan sistem tunel, menurut Pj Bupati Pidie, sudah lama dijalankan petani garam di Pulau Jawa.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved