Masa Lalu Sekeluarga Tewas di Kalideres Terungkap, Tertutup Sejak Kecil

Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah kemajuan penyelidikan kasus tersebut.

Editor: Amirullah
Tribun Jakarta
Penampakan rumah satu keluarga yang ditemukan tewas membusuk di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat (11/11/202).) Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan satu keluarga yang ditemukan membusuk tidak meninggal dunia dalam waktu bersamaan. 

SERAMBINEWS.COM - Berikut sejumlah fakta baru kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Kasus tewasnya sekeluarga di Kalideres masih menjadi tanda tanya besar.

Kini kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat mulai menemui titik terang.

Hal tersebut diungkap penyidik kepolisian yang tengah menyelidiki kematian Rudyanto sekeluarga itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah kemajuan penyelidikan kasus tersebut.

Hengki mengatakan, pihaknya menemukan banyak belatung di dalam rumah satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, saat melakukan olah TKP lanjutan, Rabu (16/11/2022).

"Kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal," ujar dia, kepada wartawan pada Rabu (16/11/2022).

Dari temuan tersebut, menurut Hengki, pihaknya akan melibatkan ahli, guna melakukan pemeriksaan terkait kondisi belatung.

Sebelumnya dikabarkan, empat orang dalam keluarga tersebut ditemukan tewas di waktu yang berbeda-beda dan tempat berbeda.

Seorang warga Muhammad Mundji (70) memberikan kesaksian soal satu keluarga yang tewas di Kalideres saat dulu tinggal di Gang Lilin 11 RT 007 RW 003, Kelurahan Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Mantan Ketua RT 007 RW 003 tersebut bercerita semasa kecil Rudyanto sempat dihabiskan di rumah kedua orang tuanya itu.

Ayahnya, Tan Giok Tjin, sudah tinggal di rumah itu sejak tahun 1960-an.

Tan dan istrinya memiliki anak tiga bernama Rudyanto, Budyanto dan Cacang.

Mundji mengenal Rudyanto sejak masih kecil. Satu keluarga itu memang sejak dulu tertutup, tak terkecuali Rudyanto.

"Orangnya baik tapi tertutup. Dari kecil sudah tertutup.

Enggak banyak omong dan pendiam," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di rumahnya pada Rabu (16/11/2022) dikutip TribunStyle.com.

Tak hanya Rudyanto, Budianto dan Cacang juga memiliki sifat yang sama.

Mereka jarang sekali bersosialisasi dengan tetangga sekitar.

"Semua sama, enggak banyak omong. Adek-adeknya juga sama seperti Rudyanto," lanjutnya.

Beranjak dewasa, keluarga tersebut mereka makin tertutup.

Setiap selesai beraktivitas di luar, mereka langsung pulang ke rumah dan jarang sekali keluar lagi.

Rudyanto kemudian menikah dengan perempuan bernama Reny Margaretha.

Margaretha dibawa Rudy untuk ikut tinggal di rumah ayahnya.

"Menikahnya di Jawa tapi tinggal di sini. Satu rumah sama orang tuanya," ujarnya.

Cacang juga sudah pindah rumah usai menikah.

Sedangkan Budianto masih tinggal di rumah ayahnya lantaran belum menikah.

Dari pernikahan Rudyanto dan Margaretha melahirkan seorang anak bernama Dian Febbyana. Dian menjadi satu-satunya anak mereka.

"Jadi yang tinggal di sana orang tuanya, Rudyanto, istrinya, Dian sama Budianto.

Semenjak nikah, istrinya terpengaruh suaminya juga jadi cuek," ceritanya.

Selama mereka hidup berkeluarga, Mundji tak pernah melihat Rudy dan istrinya bertengkar.

Sebab, ia tak pernah mendengar ada bunyi keributan di rumah itu.

Dalam kesehariannya, sang ayah, Tan Giok membuka usaha percetakan seperti pembuatan kartu undangan di rumah.

Rudyanto tak membantu ayahnya. Ia memilih bekerja sebagai karyawan percetakan di kawasan Kota.

"Kalau Budyanto membantu bapaknya kerja di rumah," ujarnya.

Polisi (kiri) mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga terdiri dari empat orang, yakni pasangan suami istri, anak usia 30 tahun dan ipar di rumah Blok AC5 No 7, Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi empat mayat satu keluarga itu membusuk dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan autopsi. Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga dalam kondisi membusuk (kanan).
Polisi (kiri) mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga terdiri dari empat orang, yakni pasangan suami istri, anak usia 30 tahun dan ipar di rumah Blok AC5 No 7, Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi empat mayat satu keluarga itu membusuk dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan autopsi. Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga dalam kondisi membusuk (kanan). (Tribun Jakarta)

Cuek saat ortu sakit

Pada tahun 1997, Tan Giok Tjin sempat terjatuh dari kamar mandi rumahnya.

Tan mengeluh kesakitan dan sulit berjalan.

Dia hanya bisa terbaring di kamar tidur.

Namun, lanjut Mundji, anak-anaknya hingga mantu Rudyanto tak ada yang mengurusi ayahnya saat sakit.

"Setelah jatuh itu, anak-anaknya pada cuek. Enggak mikirin. Pak Rudy enggak peduli," katanya.

Bahkan, istri Tan sampai minta pertolongan Mundji, yang kala itu masih menjabat Ketua RT untuk mengurusi suaminya.

Mundji kerap diminta belikan obat oleh istri Tan.

Selain itu, ia juga pernah mengantarkan Tan ke rumah sakit naik bajaj oren.

"Anaknya enggak pernah ngurus. Anak kandung loh itu," tambahnya.

Dalam kesaksiannya, tak pernah anak-anak Tan membawa sang ayah ke rumah sakit atau tempat urut.

Tiba-tiba, Mundji mendapatkan kabar dari istri Tan bahwa Tan sudah meninggal.

"Betul laporan ke saya. Pas saya dateng udah meninggal, sudah di kasur," ujarnya.

Sebagai ketua RT, Mundji sendiri yang mengurusi semua surat-surat kematian Tan.

Tak berselang Tan meninggal, sekitar seminggu sang istri menyusul.

"Begitu Tan meninggal, istrinya kemudian menyusul. Tapi waktu itu bukan saya yang ngurusin," tambahnya.

Mundji tak tahu penyakit apa yang sesungguhnya diderita Tan Giok Tjin.

Kondisinya berubah turun usai kejadian terjatuh dari kamar mandi.

"Sama anak-anaknya enggak dibawa ke dokter sehingga enggak tahu penyakitnya apa," tambahnya.

Tak lama selepas kepergian kedua orangnya, Rudy menjual rumah tersebut dan pindah ke Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada tahun 1997.

Mereka pun hidup di sana sampai semuanya ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022).

Kematian mereka sampai saat ini masih misterius.

Polisi masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya satu keluarga tersebut.

(*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Masa Lalu Sekeluarga Tewas di Kalideres, Tertutup Sejak Kecil, Cuek saat Ortu Sakit hingga Meninggal

Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Kembali Tembak Mati Tiga Demonstran, Korban Tewas Diduga Capai 1.515 orang

Baca juga: Bukti Baru Sekeluarga Tewas di Kalideres, Pakar Curiga Pengikut Santhara: Berhenti Makan Sampai Mati

Baca juga: Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: di TKP Ditemukan Buku Berbagai Agama

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved