Luar Negeri
Rusia Merekrut Kopassus Afghanistan yang Dilatih Amerika Serikat untuk Dikirim ke Ukraina
"Mereka tidak ingin pergi berperang - tetapi mereka tidak punya pilihan," kata salah satu jenderal, Abdul Raof Arghandiwal.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar.
Tidak jelas berapa banyak anggota pasukan khusus Afghanistan yang melarikan diri ke Iran telah dirayu oleh Rusia.
Tetapi seorang sumber mengatakan bahwa dia berkomunikasi melalui layanan obrolan WhatsApp dengan sekitar 400 pasukan komando lainnya yang sedang mempertimbangkan tawaran.
Dia mengatakan banyak orang seperti dia takut dideportasi dan marah pada AS karena meninggalkan mereka.
“Kami pikir mereka mungkin membuat program khusus untuk kami, tetapi tidak ada yang memikirkan kami,” kata mantan komando yang meminta dirahasiakan.
“Mereka baru saja meninggalkan kita semua di tangan Taliban,”sambungnya.
Komando itu mengatakan tawarannya termasuk visa Rusia untuk dirinya sendiri serta tiga anak dan istrinya yang masih di Afghanistan.
Sementara yang lain telah ditawari perpanjangan visa mereka di Iran.
Dia mengatakan dia sedang menunggu untuk melihat apa yang diputuskan orang lain di grup WhatsApp tetapi berpikir banyak yang akan menerima kesepakatan itu.
Saudara dari seorang komando Afghanistan di Iran yang telah menerima tawaran Rusia mengatakan ancaman Taliban membuat sulit untuk menolak.
Dia mengatakan saudaranya harus bersembunyi selama tiga bulan setelah jatuhnya Kabul, bolak-balik antar rumah kerabat sementara Taliban menggeledah rumahnya.
“Saudara laki-laki saya tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran itu,” kata saudara komando, Murad, yang hanya akan memberikan nama depannya karena takut Taliban akan melacaknya.
"Ini bukan keputusan yang mudah baginya," katanya.
Mantan panglima militer Afghanistan Alizai mengatakan sebagian besar upaya perekrutan Rusia difokuskan di Teheran dan Mashhad. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)