Internasional
Empat Pasukan Korps Pengawal Revolusi Iran Tewas, Ditembak Pria Bersenjata di Sistan-Baluchistan
Sekelompok pria bersenjata menyerang anggota pasukan keamanan Iran yang sedang mengawasi demonstrasi anti-pemerintah.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Sekelompok pria bersenjata menyerang anggota pasukan keamanan Iran yang sedang mengawasi demonstrasi anti-pemerintah.
Sebanyak empat anggota Korps Pengawal Revolusi Islam tewas di wilayah Saravan, Provinsi Sistan-Baluchistan dekat perbatasan Pakistan, lapor kantor berita IRNA, Senin (19/12/2022).
Wilayah ini merupakan salah satu yang termiskin di Iran.
Juga rumah bagi minoritas Baluchi, yang menganut Islam Sunni dan Syiah yang dominan di Iran.
“Kehadiran pasukan keamanan yang kuat mendorong unsur-unsur kelompok itu untuk melarikan diri ke Pakistan,” lapor IRNA tentang para penyerang tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Daerah tersebut sebelumnya telah mengalami bentrokan dengan geng penyelundup narkoba serta pemberontak dari minoritas Baluchi dan kelompok ekstremis Muslim Sunni.
Baca juga: Mantan Pejabat AS dan Oposisi Iran Gelar Pertemuan di Washington, Rezim Teheran Harus Digulingkan
Awal bulan ini seorang ulama tewas setelah diculik dari masjidnya di Khash, sebuah kota di Sistan-Baluchistan.
Seorang jaksa kepala mengatakan pembunuh ulama Abdulwahed Rigi telah ditangkap sebelum mencoba melintasi perbatasan.
Dia menuduh mereka berusaha menimbulkan masalah antara Sunni dan Syiah.
Kekerasan meletus di ibu kota Provinsi Zahedan pada 30 September 2022.
Pihak berwenang mengatakan enam anggota pasukan keamanan termasuk di antara puluhan orang yang tewas.
Tokoh setempat mengatakan protes di Zahedan dipicu oleh kemarahan atas laporan pemerkosaan seorang gadis remaja
oleh seorang polisi.
Baca juga: Persatuan Sepakbola Profesional Dunia Serukan Iran Cabut Hukuman Mati ke Pemain Sepakbola Amir Nasr
Aktivis yang berbasis di luar negeri menuduh pasukan keamanan menembaki para demonstran.
Korban jatuh dengan latar belakang kerusuhan nasional setelah kematian Mahsa Amini (22) pada 16 September 2022 setelah penangkapannya di Teheran oleh polisi moral.
Bulan lalu delegasi dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengungkapkan kesedihan dan menjanjikan solusi dalam kunjungan ke daerah tersebut.(*)