Pojok UMKM Aceh
King Soka, Capit Indonesia dari Aceh
Dengan dukungan jaringan pembubidaya kepiting dari berbagai daerah, King Soka menawarkan skema kerja sama budidaya yang fleksibel dan adaptif.
"Karena itulah, saya coba mengembangkan usaha ini dan Alhamdulillah semakin lama hasilnya semakin membaik". DIAN TAMARA NST CEO PT King Soka Indonesia
SERAMBINEWS.COM - King Soka merupakan pelopor olahan kepiting cangkang lunak (soka) di Aceh. Dengan mengusung tagline ‘Capit Indonesia dari Aceh,’ King Soka ingin menjadi merek ikonik bagi kepiting kulit lunak (soka) di Indonesia.
CEO/Founder PT King Soka Indonesia, Dian Tamara Nasution ST, mengatakan, dengan melibatkan petambak lokal, pihaknya terus bergerak menjalin kerja sama membentuk jaringan rantai pasok dengan kelompok pembudidaya soka mulai dari kawasan Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, hingga Medan. Harapannya, agar Indonesian Premium Seafood ini bisa mendapatkan pasar yang lebih luas.
Soal latar belakang dirinya memilih kepiting lunak sebagai obyek usaha kulinernya, Dian Tamara mengungkapkan, ia tertarik dengan usaha ini setelah mengunjungi Gampong Cot Lamkuweueh, Kecamatan Meuraxaa, Banda Aceh, salah satu desa yang memiliki tempat budidaya soka.

“Karena itulah, saya coba mengembangkan usaha ini dan Alhamdulillah semakin lama hasilnya semakin membaik,” ujar alumni Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta, ini.
Dengan memakai merek King Soka, pria kelahiran Aceh Tamiang tahun 1981 ini membuka outlet di Jalan Sultan Iskandar Muda, Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Namun efek pandemi membuat Dian harus mengubah pola bisnisnya dan kini ia pun mulai merambah ke hulu usahanya yaitu budidaya kepiting soka.
Baca juga: King Soka Berpeluang Tembus Pasar Luar Negeri
Dengan dukungan jaringan pembubidaya kepiting dari berbagai daerah, King Soka menawarkan skema kerja sama budidaya yang fleksibel dan adaptif.
King Soka menyiapkan mulai dari kelengkapan sarana budidaya kepiting lunak dalam ruangan (indoor) maupun jasa konsultasi budidaya secara berkala.
Dalam pemasaran hasil panennya, King Soka juga bekerja sama dengan toko retail lokal di Banda Aceh seperti Simpang Lima Groceries yang berlokasi di Taman Sari.
Produk yang ditawarkan selain Kepiting Soka segar juga King Soka Frozen yang merupakan produk kemasan dengan inovasi pengolahan yang higienis dan halal.
Menurut Dian, pihaknya sudah beberapa kali mengikuti pameran untuk mperkenalkan King Soka Frozen. Hasilnya, sambung Dian, mendapat respons positif dari masyarakat luas.
“King Soka Frozen merupakan bahan baku setengah jadi berukuran 200 gram/pack (porsi dua orang),” kata Dian didanpingi Managing Director, Muh Zulfendi ST. Ia mengakui, kuliner olahan kepiting soka di Aceh memang masih sepi peminat.
Sementara di luar Aceh justru sangat digandrungi, terlebih ketika ada momen-momen seperti natal dan imlek.
Baca juga: Irwan Djohan Mendukung King Soka Untuk Jaga Kualitas dan Terus Berinovasi
“Kepiting soka memang belum begitu populer di Aceh, padahal komoditas ini merupakan produk berorientasi ekspor yang sangat dicari oleh pelaku industri makanan di luar Aceh, bahkan mancanegara. Makanya, pasar usaha saya itu antara lain Medan, Jakarta, Jawa Timur, dan kota-kota besar lain di Indonesia. Jadi apa harus ke luar negri untuk mencicipi kepiting soka?” imbuh Dian.
Agar usaha yang digelutinya makin berkembang, Dian berharap dukungan dari dinas terkait tentang konsep pemasaran produk dan manajemen usaha yang baik, khususnya berkenan memperkenalkan produknya ke berbagai stakeholder.
“Hal lain yang perlu dibantu oleh pihak terkait adalah untuk branding. Branding yang bagus sangat perlu agar bagaimana caranya konsumen akan ingat produk kita dan mau mempromosikan produk kita, itu semua tergantung dari branding,” pungkasnya. (*)