Kasus Anak di Magelang Bunuh Keluarganya dengan Sianida, Kesal Ditagih Uang Investasi Rp 400 Juta
Tersangka, Dhio Daffa ternyata pernah diberi uang sebesar Rp 400 juta oleh orangtuanya yang digunakan untuk investasi.
Ia pun menggunakan sianida yang dicampur dengan teh hangat dan kopi yang biasanya disajikan sang ibu pada Senin (28/11/2022) pagi.
"Benar, (sianida) dicampur di 2 gelas teh dan kopi," ucap DDS, pria penggangguran itu.
Tidak lama setelah itu, sekitar 15-30 menit, seluruh korban mengalami reaksi mual dan muntah sampai tak sadarkan diri. Mereka tewas di tempat dalam kondisi tergeletak di 3 kamar mandi berbeda.
"Saya menyesal," ucap DDS singkat.
Terkait model investasi yang dilakukan, Dhio belum memberikan jawabannya.
Kini, petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.
Sementara itu, Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun menjelaskan saat ini petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.
"Masih kami dalami untuk hal itu (investasi)," pungkasnya.
Baca juga: Fakta Baru Dhio Racuni Sekeluarga di Magelang, Pelaku Ngaku Terinspirasi Kopi Sianida Mirna
Keluarga enggan menjenguk
Keluarga korban kasus pembunuhan di Magelang, Jawa Tengah berkumpul bersama di hari ketujuh kematian ketiga korban yakni Abbas Ashari (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Chairunisa (25).
Kakak kandung dari korban Heri Riyani, Agus Kustiardo menjelaskan, dalam acara tersebut keluarga dari Abbas Ashari dan Heri Riyani sepakat untuk tidak memberikan pembelaan kepada tersangka yang merupakan anak dari korban.
Ia berharap tersangka, Dhio Daffa mendapat hukuman setimpal dan menyerahkan kasus ini ke kepolisian sepenuhnya.
"Kami sepakat menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib, sudah kami relakan. Pastinya tersangka harus dihukum setimpal dengan apa yang dilakukannya," kata dia.
"Dari kami dua pihak keluarga tidak ada pembelaan untuk tersangka. Harus menjalani hukuman, orang melanggar hukum mau seenaknya tidak bisa," tambah dia.
Agus Kustiardo mengungkapkan kejadian ini tidak pernah diduga oleh keluarga korban yang berada di Magelang maupun Yogyakarta.