2 Sosok Dokter Bergelar Pahlawan Nasional, Berjasa Rawat Soekarno dan Kaum Perempuan Korban Jepang
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa dua sosok dokter ini menjadi tokoh dalam dunia kesehatan masa kini
Amalia Rubini juga berinteraksi dengan perkumpulan istri dokter di Pontianak untuk berbagi informasi dan keterampilan seputar pemberdayaan perempuan dan anak.
Saat Jepang menduduki Indonesia, Dokter Rubini ikut merawat kaum perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual tentara Jepang.
Hal itu membuatnya geram terhadap penindasan Jepang dan mulai mengadakan konsolidasi.
Dia bersama aktivis dan pejuang berencana melakukan perlawanan pada Desember 1943.
Namun, rencana itu lebih dulu diketahui Jepang.
Dokter Rubini dan istrinya serta sejumlah tokoh yang terlibat, akhirnya dihukum mati oleh Jepang. Mereka dibantai secara sadis pada 28 Juni 1944 di daerah Mandor.
Peristiwa pembantaian ini dikenal sebagai Tragedi Mandor.
Selain bergelar pahlawan nasional, nama Dokter Rubini juga diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Selain itu, nama beliau diabadikan pula menjadi nama jalan di Mempawah, kota Pontianak, dan Kota Bandung.
Baca juga: Pemko Banda Aceh dan BSI Bersinergi, Bakri Siddiq: untuk Majukan UMKM di Ibu Kota Provinsi Aceh
Baca juga: VIDEO Warga Hagu Teungoh dan Hagu Selatan di Ring 1 Pertamina Diberi Pelatihan Tanggap Darurat
Baca juga: Oknum Polisi Selingkuh dengan Bidan Puskesmas, Suami Lapor ke Propam: Dia Merusak Rumah Tangga Saya
Kompastv: 2 Sosok Dokter Bergelar Pahlawan Nasional, Berjasa Rawat Soekarno dan Kaum Perempuan Korban Jepang