Berita Lhokseumawe
Bensin Sumbang Inflasi di Lhokseumawe Pada September 2022, Dampak Kenaikan Harga BBM
"Kenaikan harga seperti bensin dan angkutan antar kota merupakan dampak dari penyesuaian subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal Bulan...
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
"Kenaikan harga seperti bensin dan angkutan antar kota merupakan dampak dari penyesuaian subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal Bulan September. Sementara itu, kenaikan harga beras mengalami peningkatan akibat harga gabah di tingkat petani yang masih tinggi mengingat di beberapa daerah sentra produksi saat ini belum memasuki masa panen. Peningkatan juga terjadi pada komoditas olahannya, seperti ketupat/lontong sayur," papar Gunawan.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Sesuai data yang dirilis Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe, pada September 2022, Lhokseumawe mengalami inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara umum sebesar 0,90 persen (month-to-month/mtm).
Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan Bulan Agustus 2022 yang mengalami deflasi sebesar 0,98 % (mtm).
"Jika dibandingkan dengan dua kota lainnya yang menjadi perhitungan inflasi di Provinsi Aceh, inflasi Kota Lhokseumawe pada Bulan September 2022 yang tertinggi dibandingkan Kota Meulaboh dan Kota Banda Aceh yang tercatat inflasi sebesar 0,49 % dan 0,78 % (mtm)," ujar Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Gunawan, Jumat (7/10/2022).
Secara keseluruhan, Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,77 % (mtm), nilai ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,51 % (mtm).
"Secara nasional, pada Bulan September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17 % (mtm)," katanya.
Berdasarkan perkembangan tersebut, maka inflasi tahunan Kota Lhokseumawe pada September 2022 mencapai 6,10 % (year on year/yoy) atau lebih tinggi dari rentang sasaran inflasi Pemerintah tahun 2022 sebesar 3,0 % ±1 % (yoy).
Adapun inflasi Kota Lhokseumawe pada Bulan September 2022 bersumber dari kenaikan harga pada kelompok pengeluaran yaitu, kelompok transportasi dengan inflasi 0,77 % .
Baca juga: Penyaluran Kredit dan Deposito di Wilayah BI Lhokseumawe Meningkat, Ini Datanya
SedangkaN secara komonitas, ada lima komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi terbesar di antaranya bensin (0,55 % ), beras (0,25 % ), angkutan antar kota (0,12 % ), ketupat/lontong sayur (0,07 % ), dan udang basah (0,05).
"Kenaikan harga seperti bensin dan angkutan antar kota merupakan dampak dari penyesuaian subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal Bulan September. Sementara itu, kenaikan harga beras mengalami peningkatan akibat harga gabah di tingkat petani yang masih tinggi mengingat di beberapa daerah sentra produksi saat ini belum memasuki masa panen. Peningkatan juga terjadi pada komoditas olahannya, seperti ketupat/lontong sayur," papar Gunawan.
Di sisi lain, terdapat lima komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi terbesar di Kota Lhokseumawe antara lain cabai merah (0,22 % ), daging ayam ras (0,04 % ), cabai hijau (0,04 % ), emas perhiasan (0,03 % ) dan sabun cuci (0,02 % ).
Penurunan harga cabai akibat pasokan cabai di sejumlah pasar induk relatif cukup seiring dengan musim panen di beberapa sentra produksi.
Harga daging ayam ras mengalami penurunan yang disebabkan tingginya produksi di tingkat peternak.
Namun, di sisi lain permintaan konsumen terjadi penurunan.