Breaking News

Internasional

Aktivis Iran Diseret di Kantor Kejaksaan, Dikhawatirkan Tidak Bisa Keluar Hidup-Hidup dari Penjara

Seorang aktivis terkenal Iran mengalami penyiksaan saat dihadirkan ke Kantor Kejaksaan dengan kondisi kaki patah.

Editor: M Nur Pakar
Screenshoot
Para pelajar di Kurdistan, Iran melakukan demonstrasi mengutuk kematian Mahsa Amini di tangan polisi moral Iran. 

Keluarganya mengatakan tidak memiliki kabar tentang dia sejak kebakaran itu.

Baca juga: Kelompok Oposisi Iran di Pengasingan Minta Barat Bantu Demonstran Gulingkan Rezim

“Mengapa seseorang tidak bisa bebas yang satu-satunya alatnya adalah otaknya? Apakah berpikir itu kejahatan?” istrinya tweeted.

Arash Sadeghi baru dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman beberapa tahun pada Mei lalu.
Dia dipenjara di Evin pada 12 Oktober 2022, meskipun menderita chondrosarcoma, jenis kanker tulang yang langka.

Ayahnya men-tweet gambar selusin kotak obat yang dia butuhkan.

“Anda dapat memenjarakan tubuhnya tetapi jiwanya selalu bersama orang-orang dan para tahanan yang tidak dia kenal,” tulisnya.

IHR menyatakan keprihatinannya beberapa aktivis masih tidak dapat berkomunikasi di balik jeruji besi.

Termasuk jurnalis dan juru kampanye Golrokh Iraee dan blogger teknologi terkemuka Amir Emad Mirmirani, yang dikenal sebagai Jadi.

Kelompok hak asasi mengatakan beberapa tahanan telah memberikan pengakuan yang memberatkan diri sendiri di televisi di bawah tekanan dan penyiksaan.

Baca juga: Argentina Minta Qatar Tangkap Wakil Presiden Iran, Terlibat Pembantaian Yahudi di Buenos Aires 1994

Bahkan, menjadi sasaran penghinaan verbal saat berada dalam tahanan.

Tahanan telah bersaksi dipukuli dengan kejam, disiksa selama interogasi, dan tidak diberi makanan dan air minum bersih,” kata Boroumand.

“Para tahanan dibiarkan dengan peluru senapan dan anggota badan yang patah (dan) tanpa perawatan medis," ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved