Internasional

Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Darurat, Bahas Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa

Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat atas permintaan Palestina dan negara Islam serta non-Islam lainnya pada Kamis (05/01/2023).

Editor: M Nur Pakar
Spencer PLATT / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan pemungutan suara 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat atas permintaan Palestina dan negara Islam serta non-Islam lainnya pada Kamis (05/01/2023).

Mereka memprotes kunjungan seorang menteri Kabinet ultranasionalis Israel ke situs suci Jerusalem.

Mereka juga menuntut diakhirinya Provokasi ekstremis Israel dan penghormatan terhadap status quo bersejarah di situs yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi.

Kunjungan Selasa (03/01/20230 oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, seorang pemimpin pemukim Tepi Barat yang mendapat inspirasi dari seorang rabi rasis telah menuai kecaman keras.

Teguran keras juga datang dari Amerika Serikat yang mengkhawatirkan kerusuhan saat kelompok militan Palestina mengancam akan bertindak sebagai tanggapan, seperti dilansir AP.

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan telah digelar pertemuan dengan duta besar Arab, perwakilan 57 negara Organisasi Kerjasama Islam, 120 anggota Gerakan Nonblok dan lainnya.

Baca juga: Arab Saudi Pimpin Kecaman Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa, Provokasi Umat Muslim

Dimana, tidak hanya kecaman luas atas kunjungan Ben-Gvir, tetapi juga dari "lingkungan ekstremisme" yang lebih luas yang mengelilingi pemerintah paling ekstremis dalam sejarah Israel.

Dia menuduh Israel melakukan agresi, tidak hanya terhadap tempat suci umat Islam termasuk Masjid Al-Aqsa tetapi terhadap situs Kristen termasuk kuburan.

Situs ini terdapat situs tersuci dalam Yudaisme, rumah bagi kuil-kuil alkitabiah kuno.

Saat ini, terdapat Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam.

Sejak Israel merebut situs tersebut pada tahun 1967, orang Yahudi diizinkan berkunjung, tetapi tidak berdoa di sana.

Menggambarkan Temple Mount sebagai tempat paling penting bagi orang Yahudi, Ben-Gvir mengecam apa yang disebutnya diskriminasi rasis terhadap kunjungan orang Yahudi ke situs tersebut.

Baca juga: OKI Kutuk Kunjungan Menteri Israel ke Kompleks Masjid Al-Aqsa, Ada Upaya Ubah Status Quo dan Sejarah

Dengan Kubah Batu, tempat suci Islam, di latar belakang dan melambaikan jari ke arah kamera, dia mengatakan kunjungan akan dilanjutkan.

Mengenai ancaman dari kelompok militan Hamas di Jalur Gaza, Ben-Gvir, yang dikenal karena retorika anti-Arab dan tindakan provokatifnya, mengatakan:

“Pemerintah Israel tidak akan menyerah kepada organisasi pembunuh, kepada organisasi keji dan organisasi teroris.”

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved