Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu Lagi Jadi 132 Orang

Diketahui, korban ke-132 itu berjenis kelamin wanita bernama Helen Prisela (20) asal Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Editor: Faisal Zamzami
STR / AFP
Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria yang menjadi korban kerusuhan dalam laga sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. 

Rafi mengatakan, gas air mata berperan besar dalam timbulnya korban jiwa.

"Di dalam ruangan tertutup, diberi gas air mata, tanpa ada ruang yang bergerak, ya mati juga," katanya.

Dia pun mempertanyakan pernyataan polisi yang menyebut bukan gas air mata penyebab kematian para suporter.

"Kalau memang gas air mata tidak mematikan, ya monggo dicoba dalam keadaan yang sama," katanya.

 

 

Mata Naswa masih merah

Mata korban tragedi Kanjuruhan lainnya, Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih merah padahal kejadian mencekam yang merenggut 131 nyawa itu telah 10 hari berlalu.

Naswa mengatakan, dirinya duduk di tribune 14 ketika polisi menembakkan gas air mata.

Naswa seketika merasa pusing luar biasa. Dadanya sesak dan matanya terasa amat perih. 

"Awal-awal terasa pusing, mata perih sampai susah untuk melihat dan sesak napas," katanya saat ditemui di rumahnya, Perum New Puri Kartika Asri Blok M 1 Nomor 28 RT 04 RW 10 Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang.

Hingga kini mata Naswa masih berwarna merah. Tak hanya itu, tangan kanan Naswa setengah lumpuh dan kaki kirinya diperban.

Dia pun harus menggunakan alat bantu untuk berjalan karena kakinya terkena pagar besi tribune.

Sebelumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan bahwa penyebab korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan lantaran gas air mata.

Namun, polisi menyebut hal itu lantaran kekurangan oksigen.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved