Breaking News

Berita Politik

Benarkah PKS dan Demokrat Tinggalkan NasDem Usung Anies? Guru Besar USK Ungkap Strategi Surya Paloh

NasDem belum berkoalisi dengan PKS dan Demokrat dan diisukan bakal tinggalkan partai pengusung Anies itu, sementara Guru Besar USK sebut ini permainan

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Serambinews
NasDem belum berkoalisi dengan PKS dan Demokrat dan diisukan bakal tinggalkan partai pengusung Anies itu, sementara Guru Besar USK, Prof Humam Hamid sebut ini permainan Surya Paloh. 

SERAMBINEWS.COM - Partai NasDem belum juga berkoalisi dengan PKS dan Demokrat untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Banyak menduga, partai-partai ini merapat ke koalisi lain dan meninggalkan NasDem yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024 mendatang.

Meski demikian, Guru Besar Sosiolog Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Ahmad Humam Hamid menyampaikan justru ini permainan Surya Paloh.

Baca juga: Guru Besar USK: Kalau Mereka Katakan Anies Gagal, Pak Jokowi Lebih Gagal Lagi

Menurutnya, Surya Paloh sedang menciptakan drama untuk menunjang kepopuleran Anies itu sendiri.

"Saya gak (sependapat bakal cerai), saya melihat justru ini bagian daripada sandiwara besar Surya Paloh," kata Prof Humam dalam program 30 Menit Bersama Tokoh di Studio Serambinews, Senin (19/12/2022).

 

 

Ia menduga, Surya Paloh sebagai petinggi Partai NasDem bersama Dewan Syura PKS dan SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah bekerjasama membangun semua ini.

"Biar heboh gitu, orang buat macam-macam penafsiran dan itu membuat suasana bertambah gaduh,” ungkap Prof Humam.

“Dan itu adalah gorengan yang paling luar biasa untuk menjelang bulan-bulan pendaftaran," tambahnya.

Baca juga: Dugaan Jegal Safari Politik Anies, NasDem: Rakyat Makin Cerdas, Bau Politiknya Menyengat

Menurut Guru Besar USK ini, berita liar yang hari-hari terus membahas Anies di semua platform media merupakan bagian dari strategi menaikkan kepopuleran mantan Gubernur Jakarta itu jelang Pilpres.

"Jadi, ini permainan Surya Paloh ini. Dia orang media, ketemu dengan Anies yang orang sekolahan juga," tambahnya.

Kemudian mengenai isu PKS bakal bergabung dengan koalisi Gerindra, menurut Prof Humam hal itu sulit terjadi.

"Bukan orang jenius pun mengerti, keputusan itu ada pada dewan syura, PKS gak bodoh. Jadi menurut saya itu adalah skenario Surya Paloh yang luar biasa," ungkap Guru Besar USK itu.

"Semakin Jokowi tidak hadir di (HUT) NasDem, itu berita besar lagi, jadi setiap hari tidak pernah ada waktu yang kosong membuat publik itu semakin tahu Anies," tambahnya.

Baca juga: Profil Anies Baswedan Lengkap Sejak Kuliah, Jadi Mendikbud hingga Capres 2024 Pilihan NasDem

Bila Anies Disebut Gagal, Pak Jokowi Lebih Gagal Lagi

Guru Besar Sosiolog USK, Prof Ahmad Humam Hamid menyampaikan, ada sejumlah pihak yang terus menyuarakan kalau Anies Baswedan gagal memimpin DKI Jakarta.

Meski demikian, menurutnya jika Anies saja disebut gagal, berarti Jokowi lebih gagal lagi.

Sebab menurutnya, data menunjukkan 80,9 persen warga Jakarta puas terhadap kinerja Anies memimpin Jakarta sebagaimana hasil survei survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Sementara Jokowi yang dianggap antitesa Anies menunjukkan, kepuasaan kinerjanya di angka 69 persen sebagaimana hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO).

"Adil dong kalau seperti itu. Jadi kalau mereka mengatakan Anies gagal, pak Jokowi lebih gagal lagi," kata Prof Humam.

Baca juga: Anies Baswedan Blak-Blakan soal Formula E, Invisible Hand hingga Dugaan Politisasi di KPK

Sebagai sosiolog, menurutnya ada semacam kondisi yang melampaui dalam perjalanan politik Anies di mata lawan politiknya.

Hal itu dimulai sejak memenangkan pertarungan politik di Jakarta hingga dijadikan Capres 2024 pilihan Partai NasDem.

Rentetan kondisi yang tidak diharapkan oleh lawan politik Anies itu mulai dari mengalahkan Ahok saat naik menjadi Gubernur Jakarta.

Kala itu Ahok yang notabenenya disiapkan kekuasaan dan merupakan mantan pasangan Jokowi sebelum naik menjadi presiden.

"Itu kontroversial untuk ukuran Indonesia. Dan itu dikalahkan di depan presiden," kata Prof Humam.

Baca juga: Guru Besar USK : Anies Baswedan Mengepung Pulau Jawa, Surya Paloh Mainkan Sandiwara

Kemudian Anies dianggap segera menjadi tolak ukur ke mana tempat melihat pemimpin yang tidak berasosiasi dengan kekuasaan.

"Dia tampil kemudian dimulai dengan sebuah perkara besar, membatalkan reklamasi," jelas Prof Humam.

Lalu ketika tampil menjadi gubernur, Anies diduga bakal gagal memimpin ibu kota negara, namun menurut Guru Besar USK itu justru yang terjadi sebaliknya.

"Kemudian dia dianggap setelah selesai gubernur akan hilang dari ingatan publik, justru yang terjadi pelipatgandaan," ungkap Prof Humam.

Penolakan Anies Wajar dan Demokrasi

Guru Besar Sosiolog USK, Prof Ahmad Humam Hamid menyampaikan, penolakan suatu sosok dalam dunia perpolitikan dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

"(Penolakan) itu wajar, itu demokrasi," ucap Prof Humam.

Menurutnya, hal itu adalah hak semua orang untuk menolak atau menerima, dan itu fair saja.

Hanya saja pola yang dilakukan patut diwaspadai dan dicermati.

Ia mencontohkan saat Anies ke Aceh beberapa waktu, adanya pelarangan izin tempat, pelemparan telur di Kantor NasDem Aceh hingga aksi demo penolakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Ya gak salah juga suruh orangnya kemari untuk impor itu, tapi kita bisa melihat itu bukan genuine Aceh," ucap Prof Humam.

Termasuk dalam hal ini ada pamflet di Aceh bertulis Anies politik identitas, menurutnya itu bukan pekerjaan orang Aceh.

Baca juga: Anies, “Filsafat Bukuem”, dan Feeling Politik Surya Paloh

"Bukan barang Aceh itu, kalau orang Aceh bilang bukan asam keueng itu, barang luar itu. Kalau di Aceh gak laku yang seperti itu," tambah Guru Besar USK itu.

Meski demikian, ia menilai pelarangan hingga pencabutan izin untuk Anies berkunjung ke sejumlah tempat membuatnya malah semakin populer

"Ini gak sadar bahwa ini akan semakin kuat membuat Anies lebih naik, membuat dia lebih populer," kata Prof Humam.

"Kalau saya mengatakan itu adalah hak orang untuk tidak suka, biar. Itu alamia," tambahnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

Baca juga: Siswa SD Bakar Bus Berlogo PDIP, Dianggap Dihuni Makhluk Halus

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved