This is Aceh

Guel, Kisah Sengeda, Bener Meriah, dan Pengkhianatan Reje Linge XIV

Tari Guel merupakan akar seluruh tari di Gayo. Dimainkan pada upacara perkawinan dan kegiatan-kegiatan tertentu.

Editor: IKL
FOR SERAMBINEWS.COM
Guel, Kisah Sengeda, Bener Meriah, dan Pengkhianatan Reje Linge XIV 

SERAMBINEWS.COM, APAKAH itu Guel? Tari Guel merupakan akar seluruh tari di Gayo. Dimainkan pada upacara perkawinan dan kegiatan-kegiatan tertentu. Guel berarti bunyi atau bebunyian adalah tarian yang seluruh gerakannya meniru gerak belalai gajah, kibasan sayap burung punyuk, kepak elang, dan geliat lintah.

Masyarakat Gayo mengaitkan Tari Guel dengan tragedi Sengeda dan Bener Meriah, dua bersaudara kandung putra Reje Linge XIII dari ibu asal Kesultanan Johor. Ayah mereka, Reje Linge XIII, menjadi penguasa di Pulau Lingga (sekarang Kepulauan Riau) setelah penaklukan Johor oleh Kerajaan Aceh Darussalam.

Reje Linge XIII adalah salah seorang panglima Kerajaan Aceh Darussalam yang kemudian mendapat wilayah kekuasan di Pulau Lingga. Di pulau itu pula, ia meninggal dunia, meninggalkan seorang istri dan dua putra, si sulung Bener Meriah dan si bungsu Sengeda.

Ketika Sengeda dan Bener Meriah pulang menjenguk Tanoh Linge, berbekal identitas cincin warisan Reje Linge XIII, ternyata ditolak keras oleh Reje Linge XIV yang sedang berkuasa di Kerajaan Linge.

Kehadiran Sengeda dan Bener Meriah dicurigai untuk merebut tampuk kekuasaan kerajaan. Dengan penuh siasat, Bener Meriah kemudian dibunuh dalam satu tragedi dramatis.

Baca juga: Bur Telege, Kisah Sukses Pengelolaan Wisata Tanah Gayo oleh Warga Kampung

Baca juga: Reje Hakim Bale Bujang: Kami Butuh Pelatihan SDM

Baca juga: Masyarakat Diajak Dukung Objek Wisata Bur Telege pada API 2022

Baca juga: Bur Telege dan Tari Guel Masuk Nominasi API Award 2022, Begini Cara Dukungnya

Tapi, tidak dengan Sengeda. Ia diselamatkan Cik Serule, Perdana Menteri Kerajaan Linge. Cik Serule yang ditugaskan untuk membunuh Sengeda tidak menjalankan perintah itu.

Tabir pengkhiantan Reje Linge XIV mulai terkuak ketika suatu waktu, Sengeda mimpi bertemu Bener Meriah, yang memberi petunjuk tentang adanya gajah putih dan cara menangkapnya. Gajah tersebut kelak diberikan kepada Sultan Aceh sebagai hadiah untuk putri sultan.

Dalam satu sidang tahunan di Kesultanan Aceh Darussalam, Cik Serule datang memenuhi undangan sebagai utusan Kerajaan Linge. Sengeda yang ia selamatkan, dibawa serta ke istana Sultan. Pada saat sidang berlangsung, Sengeda--sesuai petunjuk mimpinya--mencoba menarik perhatian putri sultan dengan cara bermain-main di Balai Gading.

Di tempat itu, Sengeda melukis seekor gajah putih di helai “neniyon” atau pelepah bambu kering. Sengeda kemudian memainkan lukisan “neniyon” itu dengan memanfaatkan pancaran sinar matahari, sehingga terkesan lukisan gajah menjadi sangat hidup dan berwarna putih.

Putri sultan yang berada tak jauh dari tempat itu melihat pantulan “cahaya” gajah putih dan langsung menarik perhatiannya. Ia pun mendekati Sengeda dan menayakan tentang binatang bertubuh besar dan berbelalai itu.

Sengeda kemudian menceritakan bahwa lukisan yang ia buat adalah sosok gajah putih yang terdapat di hutan Kerajaan Linge. Ia bersedia menangkap dan menyerahkannya kepada putri asalkan mendapat perintah dari Sultan.

Cik Serule sempat gusar saat Sultan memerintahkannya menangkap gajah putih tersebut. Tapi, Sengeda memberi jaminan bahwa ia mampu menangkap sang gajah.

Sekembali ke Tanoh Linge, Sengeda mempersiapkan upacara penangkapan. Ia sendiri yang bertindak sebagai pawang. Di sebuah kawasan hutan, Sengeda dan seluruh peserta upacara memainkan alat-alat bunyi yang mengeluarkan beragam bebunyian, mengiringi jangin (nyanyian), sampai akhirnya muncul sosok gajah berwan putih.

Anehnya, gajah itu diam saja. Sengeda kemudian menarikan gerak-gerakan tertentu yang mirip gerakan belalai gajah, diiringi tabuhan musik yang mistis. Sengeda memainkan gerak tarinya dengan sangat indah dan khidmat.

Tangannya membuat gerak salam berulang-ulang, sampai akhirnya gajah mulai bergerak. Gajah itulah yang selanjutnya diantarkan ke Kesultanan Aceh Darussalam dan diserahkan kepada putri sultan oleh Sengeda. (*)

Dukung Bur Telege dan Guel Menuju API 2022

  • Tari Guel dan obyek wisata Bur Telege masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards 2022
  • Masyarakat diimbau memberi dukungan melalui berbagai platform digital sehingga Guel dan Bur Telege memperoleh suara terbanyak dan menjuarai API 2022
  • Dukungan dapat diberikan melalui akun Instagram @ayojalanjalanindonesia, Youtube Channel APIaward, Facebook @API Award dan SMS premium
  • Dukungan suara dapat diberikan pada periode pemungutan suara (voting periode) antara 1 Juni sampai 31 Oktober 2022
  • SMS premium dukungan dapat dilakukan dengan cara mengirim SMS ke nomor 99386 (berlaku tarif premium untuk semua provider)
  • Contoh: untuk memilih dataran tinggi, ketik API 10D dan kirim ke 99386. atau untuk memilih Atraksi Budaya, ketik API 13I kirim ke 99386
  • Dukungan dapat juga diberikan dengan memberi like dan comment dukungan di video promosi nominasi API 2022 yang sudah diunggah di YouTube Channel APIaward

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved