Breaking News

HGU Kelapa Sawit Masuk KEL

BREAKING NEWS - HGU Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Subulussalam Disorot karena Masuk KEL

Perusahaan yang dilaporkan HGU perkebunannya ada masuk dalam kawasan hutan lindung, KEL itu adalah PT LB. Namun belakangan PT LB kabarnya telah...

Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Salah satu truk yang sedang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT LB Kota Subulussalam untuk dibawa ke Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit yang ada di Kota Subulussalam. 

Perusahaan yang dilaporkan HGU perkebunannya ada masuk dalam kawasan hutan lindung, KEL itu adalah PT LB.  Namun belakangan PT LB kabarnya telah mengeluarkan HGU terkait dari kawasan KEL atau tutupan hutan.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kabar mengejutkan mencuat dari dunia perkebunan di Kota Subulussalam terkait adanya Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang bergelut di bidang perkebunan kelapa sawit karena dilaporkan ada yang masuk dalam hutan lindung atau Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Informasi ini diperoleh Serambinews.com Jumat (10/11/2022) berdasarkan laporan dan investigasi lapangan Rainforest Action Network (RAN) salah satu NGO Internasional.

Perusahaan yang dilaporkan HGU perkebunannya ada masuk dalam kawasan hutan lindung, KEL itu adalah PT LB. 

Namun belakangan PT LB kabarnya telah mengeluarkan HGU terkait dari kawasan KEL atau tutupan hutan.

Sumber Serambinews.com mengatakan meski pun PT LB sudah mengeluarkan HGU-nya dari kawasan hutan lindung, namun sorotan masih terjadi hingga adanya peringatan keras Apical terhadap CPO.

Atas dasar ini, RAN selaku NGO Internasional bidang lingkungan sudah menyoroti Apical. 

Apical adalah salah satu pengelola dan pengekspor minyak sawit dan produk turunannya seperti makanan, oleokimia, dan biodiesel terbesar di Indonesia untuk keperluan domestik dan ekspor internasional.

Sementara di Kota Subulussalam PT Global Sawit Semesta (GSS) salah satu pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Kota Subulussalam mendapat sorotan dari Apical sebagai pengekspor minyak sawit perusahaan tersebut.

Baca juga: Musim Trek, Hasil Produksi Kebun Sawit Petani Abdya Turun Drastis

PT GSS disorot lantaran dilaporkan melakukan pembelian TBS dari perkebunan yang terlibat pada kegiatan deforestrasi.

Pasalnya, PT GSS dilaporkan membeli Tandan Buah Segar (TBS) dari perusahaan perkebunan yang HGU nya ada terkena hutan lindung tersebut.

Mendapat sorotan dari Apical, PT GSS sudah mengambil sikap dengan membuat surat larangan pengiriman TBS Illegal.

Surat bernomor 01/LG-GSS/Exr/VIII/2022 tanggal 25 Oktober 2022 tersebut menyebutkan perihal penegasan ulang larangan pengiriman TBS illegal.

Dalam surat itu menegaskan kepada semua pemasok TBS agar tidak menerima dari beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang pernah disebutkan dalam laporan dan investigasi lapangan RAN selaku NGO internasional. 

Perkebunan itu disebut terllibat dalam kegiatan deforestrasi.

Sumber terkait yang ditanyai wartawan menyatakan terkait laporan RAN, pascadiperingatkan pihak PT GSS mengaku sudah menghentikan pembelian TBS dari PT LB sampai sekarang.

Baca juga: Pencarian Pengutip Brondolan Sawit yang Hanyut di Krueng Bayeun Aceh Timur Distop, Besok Lanjut Lagi

Untuk diketahui, Apical adalah salah satu pengelola dan pengekspor minyak sawit dan produk turunannya seperti makanan, oleokimia, dan biodiesel terbesar di Indonesia untuk keperluan domestik dan ekspor internasional.

Empat kilang minyak Apical di Indonesia dan Tiongkok memiliki kapasitas total 4,2 juta ton per tahun.

Pada Bulan Juli 2016, Apical mengakuisisi perusahaan biodiesel Spanyol, Bio-Oils, meningkatkan produksi solar secara global tahunan sebesar hampir 60 persen menjadi lebih dari 680.000 ton per tahun.

Kilang-kilang ini didukung oleh infrastruktur logistik terpadu seperti dermaga, tangki penyimpanan darat dan tongkang, fasilitas desalinasi air dan pembangkit listrik mandiri.

Apical berkomitmen pada rantai pasokan yang berkelanjutan, dimana sumber bahan baku yang dimiliki transparan dan dapat diandalkan.

Apical bekerja dengan petani untuk mendorong praktik pengelolaan terbaik secara keberlanjutan.

Baca juga: Nekat Seberangi Sungai Sendirian Sampil Pikul Brondolan Sawit, Pemuda Rantau Selamat Terseret Arus

Selain itu, Apical aktif mengawasi semua jaringan untuk memastikan semua pamasok sesuai dengan komitmen keberlanjutan dan memiliki sebuah sistem pengaduan untuk para pemangku kepentingan.

Sebagai mitra perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial, Apical mendukung masyarakat setempat dengan membangun infrastruktur dan menyediakan akses pasar yang lebih baik untuk produk yang dihasilkan.

Apical percaya bahwa mendukung petani adalah bagian integral dari model bisnis, membantu memenuhi tujuan keberlanjutan dan bisnis perusahaan. 

Selain menjadi anggota RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISCC (International Sustainability and Carbon Certification), Apical sedang melakukan Sustainability Assurance System (SAS) internal secara komprehensif. (*)

Baca juga: Salurkan Logistik ke Desa Terisolir Banjir, Bupati Lobi Perusahaan Sawit Minta Pinjam Helikopter 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved