Berita Bireuen
Hubungan Warga Aceh dengan Imigran, Kisah Haru Mutiawati Punya Anak Angkat 2 Bocah Muslim Rohingya
Hubungan layaknya ibu dan anak terjalin antara seorang ibu asal Bireuen bernama Mutiawati (32) dengan dua orang bocah muslim Rohingya
Sebanyak 114 orang etnis Rohingya yang terdampar di Kabupaten Bireuen pada Maret 2022 lalu, saat ini telah direlokasi ke Pekanbaru, Riau.
Namun ada kisah haru yang menceritakan hubungan Mutiawati dengan dua bocah imigran Rohingya.
Hubungan yang membuat perempuan Bireuen itu berurai air mata melepas kepergian dua anak angkatnya.
HUBUNGAN layaknya ibu dan anak terjalin antara seorang ibu asal Bireuen bernama Mutiawati (32) dengan dua orang bocah muslim Rohingya.
Cerita dimulai ketika 114 orang etnis Rohingya yang sebelumnya terkatung-katung puluhan hari di atas perahu di tengah lautan terdampar di Aceh, Minggu (6/3/2022).
Sebuah perahu cukup besar diketahui menepi ke muara Kuala Raja.
Otoritas setempat menyatakan kepada media jumlah muslim Rohingya yang turun terdiri dari laki-laki sebanyak 58 orang, perempuan 21 orang, dan anak-anak 35 orang.
Desa Kuala Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, kebetulan jadi lokasi penampungan darurat bagi pengungsi.
Mereka ditempatkan di meunasah desa selama lebih kurang dua pekan.
Persinggungan perempuan itu dengan para pengungsi dimulai ketika dirinya menggelar lapak jualan di atas becak tepat di seberang meunasah.
Ia menjual pelbagai makanan ringan serta minuman.
Baca juga: UNHCR Benarkan Puluhan Pengungsi Rohingya Tinggalkan Lokasi Penampungan
Baca juga: 23 Rohingya Kabur dari Penampungan
Mutiawati mengaku bahwa barang dagangannya diperuntukkan untuk warga yang waktu itu sering datang melihat para pengungsi.
Niat hati, para pengunjung tidak datang hanya dengan tangan kosong, tetapi bisa membawa sesuatu untuk diberikan kepada para pengungsi.
"Saya bilang, 'jangan lihat-lihat saja, belilah sesuatu buat mereka'.
" begitu seru Mutiawati kepada setiap warga yang datang ke menasah untuk melihat para pengungsi.