Berita Aceh Utara

Kisah Pemuda Aceh Utara Magang Bidang Pertanian di Jepang, Program Petani Milenial Kementan RI

Abdul Hamid pemuda asal Kabupaten Aceh Utara, saat ini sedang mengikuti magang di Jepang

Penulis: Jafaruddin | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Abdul Hamid pemuda asal Kabupaten Aceh Utara, saat ini sedang mengikuti magang di Jepang 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Abdul Hamid pemuda asal Kabupaten Aceh Utara, saat ini sedang mengikuti magang di Jepang

Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (BEM FP Unimal) berangkat Jepang pada 23 April 2022. 

Pemuda dari Kecamatan Paya Bakong itu salah satu dari 59 petani milenial tanah air yang diberangkatkan Kementerian Pertanian RI ke Jepang untuk magang

Hamid mengikuti magang di perusahaan Japan Agricultural Exchange Council (JAEC).

Program Magang ke Jepang tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemuda tani di bidang pertanian melalui program pelatihan dan magang di sektor on farm mulai dari hulu sampai hilirisasi selama satu tahun di perusahaan.

Baca juga: Kisah Warga Aceh Jadi Korban Penipuan Kerja di Myanmar, Lokasi Kerja Dikawal Orang Bersenjata

“Jepang atau Negeri sakura merupakan negeri yang dikenal sebagai negara industri yang sangat maju  Di sektor pertanian,” tulis Hamid dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Sabtu (18/12/2022). 

Sistem pertanian di Jepang, kata Abdul Hamid, sudah menjadi rahasia umum di seluruh dunia mempunyai sistem kerja dan hasil budidaya pertanian yang baik. 

Disebutkan di program Japan Agricultural Exchange council (JAEC)  peserta sejumlah 41 peserta magang juga tergabung dengan petani Muda ASEAN dari Indonesia ,Thailand dan Filipina dan ditempatkan di perusahaan yang berbeda para peserta Magang. 

“Petani Jepang juga selalu menghadapi empat musim dalam satu tahun, yaitu musim semi, musim panas, gugur dan musim dingin,” ungkap Hamid. 

Oleh sebab itu para petani Jepang selalu menggunakan jadwal business plan untuk menjalankan usahanya dan ketika musim panas. 

Karena musim panas adalah musim yang ditunggu-tunggu oleh petani di Jepang. 

Baca juga: Mengenal Fahdlullah, Mantan Komandan Operasi GAM Pidie yang Kini Jadi Ketua Partai Gerindra Aceh

“Karena di musim panas para petani juga menggunakan ladang untuk menjalankan usahanya seperti budidaya Timun dalam satu bedengan dengan panjang 50 meter dan jumlah bibit 86 bibit dengan jarak tanam  80 sentimeter dan dalam 1 hari 2 kali panen mencapai 40 kilogram perbedenganya,” ungkap Hamid. 

Pertanian Jepang juga sangat bergantungan dengan etos kerja dan kedisiplinan waktu dari masyarakatnya. 

“Saya alhamdulilah bisa Magang di JAEC, ditempatkan di Perusahaan Ouchi Farm  di Provinsi Fukushima Jepang. Tempat budidaya pertanian di sini terdiri dari dalam Green house, Ladang dan Sawah,” katanya. 

Adapun komoditasnya di bidang Hortikultura dan pangan, yaitu budidaya melon, timun, tomat, daun, bawang, lobak, ubi jalar dan padi. 

Alhamdulilah, kata Hamid, ia sekarang sudah memasuki bulan yang ke-8 magang. Selama di Jepang mengaku banyak menemukan hal-hal baru dan sistem budidaya. 

Karena para peserta magang diajarkan dari hulu ke hilir tentang sistem pertanian. 

Langkah dan teknik budidaya di sektor Pertanian di Ouchi Farm meliputi Sistem Persiapan Tanah,Pembibitan, pemupukan, pemanenan dan packing.

Sebelum penanaman sangat menjaga proses pembibitan dan ketika ada bibit satu yang terserang hama atau tidak bagus, mereka tidak memakainya. 

Baca juga: Kalah 1-2 dari Kroasia, Bintang Maroko Hakimi Ngamuk, Protes ke Wasit Sampai Memaki Presiden FIFA

Begitu juga dengan jadwal penyemprotan hama dan pemupukan dan bahkan di sekitar ladang tidak ada sampah sedikitpun. 

Tanaman ketika memasuki waktu pemangkasan dan pembuangan daun dan cabang muda sangat teratur dan teliti dalam mengontrol pekerjaan tersebut agar pertumbuhan tanaman selalu produktif.

Hasil yang baik dan karena perubahan cuaca sering terjadi Jepang. 

Untuk melihat prediksi cuaca para petani  juga mengandalkan badan Meteorologi Jepang

Baca juga: Presiden Persiraja Dukung Prancis di Final Piala Dunia 2022: Banyak Pemain Muslim

“Para petani Jepang juga mendapatkan perhatian pemerintah yang tinggi terhadap pertanian di Jepang, pertanian benar-benar diperhatikan oleh pemerintah mulai Tata niaga pertanian Jepang telah diatur sedemikian rupa,” katanya.

Salah satunya adalah masalah tumbuhan yang ditanam petani, apa yang ditanam sudah diatur sesuai dengan permintaan pasar, dan harga produk pertanian yang terkontrol oleh pemerintah mereka turut campur tangan terhadap harga produk pertanian.

“Kebanyakan hasil pertanian dibeli langsung oleh pemerintah di bawah Koperasi Pertanian Jepang atau Japan Agricultural Cooperative lebih dikenal dengan singkatan JA sehingga pemerintah bisa mengendalikan harga yang layak untuk para petani,” pungkas Hamid.(*) 

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Macet Usai Naik Rp8 Ribu/Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam Minggu (18/12/2022)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved