Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Tembakkan 70 Rudal, Jadi Serangan Terbesar ke Ukraina, Warga Kiev Menolak Menyerah
Rusia menembakkan 70 lebih rudal ke Ukraina dalam serangan terbesar sejak awal perang
KIEV - Rusia menembakkan 70 lebih rudal ke Ukraina dalam serangan terbesar sejak awal perang.
Ukraina mengatakan serangan tersebut juga memadamkan listrik di Kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Pemerintah harus menerapkan pemadaman darurat di seluruh negeri.
Tiga orang tewas saat gedung apartemen mereka di pusat Kryvyi Rih terkena tembakan.
Satu orang lainnya tewas dalam tembakan di Kherson, selatan Ukraina.
Pejabat yang ditempatkan Rusia di timur Ukraina mengatakan 12 orang tewas terkena tembakan Ukraina.
Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia masih memiliki cukup rudal untuk beberapa serangan masif.
Ia mendesak pemerintah negara-negara Barat untuk mengirimkan lebih banyak senjata dan sistem pertahanan udara yang lebih baik ke Ukraina.
Zelenskyy mengatakan Ukraina cukup kuat untuk menyerang balik.
"Apa pun yang diharapkan pemuja roket di Moskow, tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan perang ini," ujarnya, Jumat (17/12/2022) malam.
Baca juga: Lagi, Rusia Lepas Lusinan Rudal ke Fasilitas Energi Ukraina, Warga Langsung Cari Perlindungan
Baca juga: Putin Pasang Rudal Balistik Antarbenua Bertenaga Nuklir, Diklaim 12 Kali Lebih Kuat dari Bom Atom
Pada Kamis (16/12) sebelumnya, Kiev memperingatkan bahwa Moskow berencana menggelar serangan habis-habisan terbaru pada awal tahun depan, sekitar satu tahun perang yang dimulai 24 Februari.
Sebagian besar wilayah Ukraina hancur oleh rudal dan artileri tapi hanya sedikit yang berhasil Rusia rebut.
Sejak awal Oktober hampir setiap pekan Rusia menghujani infrastruktur energi dengan rudal setelah sempat terpukul mundur.
Tapi serangan terbaru tampaknya lebih merusak dibandingkan serangan-serangan sebelumnya, terutama saat salju dan es di mana-mana.
Setelah jaringan listrik berhasil diperbaiki perusahaan listrik Ukraina, Ukrenergo mencabut masa darurat yang memaksa pemadaman.
Tapi Ukrenergo memperingatkan kali ini mereka butuh lebih banyak waktu untuk melakukan perbaikan dan mengembalikan listrik dibanding serangan-serangan sebelumnya.
Moskow mengatakan serangan itu bertujuan melumpuhkan militer Ukraina.
Tapi Kiev menyebutnya sebagai kejahatan perang.
"Mereka ingin menghancurkan kami dan menjadikan kami budak, tapi kami tidak akan menyerah, kami akan bertahan," kata seorang warga Kiev, Lidiya Vasilieva (52), saat hendak menunju ke tempat perlindungan sementara di stasiun kereta, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: AS akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina
Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengatakan hanya sepertiga warga kota itu yang memiliki penghangat dan air dan 40 persen listrik.
Ia menambahkan sistem metro yang penting dalam mengirimkan artileri masih tidak bisa beroperasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta rakyat Ukraina untuk bersabar.
Ia mendesak pemerintah daerah untuk lebih kreatif dalam menyediakan pasokan energi darurat. (republika.co.id)
Baca juga: Ukraina Kehabisan Stok Rudal S-300
Baca juga: Semenanjung Korea Memanas, Usai Eksekusi 2 Bocah Nonton Drakor, Kini Korut Tembak Rudal ke Korsel