Berita Subulussalam

Petani Sawit Mulai Lega, Harga TBS di Subulussalam Merangkak Naik

Saat ini, harga yang berlaku di kalangan para petani sawit sudah berkisar Rp 1700–Rp 1.800 per Kilogram. 

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Para pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk diangkut ke pabrik. Besok, Kamis (28/7/2022), harga TBS sawit di PMKS di Subulussalam dan Aceh Singkil rata-rata naik Rp 50 per kilogram. 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Para petani sawit di Kota Subulussalam kembali merasa lega. Pasalnya setelah sempat anjlok beberapa pekan lalu harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di kota Sada Kata itu kembali merangkak naik.

Petani kelapa sawit di Kota Subulussalam mulai lega setelah adanya kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) meski melambat.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com Senin (17/10/2022) di sejumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) rata-rata kenaikan Rp 30-70 per kilogram.

“Alhamdulillah, harga TBS terus mengalami kenaikan, kenaikan ini tentunya sangat disambut gembira oleh para petani sawit,” kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Netap Ginting kepada Serambinews.com 

Menurut Netap, saat ini, harga yang berlaku di kalangan para petani sawit sudah berkisar Rp 1700–Rp 1.800 perkilogram. 

Netap pun merilis harga TBS di sejumlah PMKS yang ada di Kota Subulussalam.

Sebelumnya, harga TBS juga dilaporkan naik Rp 50 per kilogram. Kenaikan ini memang rata-rata Rp 50 per kilogram dalam dua hari terakhir. 

Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit  di Kota Subulussalam kini mulai mengalami kenaikan walaupun tidak setajam saat anjlok beberapa waktu lalu.

Pemerintah diharapkan mengawal penetapan harga TBS kelapa sawit agar tidak membuat petani menderita.

Pasalnya, menurut petani selama ini penurunan harga TBS selalu sangat drastic dan cepat namun giliran kenaikan biasanya melambat.

“Kami harap agar benar-benar aturan larangan ekspor CPO dilaksanakan pemerintah pekan depan. Jangan hanya janji tapi taunya berubah lagi. Karena akibat aturan ini dampaknya sangat besar dan luas terhadap petani dan masyarakat,” ungkap Umar, salah seorang petani kelapa sawit.

Berdasarkan catatan Serambinews.com  sekitar 75 persen masyarakat Kota Subulussalam menggeluti usaha perkelapa sawitan dengan berbagai bidang mulai petani, pedagang, pekerja, agen, pemodal dan lainnya.(*)

Baca juga: Harga Naik, Sawit di Aceh Singkil Sentuh Angka Rp 1.650 Per Kilogram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved