Internasional
Kelompok ISIS Terus Memberi Ancaman, Pasukan Kurdi Mulai Siaga Tinggi di Suriah Utara
Kelompok ISIS terus muncul dalam beberapa bulan terakhir ini untuk membebasan rekannya dari penjara yang dijaga pasukan Kurdi di Suriah Utara.
SERAMBINEWS.COM, QAMISHLI - Kelompok ISIS terus muncul dalam beberapa bulan terakhir ini untuk membebasan rekannya dari penjara yang dijaga pasukan Kurdi di Suriah Utara.
Melihat fenomena ini, pasukan Kurdi mulai meningkatkan keamanan pada Selasa (27/12/2022).
Sehari sebelumnya, berhasil menggagalkan serangan mematikan kelompok ISIS di sebuah penjara karena khawatir ekstremis akan menyerang lagi, kata seorang juru bicara.
Pihak berwenang pada Senin (26/12/2022) mengumumkan keadaan darurat di Raqqa, bekas ibu kota de facto militan di Suriah utara.
Setelah orang-orang bersenjata melancarkan serangan ke kompleks keamanan dekat penjara yang menahan sesama militan.
Enam anggota pasukan keamanan pimpinan Kurdi dan satu militan tewas.
Baca juga: ISIS Serang Penjara Kurdi, Targetkan Bebaskan Rekannya, Enam Pejuang dan Dua Militan Tewas
Farhad Shami, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi, mengatakan telah menyatakan keadaan siaga tinggi dan pasukan keamanan menyapu daerah itu.
“Kami memiliki informasi tentang potensi serangan ISIS selama liburan akhir tahun,” katanya, seperti dilansir AFP.
Dia menduga serangan ISIS akan dilakukan ke kota Raqqa, Hasakah dan Qamishli di Suriah utara.
Shami mengatakan seorang pemimpin baru ISIS yang mengambil alih setelah pendahulunya terbunuh pada Oktober 2022 ingin menegaskan kehadiran kelompok tersebut.
Setelah serangan itu, Komandan SDF Mazloum Abdi telah memperingatkan sel teroris sedang menyiapkan plot berbahaya.
Serangan yang gagal pada Senin (26/12/2022) menargetkan kompleks keamanan Kurdi.
Baca juga: Tunggu Sidang Dalam Penjara, Seorang Politisi Pro-Kurdi Kehilangan Kursi di Parlemen Turkiye
Mencakup penjara intelijen militer yang menampung ratusan militan ISIS, kata pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan dua pejuangnya telah membalas tahanan Muslim dan kerabat perempuan militan yang tinggal di kamp Al-Hol yang dikelola Kurdi.
Al-Hol, rumah bagi lebih dari 50.000 orang telah menjadi kamp terbesar bagi orang-orang terlantar yang melarikan diri.