Eksklusif! Wawancara Irwandi Yusuf: Saya tidak Boleh Nyalon Selama 5 Tahun
Muhammad Anshar secara khusus ditelepon dan diminta masuk untuk mewawancarai keduanya selama lebih kurang 3 menit.
“Hak politik saya untuk dipilih dicabut selama lima tahun sejak keluar (dari tahanan). Tapi saya bisa kerja-kerja politik, tetap akan ikut rapat-rapat partai.” IRWANDI YUSUF, Mantan Gubernur Aceh
VIDEOGRAFER Serambi On TV, Muhammad Anshar secara ekslusif berhasil mewawancarai Irwandi Yusuf dan Steffy Burase di ruangan khusus gedung VVIP Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.
Muhammad Anshar secara khusus ditelepon dan diminta masuk untuk mewawancarai keduanya selama lebih kurang 3 menit.
Apa saja perbincangan mereka? Berikut wawancara ekslusif Muhammad Anshar dengan Irwandi Yusuf dan Steffy Burase yang dirangkum tim Serambi On TV:
Bagaimana perasaannya hari ini Pak Irwandi?
Saya lihat sangat antusias para penjemput, saya suka. Tapa ada hal yang tidak anu bagi saya. Mereka berusaha memisahkan saya dengan Steffy. Itu tidak boleh.
Makanya saya ke sini lagi, balik menjemput (Steffy).
Baca juga: Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Bebas, Disambut Kader PNA, Mungkinkah Jadi Calon Gubernur Lagi?
Baca juga: VIDEO Irwandi Tiba di Aceh, Disambut Anak, Cucu, dan Ratusan Kader PNA
Bagaimana terkait hak politik Pak Irwandi?
Ini yang dicabut adalah untuk menjadi kepala daerah lagi, dan lima tahun dari sekarang tidak boleh. Saya tidak boleh nyalon.
Tetapi ada tapinya, saya bisa PK. Kalau untuk dipilih tidak bisa.
Apa agenda Pak Irwandi setelah ini?
Rencana pertama mengunjungi orang tua, rencana kedua apa yang mungkin.
Steffy Burase
Bagaimana perasaan Mbak Steffy selama merawat Pak Irwandi di penjara?
Up and down. Ada suka dan dukanya pasti. Cuma mungkin memang karena beda culture, beda budaya, agak ngeshok ngelihat budaya penyesuaiaan, ya berat sih sebenarnya.
Baca juga: Irwandi Tiba di Aceh, Kehadiran Steffy Burase Heboh, Sempat tak Bisa Keluar dari Gedung VVIP Bandara
Sampai berapa lama di Aceh?
Kami, Bang Wandi mau bertemu mami, tapi ternyata pas nyampe ke sini terlalu banyak pihak luar yang ikut campur. Sampe mungkin mereka mengganggap saya perempuan juga bukan orang Aceh. Jadi agak terlalu keras.
Jadi memang saya agak kaget dengan cara preman, agak syok, cuma saya harapannya ke seluruh lapisan masyarakat, partai PNA khususnya, untuk ini adalah masalah rumah tangga yang mana dalam agama kita bahkan orang tua kandung kita sendiri tidak diperbolehkan ikut campur urusan rumah tangga anaknya.
Maka saya mohon kalian yang jauh pemahaman di atas saya untuk tidak terlalu jauh dan tidak terlalu zalim. Tidak memakai cara-cara preman untuk memisahkan saya dengan suami saya, karena dari saya pribadi sejujurnya saya tidak kuat, kalau suami saya ridho saya memilih pergi.
Berapa lama di sini?
Di sini setelah urusan dengan mami, setelah menyelesaikan urusan saya akan balik ke jakarta.(*)