Internasional

Houthi Dituduh Siksa dan Sembunyikan Kematian Tahanan dari Keluarga Selama Bertahun-Tahun

Sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) dan kerabat Yaman menuduh milisi Houthi menyiksa dan membunuh seorang tawanan perang.

Editor: M Nur Pakar
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Anggota milisi Houthi berkumpul untuk memperingati hari kematian Imam Syiah Zaid bin Ali di ibukota Yaman, Sanaa, pada 23 Agustus 2022. 

Kelompok kebebasan informasi mengatakan ketiganya, di antara empat jurnalis yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Houthi dua tahun lalu, telah dipisahkan dari tahanan lain dan dipukuli.

RSF mendesak mediator internasional untuk membantu pembebasan mereka.

Jonathan Dagher, kepala Timur Tengah RSF, menuduh Houthi menggunakan wartawan sebagai sandera untuk mendapatkan pengaruh dalam negosiasi.

Dia berkata Houthi menjalankan hukuman mati secara perlahan dengan menyiksa para jurnalis ini.

“Kami menyerukan utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, melakukan segala kemungkinan untuk mengamankan pembebasan mereka segera," ujarnya.

"Kami meminta Houthi untuk menindaklanjuti proposal mereka sendiri untuk mengizinkan perwakilan PBB mengunjungi para sandera ini," harapnya.

"Kami berharap untuk segera mengizinkan tim medis datang dan memeriksa mereka di penjara Houthi," katanya.

Baca juga: Ranjau Milisi Houthi Bunuh Dua Bersaudara Kandung dan Satu Anak Perempuan Terluka Parah di Marib

Secara terpisah, di provinsi utara Hajjah, sebuah pesawat tak berawak yang dilengkapi bahan peledak menghantam sebuah sekolah di distrik Hairan, menewaskan seorang anak dan melukai tiga lainnya.

Muammar Al-Eryani, menteri informasi Yaman, menuduh Houthi sengaja menyerang institusi sipil karena sekolah tersebut tidak terletak dekat posisi militer atau medan perang.

Dia mengatakan serangan itu menegaskan kembali kelompok itu mengabaikan seruan dan upaya untuk ketenangan dan perdamaian.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved