Penipuan Online
Lagi, Penipuan Online Kirim File Ekstensi APK Via WA, Kali Ini Bermodus Tagihan Listrik PLN
Dalam tangkapan layar pesan yang beredar, pelaku memperkenalkan diri sebagai petugas PLN pusat...
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Gregorius Adi Trianto membantah bahwa pesan tersebut berasal dari PLN.
"Pemberitahuan terkait tunggakan rekening listrik disertai ajakan download atau membuka aplikasi PLN. apk agar terhindar dari pemblokiran dan pemutusan listrik di rumah pelanggan adalah tidak benar, dan bukan informasi dari PT PLN (Persero)," ujar Greg dalam keterangan resmi sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/12/2022)
Baca juga: Ramai Soal Modus Penipuan Berkedok Kurir Paket, Kirim Foto Cek Resi Tapi Formatnya APK, Ini Kata J&T
Greg menambahkan, informasi resmi terkait layanan dan promo PLN dapat dilihat melalui aplikasi PLN Mobile.
PLN Mobile merupakan aplikasi resmi yang dapat diunduh melalui Google Play maupun App Store.
Berhubungan dengan modus penipuan ini, Greg pun mengajak seluruh pelanggan PLN untuk berhati-hati terhadap hoaks yang beredar di media sosial.
Sasaran utama rekening bank
Sebelumnya, penipuan serupa pernah terjadi dengan modus berpura-pura menjadi kurir jasa ekspedisi.
Dalam kasus sebelumnya, pelaku mengirimkan file dengan ekstensi APK bertuliskan foto paket atau cek resi paket kepada korban.
Baca juga: Modus Penipuan Kurir Kirim Foto Paket Format APK yang Bikin Saldo Ludes, Ini Penjelasan Ahli Siber
Korban yang terlanjur mengunduh file, tanpa sepengetahuan tiba-tiba saldo mobile banking atau m-Banking ludes.

Padahal, korban mengaku tidak pernah menjalankan atau membuka aplikasi apa pun.
Korban juga mengatakan, tidak ada perintah untuk mengisi user ID atau kata sandi pada situs lain.
Terkait persamaan penipuan online via pesan WhatsApp ini, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengaku belum dapat memastikannya.

"Saya perlu mengecek APK file-nya sebelum memastikan apakah sama atau tidak karena ukuran file-nya berbeda," papar Alfons, dilansir dari Kompas.com, Kamis (8/12/2022).
Namun demikian, melihat rekayasa sosial atau soceng akhir-akhir ini, Alfons mengatakan bahwa sasarannya adalah mencuri One-Time Password (OTP) atau menjalankan trojan.
"Dan menyasar akun finansial m-Banking, e-wallet dan dompet digital di ponsel," ujar dia.