Internasional

PBB, UNi Eropa dan AS Kutuk Keputusan Taliban Larang Perempuan Bekerja di LSM, Bantuan Terancam

PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengutuk keras larangan Taliban terhadap perempuan bekerja di LSM.

Editor: M Nur Pakar
File Anadolu Agency
Potret keluarga miskin di Afghanistan 

SERAMBINEW.COM, NEW YORK - PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengutuk keras larangan Taliban terhadap perempuan bekerja di LSM.

Mencabut kebebasan perempuan memilih nasib mereka sendiri, melemahkan dan mengecualikan mereka secara sistematis dari semua aspek kehidupan publik dan politik akan membawa negara mundur.

"Bahkan, akan membahayakan upaya perdamaian atau stabilitas yang berarti di negara ini,” ujar Ramiz Alakbarov, wakil perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan dan koordinator kemanusiaan, kepada Reuters, Sabtu (24/12/2022).

Dia mengatakan meskipun PBB belum menerima perintah tersebut, sebagian besar kegiatannya dilakukan oleh organisasi non-pemerintah (LSM) yang dikontraknya dan akan sangat terpengaruh.

“Banyak dari program kami akan terpengaruh dan kami tidak akan dapat menerapkannya, kecuali kami memiliki partisipasi staf perempuan dalam penilaian kebutuhan kemanusiaan," jelasnya.

"Perempuan mamp u mengidentifikasi penerima manfaat dalam memberikan bantuan dan mendistribusikan bantuan, maka kami tidak bisa menerapkannya,” ujarnya.

Baca juga: Taliban Abaikan Seruan Arab Saudi dan Internasional, Tetap Larang Perempuan Masuk Universitas

"Tidak pernah ada waktu yang tepat untuk hal seperti ini," tambahnya.

"Tetapi saat ini, sangat disayangkan karena selama musim dingin orang-orang paling membutuhkan dan musim dingin di Afghanistan sangat keras," kata Alakbarov.

Dia mengatakan kantornya akan berkonsultasi dengan LSM dan badan-badan PBB dan akan berusaha bertemu dengan otoritas Taliban untuk mendapatkan penjelasan.

“Prinsip penting pengiriman bantuan kemanusiaan merupakan kemampuan perempuan untuk berpartisipasi secara mandiri dan tanpa hambatan dalam distribusinya," tambahnya.

"Jadi jika kita tidak dapat melakukannya dengan cara yang berprinsip, maka tidak ada donor yang akan mendanai program seperti itu lagi,” kata Alakbarov.

Uni Eropa, penyandang dana utama organisasi bantuan di Afghanistan, meskipun tidak mengakui Taliban mengutuk keputusan tersebut.

Baca juga: Taliban Pukul dan Cambuk Demonstran Wanita, Tolak Larangan Perempuan Sekolah dan Masuk Universitas

Eropa mengatakan sedang menilai dampaknya terhadap bantuan mereka di lapangan."

“Perhatian utama kami akan terus menjadi kesejahteraan, hak, dan kebebasan rakyat Afghanistan,” kata Nabila Massrali, juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada AFP.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga memperingatkan perintah larangan itu akan mengganggu pengiriman bantuan dan bisa menghancurkan Afghanistan.

"Sangat prihatin, larangan Taliban terhadap wanita memberikan bantuan kemanusiaan di Afghanistan akan mengganggu bantuan penting dan menyelamatkan nyawa jutaan orang," cuit Blinken.

“Keputusan ini bisa menghancurkan rakyat Afghanistan," katanya.(*)

Baca juga: Bilawal Bhutto Kecewa Dengan Keputusan Taliban, Anak Perempuan Afghanistan Akan Alami Kemunduran

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved