Reivano Jadi Korban 134 Tragedi Kanjuruhan, Meninggal Usai Dirawat 18 Hari, Luka di Kepala dan Dada
Jumlah korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan yang sebelumnya 133, kini bertambah menjadi 134 orang.
SERAMBINEWS.COM, MALANG - Korban meninggal dunia kaibat Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya kembali bertambah.
Jumlah korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan yang sebelumnya 133, kini bertambah menjadi 134 orang.
Adapun korban ke-134 yang meninggal dunia akibat Tragedi Stadion Kanjuruhan ialah Reivano Dwi Afriansyah
Setelah dirawat 18 hari, korban Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur atas nama Reivano Dwi Afriansyah,17, meninggal dunia.
Reivano meninggal dunia hari ini, Jumat (21/10/2022) pukul 06.45 WIB.
Reyvano merupakan siswa Kelas XII, jurusan desain grafis SMKN 4 Malang.
Ia adalah warga Jalan Kebonsari RT 4 RW 1 Dusun Kebonsari, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Dengan demikian, jumlah total korban meninggal tragedi Kanjuruhan adalah 134 orang.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSSA, dr I Wayan Agung mengatakan, Reyvano sempat menjalani perawatan selama 18 hari di RSSA Malang.
Agung mengatakan, Reyvano merupakan pasien rujukan dari RS Hasta Husada Kepanjen.
Di rumah sakit itu, ia sempat mendapatkan perawatan selama dua hari.
Namun kemudian dia dirujuk ke RSSA.
Luka di kepala dan dada
Lebih lanjut Agung menjelaskan, Reyvano dirawat karena luka di kepala dan dada.
Selama 18 hari menjalani perawatan di RSSA, kondisi napasnya tidak stabil.
Ia bahkan sempat ditempatkan di ruang ICU hingga menggunakan alat bantu ventilator.
"Kondisinya naik turun terus, ada luka di kepala, di tulang, dada (selama di RSSA). Tulang di dada ini yang kesulitan membuat dia bernapas," kata Agung sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/10/2022).
"Jadi selama 18 hari, ananda Reyvano menggunakan alat bantu ventilator dengan kondisi naik turun. Kita terus berjuang dengan almarhum selama 18 hari, tapi Tuhan menentukan kehendak lain, kami sangat berduka," tambahnya.
Baca juga: Korban yang Meninggal Dunia Dalam Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi, Kini Jadi 134 Orang
Sebelumnya, korban ke-133 bernama Andi Setiawan (33) meninggal dunia setelah dirawat 16 hari.
Andi meninggal dunia saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Adapun dalam data itu juga terlihat bahwa masih ada 9 korban yang menjalani perawatan di RS.
Rinciannya, 7 korban di RSSA dan 2 korban dirawat di RSUD Kanjuruhan.
Sementara itu, terdapat 639 korban yang masih harus menjalani rawat jalan.
Diketahui total korban yang diakibatkan dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 781 korban.
Baca juga: Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan Diperiksa 5 Jam Terkait Tragedi Kanjuruhan, Dicecar 45 Pertanyaan
Respons Polri Terkait Dugaan Intimidasi Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan hingga Batal Autopsi
Mabes Polri merespons soal informasi gagalnya autopsi korban tragedi Kanjuruhan yang diduga karena adanya intimidasi dari polisi ke pihak keluarga.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto sudah membantah soal informasi intimidasi tersebut.
Di sisi lain, kata Dedi, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sudah bertemu dengan keluarga dan menyampaikan bantahannya
"Kemarin dari TGIPF sudah mendatangi keluarga dan sudah menyampaikan ke media dan Kapolda juga sudah menyampaikan (bantahan soal adanya intimidasi)," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).
Diketahui, Irjen Toni menyatakan agenda ekshumasi, autopsi jenazah Aremania korban Tragedi Kanjuruhan gagal dilangsungkan karena alasan pihak keluarga menarik diri.
Kepastian batalnya agenda autopsi jenazah Aremania korban Tragedi Kanjuruhan itu disampaikan Kapolda Jatim dalam kunjungannya ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Rabu (19/10/2022).
"Bagaiamana pun untuk pelaksanaan autopsi, salah satunya meminta persetujuan keluarga. Dan hasil informasi yang kami peroleh, hingga saat ini bahwa keluarga sementara belum menghendaki untuk dilakukan autopsi," ujar Toni usai menjenguk para korban Tragedi Kanjuruhan yang masih dirawat di RSSA, Rabu (19/10/2022).
Kapolda Jatim yang baru dilantik itu juga membantah informasi yang menyebutkan penyebab pihak keluarga Aremania menolak autopsi karena adanya intimidasi.
"Tidak benar, sekali lagi tidak benar. Silahkan bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Semua sekarang sudah diketahui oleh publik informasi- informasi yang itu, dan media bisa mengkonfirmasi hal itu," ungkapnya.
TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM) langsung mengkonfrimasi kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang sebelumnya bersedia untuk autopsi, Devi Athok asal Bululawang, Kabupaten Malang.
Devi membenarkan, terkait tidak dilaksanakannya autopsi pada jenazah kedua anaknya itu.
"Enggak pak, biar azab Allah yang menghukum pelaku pembantaian kedua anak ku," tandasnya.
Baca juga: Ramai Anak-anak Masuk RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, Pasien Pun Overload Hingga Dirawat di Lorong RS
Baca juga: Pesan Steven Gerrard Usai Dipecat Aston Villa: Saya Seorang Pejuang, Takkan Berhenti dari Sepak Bola
Baca juga: VIDEO Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Landa Kota Langsa, Rumah Warga Terendam Banjir Luapan
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Jumlah Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah, Sosok Terakhir Masih SMK