Jarang Diketahui, Ini Manfaat Daun Kelor Untuk Alat Vital Pria, Bisa Untuk Atasi Disfungsi Ereksi
Ada banyak manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh. Ternyata tanamanan kelor ini juga berguna untuk alat vital pria.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di PubMed National Library of Medicine, menunjukkan hasil studi tabung reaksi dari ekstraksi biji dan daun kelor.
Glukosinolat pada tanaman super food kelor ini menunjukkan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada manusia.
Dari studi tersebut, memunculkan spekulasi bahwa manfaat super food kelor dapat membantu mencegah hiperplasia prostat jinak (BPH).
Kondisi ini biasanya menjadi lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia pria, yang ditandai dengan pembesaran prostat.
Pembesaran prostat tersebut biasanya akan menyebabkan pria lanjut usia sulit buang air kecil.
Studi tentang hal ini dilakukan pada tikus yang menerima ekstrak daun kelor sebelum diberikan testosteron setiap hari selama 4 minggu untuk menginduksi BPH.
Ekstrak yang ditemukan, secara signifikan dapat mengurangi berat prostat.
Studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak tanaman kelor ini juga dapat menurunkan kadar testosteron pada tikus yang diobati.
Untuk diketahui, pada manusia, kadar testosteron yang rendah dapat mengurangi gairah seks dan fungsi ereksi, yang akan menyebabkan hilangnya massa otot dan menyebabkan pria mengalami depresi.
Kendati studi manfaat daun kelor untuk kesehatan seksual pria ini telah menunjukkan hasil baik pada tikus, namun para peneliti belum menentukan apakah manfaat super food dari eksrak daun kelor ini sama jika studi diujikan pada manusia.
4. Manfaat Kelor dalam Mengontrol Gula Darah
Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi yang terjadi pada saat tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakannya secara efisien.
Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas yang berfungsi menurunkan kadar gula darah setelah makanan. Kondisi diabetes tipe 2 ini banyak terjadi pada pria daripada wanita.
Oleh karenanya, kemungkinan kondisi ini juga yang membuat pria cenderung menyimpan lebih banyak lemak berbahaya di sekitar daerah perut mereka.
Banyaknya lemak berbahaya yang disebut lemak visceral ini, dapat berdampak pada penurunan efektivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes.