Internasional

Mantan Perdana Menteri Tunisia, Ali Laarayedh Dijebloskan ke Dalam Penjara

Hakim anti-terorisme Tunisia memutuskan memenjarakan Mantan Perdana Menteri, Ali Laarayedh, dan pejabat senior di partai oposisi Islam Ennahda.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Mantan PM Tunisia Ali Laarayedh 

SERAMBINEWS.COM, TUNIS - Hakim anti-terorisme Tunisia memutuskan memenjarakan Mantan Perdana Menteri, Ali Laarayedh, dan pejabat senior di partai oposisi Islam Ennahda.

Ali diperiksan selama berjam-jam terkait dugaan pengiriman jihadis ke Suriah, kata pengacara pada Senin (19/12/2022).

"Hakim investigasi mengeluarkan keputusan penjara terhadap mantan Perdana Menteri Ali Laarayedh dalam apa yang dikenal sebagai file deportasi jihadis," kata pengacara Ines Harrath.

“Ini benar,” kata Mokthat Jmayi, pengacara Laarayedh lainnya, kepada Reuters, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Tetapi, dibantah Ennahda dalam sebuah pernyataan, bahwa tuduhan terorisme sebagai serangan politik terhadap musuh Presiden Kais Saied untuk menyembunyikan kegagalan pemilu yang dahsyat.

Hanya 11,2 persen pemilih Tunisia memberikan suara dalam pemilihan parlemen Sabtu (17/12/2022), kata Farouk Bouasker, kepala komisi pemilihan.

Baca juga: UNESCO Masukkan Bumbu Pedas Nasional Tunisia ke Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Setelah sebagian besar partai politik memboikot pemungutan suara sebagai sandiwara untuk menopang kekuasaan Presiden Kais Saied.

Setelah jumlah pemilih diumumkan, partai-partai besar, di antaranya Front Keselamatan, termasuk Ennahda dan musuh bebuyutannya, Partai Konstitusi Bebas, mengatakan Saied tidak memiliki legitimasi dan harus mundur.

Ennahda, partai oposisi utama, menuduh Saied melakukan kudeta anti-demokrasi sejak dia merebut sebagian besar kekuasaan tahun lalu.

Dimana, menutup parlemen dan bergerak ke pemerintahan melalui dekrit, kekuasaan yang sebagian besar telah dia resmikan dengan konstitusi baru yang diratifikasi dalam referendum Juli 2022.

Sumber-sumber keamanan dan resmi memperkirakan sekitar 6.000 warga Tunisia melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak dekade lalu.

Mereka bergabung dengan kelompok-kelompok jihadis termasuk ISIS.

Banyak yang terbunuh di sana sementara yang lain melarikan diri dan kembali ke Tunisia.(*)

Baca juga: Bermain Ski Es di Lebanon, Mendaki Gunung di Tunisia, Pilihan Berwisata Menarik di Situs Med Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved