Berita Langsa

Dari Langsa, Puluhan Offroader AFX Tiga Hari Menembus Melidi, Desa Terisolir di Pedalaman Aceh Timur

Touring lumpur ini harus melewati jalan pegunungan dan menyeberang sungai berlumpur serta bebatuan di hutan belantara dalam wilayah Kabupaten Aceh Tam

Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Para perserta AFX (offroader) harus melalui jalur sulit saat menuju Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, salah satu permukiman pendudukan daerah pedalaman Aceh Timur yang terisolir, Jumat (28/10/2022) 

Touring lumpur ini harus melewati jalan pegunungan dan menyeberang sungai berlumpur serta bebatuan di hutan belantara dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur bagian timur Aceh.

Laporan Zubir | Langsa  

SERAMBINWEWS.COM, LANGSA - Puluhan Offroader Aceh Forest Xplorer (AFX) IX 2022 menembus Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, salah satu permukiman penduduk di pedalaman Aceh Timur yang terisolir. 

Perjalanan puluhan offroader Aceh dan Sumatera Utara dari berbagai komunitas pecinta mobil jeep seperti Xtrim, IOX, IOF, dan lainnya selama 3 hari (27-29/10/2022) dimulai start di Pendopo Wali Kota Langsa

Touring lumpur ini harus melewati jalan pegunungan dan menyeberang sungai berlumpur serta bebatuan di hutan belantara dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur bagian timur Aceh.

Sebelum mencapai tujuan akhir daerah terpencil Desa Melidi, para offroader event AFX IX 2022 dalam rangka HUT Ke-21 Kota Langsa, Kamis (27/10/2022) para offroader menginap semalam di kawasan air terjun Sangka Pane, Aceh Tamiang

Pada hari kedua, Jumat (28/10/2022) pagi, para offroader kembali bergerak menelusuri hutan belantara Aceh Tamiang kawasan Tamsar Bengkelang, Aceh Tamiang menuju wilayah hutan Kabupaten Aceh Timur.  

Peserta AFX akhirnya tiba ke Desa Melidi, Jumat (28/10/2022) malam dan mendirikan bas camp atau BC 2, di area pantai sungai Desa Melidi yang mengaliri air dari Lesten Aceh Tenggara ke muara sungai Aceh Tamiang.

Baca juga: VIDEO Puluhan Offroader Lokal dan Nasional Berjibaku 3 Hari Menerobos Medan Ekstrim Hutan Aceh

Aliran sungai besar ituah yang terdapat Sungai Batu Katak, yang selama ini telah banyak memakan korban nyawa warga Desa Melidi, Tampur Paloh, Tampur Bor, dan HTI Ranto Naro yang merupakan desa kerap terisolir saat banjir di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.

Untuk menyambung hidup, terutama menjual hasil bumi dan membeli sembako, selama ini penduduk Desa Melidi dan 3 desa lainnya di daerah padalaman paling timur Provinsi Aceh ini (Aceh Timur) harus mengarungi Sungai Batu Katak atau 'Sungai Maut'.

Begitu sebutan warga di sana. 

Tidak ada akses jalan darat bagi mereka untuk menuju Aceh Tamiang yang merupakan kawasan terdekat untuk mereka jangkau, karena wilayah itu dikelilingi sungai serta banyak aliran anak sungai dan bukit hutan belantara. 

Berhubung tak adanya akses darat dan harus melalui sungai Batu Katak itu lah, maka penduduk di sana kerap terisolir terutama pada waktu tibanya musim penghujan. 

Sampai sekerang, Pemkab Aceh Timur dan Provinsi Aceh belum memberikan fasilitas jalan serta jembatan bagi masyarakat Aceh yang tinggal di kawasan pedalaman di Aceh Timur itu. 

Baca juga: VIDEO Offroader Aceh Jelajah Pedalaman Aceh Besar Sosialisasikan Vaksinasi Heart to Heart

"Selama ini kami di Desa Melidi tidak bisa berbuat banyak, kami belum ada jalan darat, hanya itu kami butuh di sini, kami harus naik boat dan bertaruh nyawa menuju perkotaan. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved