Berita Aceh Tamiang
Lestarikan Silat Pelintau, Sanggar di Aceh Tamiang Tampilkan 1.000 Pendekar Muda
Atraksi 1.000 pendekar muda memeragakan jurus silat pelintau secara serempak ini bukan sekadar memukau pengunjung, tapi juga memastikan kesenian dan k
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Atraksi 1.000 pendekar muda memeragakan jurus silat pelintau secara serempak ini bukan sekadar memukau pengunjung, tapi juga memastikan kesenian dan kebudayaan Melayu ini masih terjaga dengan baik di tingkat generasi muda.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sanggar silat pelintau di Aceh Tamiang menghadirkan 1.000 pendekar muda dalam Festival Silat Pelintau yang dilangsungkan di lapangan tribun Aceh Tamiang, Sabtu (3/12/2022) kemarin.
Atraksi 1.000 pendekar muda memeragakan jurus silat pelintau secara serempak ini bukan sekadar memukau pengunjung, tapi juga memastikan kesenian dan kebudayaan Melayu ini masih terjaga dengan baik di tingkat generasi muda.
“Agenda festival ini ditujukan untuk penyelamatan budaya tradisional dengan menampilkan 1.000 SDM baru pendekar silat pelintau yang terdiri dari siswa jenjang SD, SMP, SMA, hingga SLB,” kata ketua panitia, Muhammad Hanafi, Senin (5/12/2022).
Dia menilai kegiatan yang didukung penuh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI serta DewanKesenian Kabupaten Aceh Tamiang ini, menjadi wadah pelestarian silat pelintau. Dalam kegiatan ini, panitia dan DKA terlebih dahulu melakukan kajian di sanggar silat pelintau.
Terpisah, Ketua DKA Kabupaten Aceh Tamiang, Tengku Nuriza Auliatami, SS, MSi menyampaikan strategi sanggar dalam penyelamatan kebudayan sudah sangat tepat. Hal ini dikarenakan sanggar melakukan pengembangan SDM di jenjang-jenjang usia muda.
Baca juga: Serumpun Melayu Raya di Aceh Tamiang Meriah, Tamu Disambut Atraksi Silat Pelintau
“Sanggar sudah sangat tepat dalam mengambil keputusan untuk bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang terkhusus Bidang Kebudayaan dan Bidang Pendidikan Dasar serta Cabang Dinas Pendidikan Aceh,” kata Aulia, sapaanya.
Dalam hal ini, Aulia menggambarkan sekolah sebagai pabrik SDM, jadi sudah selayaknya pengembangan kebudayaan itu bermuara di satuan pendidikan.
“Sangat baik untuk memberi pengalaman jangka panjang kepada siswa bahwa melestarikan kebudayaan adalah hal yang menyenangkan dan wajib
dilakukan.
Kami juga berharap agar silat pelintau masuk ke dalam pelajaran muatan lokal ataupun ekskul sekolah-sekolah di lingkungan kabupaten Aceh Tamiang,” kata Aulia.
Festival Silat Pelintau 2022 ini dibuka oleh Bupati Aceh Tamiang, Mursil yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Abdul Muthalib.
Di hadapan para pendekar muda, Muthalib menjelaskan silat ini lebih menonjolkan keindahan serta seni bela diri bagi orang Tamiang tempo dulu.
Baca juga: Pembukaan PORA di Pidie akan Dimeriahkan Gerakan Pencak Silat 1.000 Siswa, Ini Kata Pj Bupati
“Filosofi pelintau juga lahir dari kearifan lokal dan pengalaman masyarakat terhadap alam sekitarnya untuk memapah kehidupan,” jelasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Fitra Arda yang diwakili oleh Fariani.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga dan mengucapkan apresisasi yang sebesar-besarnya kepada komunitas budaya dalam hal ini Sanggar Seni Pencak Silat Pelintau Tamiang yang telah berusaha dan berupaya melaksanakan kegiatan ini. (*)
