Ingat Tanggul Jangan Cuma di Musim Hujan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, meminta jajaran instansi terkait mempercepat penanganan tanggul sungai di Aceh Utara yang jebol akibat banjir beberapa hari lalu.

“Sekarang juga alat berat harus didatangkan untuk memperbaiki tanggul yang jebol ini,” katanya, Selasa (18/10/2022) saat meninjau tanggul Krueng Keureuto di Kecamatan Lhoksukon.

Menteri Basuki juga meninjau titik-titik tanggul yang jebol dan dalam kondisi kritis digerus arus sungai di kawasan itu.

Ia memastikan, dalam waktu dekat pihaknya membangun kembali tanggul tersebut agar masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Keureutoe terhindar dari banjir pada musim hujan.

“Menurut laporan yang saya terima, ada empat titik tanggul jebol akibat banjir di sini.

Ini sudah kita datangkan alat berat ke lokasi.

Kita tangani dengan menutup dulu titik-titik tanggul yang jebol,” imbuhnya.

Selama ini masyarakat yang berdomisili di DAS tersebut memang dilanda kecemasan setiap kali musim hujan.

Banyak rumah warrga setempat yang sudah menjadi korban akibat luapan air sungai dan karena jebolnya tanggul.

Baca juga: Menteri PUPR Minta Percepat Tangani Tanggul Jebol akibat Banjir

Baca juga: Kunker ke Aceh Utara, Menteri PUPR Pastikan Perbaikan 18 Titik Tanggul Jebol Harus Selesai Sepekan

Dalam kejadian terbaru, setidaknya ada empat rumah warga dekat daerah aliran sungai itu rusak.

Sebelumnya, Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi AP MSi, bersuara lantang meminta negara supaya hadir untuk menangani masalah banjir di Aceh Utara.

Di matanya, ini merupakan pekerjaan besar yang juga membutuhkan biaya besar yang tak sanggup ditangani pemerintah kabupaten.

“Beberapa hari lalu kita sudah laporkan tentang banjir ini kepada Pak Menteri.

Dan, Alhamdulillah Pak Menteri PUPR sudah datang langsung ke sini.

Kita harapkan penanganan darurat bencana, terutama perbaikan tanggul sungai yang rusak dapat segera selesai,” jelas Azwardi.

Pengalaman selama ini, ketika musim hujan, apalagi hingga menimbulkan banjir yang merusak pemukiman masyarakat serta kebun dan lahan persawahan rakyat, keberadaan tanggul sungai selalu menjadi perbincangan.

Di luar musim hujan, topik soal tanggul dan DAS seperti terlupakan.

Dulu, perubahan iklim sering dianggap sebagai kejadian masa depan.

Dan, melihat fenomena cuaca belakangan ini, ternyata kita sudah berada di masa depan.

Dan, karena itu, tak boleh ada lagi keengganan politik untuk mengalokasikan sumber daya dan dana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini.

Salah satu hal terpenting adalah mencegah bencana hidrometeorologi.

Perencana, pengambil keputusan, dan pemangku kepentingan masyarakat harusnya menyadari betul bahwa perubahan iklim, penanggulangan bencana, dan pembangunan berkelanjutan bukanlah bidang yang berbeda dari pengembangan kebijakan.

Juga tidak bertentangan dengan kebutuhan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang.

Seorang ahli pernah mengingatkan, bahwa “faktor lingkungan dan konsep pembangunan yang tidak berkelanjutan sangat berkontribusi pada peningkatan intensitas dan kualitas bencana alam”, terutama banjir dan tanah longsor.

Itu artinya, bagi kita di Aceh, selain membangun dan memperbaiki tanggul serta membersihkan aliran sungai, masalah daerah tangkapan air di hulu juga harus diperhatikan.

Jangan hanya mencegah kerusakan hutan atau lingkungan, tapi juga harus ada program reboisasi yang serius.

Nah?!

Baca juga: Menteri PUPR Minta Percepat Tangani Tanggul Jebol di Aceh Utara

Baca juga: Sambangi Kementerian PUPR, Bakri Siddiq Bawa Pulang Dana Pembangunan Infrastruktur Senilai Rp47,9 M