Internasional

Keledai Dilarang Diimpor ke Jalur Gaza, Tudingan Pejabat Israel Mengada-Ada

Gerobak keledai yang tiba di pasar sayur lingkungan Sheikh Radwan di Jalur Gaza, Palestina mulai jarang kelihatan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Seorang pedagang membawa datangannya dengan keledai di Jalur Gaza, Palestina 

SERAMBINEWS.COM, KOTA GAZA - Gerobak keledai yang tiba di pasar sayur lingkungan Sheikh Radwan di Jalur Gaza, Palestina mulai jarang kelihatan.

Sebelumnya, pedagang dan pembeli berbondong-bondong ke sana dan telah menjadi fitur reguler selama bertahun-tahun di jalur yang dikepung oleh Israel itu.

Tapi ini mungkin menjadi masa lalu, karena Israel telah mencegah keledai memasuki Jalur Gaza sejak Desember 2021, menurut pedagang keledai di Jalur Gaza.

Hani Al-Nadi (40) seorang pedagang keledai, mengatakan Israel mencegah dia dan pedagang lain mengimpor hewan ke Jalur Gaza.

“Pada Desember2 021, saya diberitahu oleh otoritas Israel di Erez Crossing bahwa saya tidak diizinkan mendapatkan izin impor keledai,” kata Al-Nadi kepada Arab News, Minggu (23/10/2022).

Dia mengatakan sebuah organisasi non-pemerintah Israel mengklaim keledai disiksa di Jalur Gaza setelah diimpor dari Israel.

Bahkan, dituding disembelih dan kulitnya dijual ke China melalui Mesir.

Baca juga: Warga Jalur Gaza Gerah Atas Blokade Israel dan Mesir Atas Pasokan Listrik, Bangun Tenaga Surya

Ofer Stritch, dari Starting Over, sebuah tempat perlindungan hewan nirlaba Israel, mengatakan:

“Kami belajar dari berbagai sumber di Jalur Gaza, banyak keledai yang tiba di jalur itu melalui Israel dikirim ke Mesir di mana disembelih dan kulitnya dijual ke China."

“Kami menyadari ada peningkatan tiba-tiba dalam jumlah keledai yang diangkut dari Israel ke Mesir melalui Jalur Gaza.”

Al-Nadi menolak tuduhan itu dengan mengatakan tidak dapat mengekspor apa pun melalui Mesir, dan keledai tidak disembelih di Jalur Gaza.

"Saya tidak tahu alasan klaim ini," jelasnya.

Menurut Al-Nadi, Israel menjadi satu-satunya sumber mengimpor keledai, yang digunakan untuk transportasi murah mengingat harga bahan bakar yang tinggi di Jalur Gaza.

Orang-orang Palestina menggunakan keledai untuk menarik gerobak hasil pertanian untuk diangkut ke pasar atau dijual oleh pedagang kaki lima.

Baca juga: PBB Bantu Tablet Komputer Kepada Anak-Anak Jalur Gaza, Buka Dunia Dari Cengkeraman Israel

Mahmoud Al-Ra'i (33) mengatakan sudah selama 15 tahun saya menggunakan gerobak keledai untuk menjual sayuran di jalan-jalan Jalur Gaza.

"Ini adalah keledai kedua yang saya beli sejak awal saya bekerja di ladang ini," sebutnya.

Al-Ra'i ingin mengganti keledainya sebulan yang lalu, tetapi dia membatalkan ide itu.

Dia mengetahui tentang tingginya harga keledai sebagai akibat dari larangan impor hewan oleh Israel.

Harga rata-rata seekor keledai di Jalur Gaza adalah sekitar $200, tetapi sekarang telah meningkat menjadi sekitar $800.

Bisnis Jalur Gaza menggunakan alat transportasi tradisional termasuk truk dan tuk-tuk.

Tetapi, sejak harga bahan bakar yang tinggi $2 per liter telah mendorong beberapa pengemudi untuk menggunakan keledai dan kuda.

Rami Al-Shandaghli (47) mengatakan harga bahan bakar tinggi di Jalur Gaza, sehingga keuntungan menjadi rendah ditambah situasi ekonomi yang buruk.

Baca juga: Warga Jalur Gaza Ubah Plastik Menjadi Bahan Bakar Solar, Nelayan Sangat Terbantu

Dia mengatakan keledai menjadi cara terbaik, karena biaya makan dan merawat sangat rendah.

“Biaya makanan keledai per hari tidak melebihi 5 shekel ($ 1,5), dan luka dapat disembuhkan dengan berenang di laut, dan umur rata-rata keledai 20 tahun,” kata Al-Shandaghli.

Israel mengendalikan sebagian besar impor Jalur Gaza saat mereka masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom.

Mesir mengizinkan beberapa barang masuk ke Jalur Gaza melalui penyeberangan Salah El-Din.

Menurut Al-Nadi, Jalur Gaza biasa mengimpor antara 500 sampai 600 ekor keledai setiap tahun, tetapi sejak awal tahun, tidak ada keledai baru yang masuk ke Jalur Gaza.

“Saat ini saya tidak memiliki pekerjaan di bidang keledai," ujarnya.

"Sampai masalah ini terselesaikan, saya membantu ayah saya memelihara sapi," tambahnya.

"Israel juga telah menangguhkan izin masuk saya,” katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved