Kamaruddin Bongkar Fakta Baru Motif Sambo Bunuh Yosua, tak Ada Visum Pelecehan Putri hingga Wanita

Kamaruddin Simanjuntak membongkar fakta baru jadi motif Ferdy Sambo bunuh Yosua, tak ada visum pelecehan Putri hingga wanita disebut ‘piala bergilir'.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Capture Tayangan Polri TV
Kamaruddin Simanjuntak membongkar fakta baru yang menjadi motif Ferdy Sambo bunuh Yosua, tak ada visum pelecehan Putri hingga wanita disebut ‘piala bergilir'. 

Karena menurutnya, berbohong bukanlah pilihan yang tepat dalam membela diri.

"Berbohong bukanlah olahraga bela diri dan bukan pula sebagai pertahanan diri, tetapi mengatakan yang benar, itu adalah memerdekakan," ungkapnya.

"Seperti halnya Bharada Richard Eliezer, ketika dia mau mengikuti apa yang saya arahkan, dia menjadi terbebas daripada belenggu setan atau iblis itu.

Sehingga dia menjadi manusia yang merdeka karena hanya kebenaran yang bisa memerdekakan atau membebaskan dirinya," ujar Kamaruddin.

Bahkan pengacara keluarga Brigadir J menyebut kalau setan pun tak percaya lagi pada Sambo karena drama yang dilakukannya selama ini.

Ferdy Sambo karena dia mempertahankan kebohongan itu, saya melihat bahkan setan pun sudah tidak percaya Ferdy Sambo, mereka semua menertawakan Ferdy Sambo," ucap Kamaruddin.

"Sebab semua atasan sampai anak buahnya semua sudah berbalik arah, meninggalkan cara-cara Ferdy Sambo karena berbohong itu sangat merugikan, mereka sudah di-PTDH (pecat).

Ada yang didemosi ada yang dipatsus (ditahan) dan sebagainya, ternyata berbohong tidak menyelamatkan tetapi menyengsarakan, jadi Ferdy Sambo ini mau apalagi," tambahnya.

Motif Ferdy Sambo Bunuh Yosua karena Perempuan

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut, motif Ferdy Sambo bunuh Yosua karena dendam membantu Putri mencari perempuan yang diduga selingkuhan mantan Kadiv Propam itu.

"Motifnya Ferdy Sambo adalah karena dia ada dendam kepada Yosua," ucap Kamaruddin.

Menurutnya, Yosua sudah disalahgunakan oleh Putri Candrawathi dan Sambo lebih dari sekadar ajudan.

Semestinya Yosua sebagai polisi yang diangkat menjadi ajudan oleh Ferdy Sambo, kemudian dijadikan ajudan istrinya.

"Tetapi karena seringnya pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi, khususnya menyangkut perempuan-perempuan itu, maka Putri juga memanfaatkan Yosua," ungkap Kamaruddin.

"Putri memanfaatkan Yosua mencari tahu atau ikut melacak siapa itu perempuan," tambahnya.

Pengacara keluarga Brigadir J itu menyebut wanita yang menjadi simpanan Ferdy Sambo sebagai 'wanita piala bergilir'.

Menurut informasi yang didapatkan oleh Kamaruddin dari salah seorang jenderal paling senior di kepolisian, Putri mengajak Yosua dan ajudan lain menggunakan laras panjang mencari perempuan itu.

Setelah satu jam mutar-mutar dari daerah Kemang tidak ketemu, mereka mendapat informasi perempuan yang dicari sudah masuk ke rumah kediaman Sambo di Jalan Bangka.

Baru saja mereka memutar balik mengejar ke rumah Bangka, lalu terjadilah keributan di sana.

"Dan wanita yang dituduh sebagai piala bergilir ini keluar dan menangis-nangis, itu juga dilihat tangisannya oleh Bharada Richard Eliezer karena dia ada di luar," ungkap Kamaruddin.

"Yang bisa masuk waktu itu hanya Skuad yang dianggap senior, salah satunya Matius, orang Papua ajudan yang bertato itu, kemudian Yosua," tambahnya.

Kemudian wanita yang diduga sebagai piala bergilir ini juga diantar oleh seorang pria yang disebut bernama Elben.

"Sebenarnya itulah salah satu motif daripada Ferdy Sambo mengapa dia begitu dendam kepada Yosua karena dianggap membantu Putri Candrawathi," ungkap Kamaruddin.

"Tetapi Ferdy Sambo tidak sadar bahwa ajudan dan sopir itu kan tidak bisa berbuat apa-apa, namanya diperintah-perintah oleh bos.

Mereka itu mau gak mau harus menurut, tidak menurut juga salah, kan begitu," tambahnya.

Baca juga: Kisah Warga Aceh Jadi Korban Penipuan Kerja di Myanmar, Lokasi Kerja Dikawal Orang Bersenjata

Kemudian sejak saat itulah Yosua mengalami pengancaman di bulan Juni, tepatnya pada tanggal 19 dan 21.

Ferdy Sambo menggunakan ajudan-ajudan dia atau skuad-skuad dia untuk mengancam Yosua, seolah-olah Sambo tidak ikut mengancam.

"Dan itu juga yang digunakan oleh Ferdy Sambo untuk membunuh Yosua, digunakan anak buah dia," kata Kamaruddin.

Tetapi dia meralat dengan mengatakan saya tidak suruh menembek, tapi saya suruh menghajar, tetapi tawaran dia waktu di rumah Saguling kan menembak.

Nanti kalau Yosua melawan kamu siap gak backup saya, kau mau gak menembak dia," tambahnya menirukan Sambo.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved