Ketahanan Pangan
DPRA Minta Pemerintah Aceh Buat Program Penanganan Tanaman Pangan Pasca Banjir
Pertama di Kecamatan Kuta Cot Glie, sudah ada yang fuso atau mati akibat terendam air banjir seluas 4 hektare, di Gampong Lamtui dan Lambeugak.
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kalangan anggota DPRA meminta kepada Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki menyerukan dinas teknis yang memiliki tugas dan fungsi ketahanan pangan untuk membuat program penanganan tanaman pangan pasca banjir.
“Akibat hujan deras yang turun sejak Sabtu (22/1) sampai Jumat (27/1), banyak tanaman pangan petani yang terendam banjir, bahkan sudah ada yang puso atau mati,” ungkap anggota DPRA dari Partai Golkar Aceh, Muhammad Ansari kepada Serambinews.com, Jumat (27/1/2023) di Banda Aceh.
Di Aceh Besar, sebut Muhammad Ansari, menurut data dari Distanbun Aceh, luas areal tanaman padi yang telah terendam banjir mencapai 805 hektar, tersebar di 8 kecamatan.
Pertama di Kecamatan Kuta Cot Glie, sudah ada yang fuso atau mati akibat terendam air banjir seluas 4 hektare, di Gampong Lamtui dan Lambeugak.
• Duh! Pencapresan Anies di Ujung Tanduk, Nasdem Bermanuver Merapat ke Kubu Koalisi Gerindra-PKB
Kedua di Kecamatan Kuta Malaka, luas tanaman padi yang terendam banjir mencapai 60 hektar, tersebar di 7 Gampong.
Ketiga di Kecamatan Suka Makmur seluas 309 hektar tanaman padi yang terendam banjir, tersebar di 17 Gampong. Keempat di Kecamatan Simpang Tiga seluas 169 hektare, tersebar di 12 Gampong. Kelima Kecamatan Kuta Baro seluas 160 hektar, tersebar di 10 Gampong.
Keenam, di Kecamatan Darussalam seluas 75 hektare, tersebar di 6 Gampong, Ketujuh, di Kecamatan Darul Kamal seluas 5 hektare, tersebar di 2 Gampong dan Kedelapan di Kecamatan Montasik seluas 27 hektare, tersebar di 6 Gampong.
Program dan kegiatan yang dibutuhkan petani padi yang tanaman padinya terendam air banjir hingga puso dan mati, kata Ansari, bantu petani mengolah lahan sawahnya kembali dengan traktor pemerintah secara gratis, kemudian salurkan bantuan bibit padi dan pupuk.
Tujuan bantuan prasarana dan sarana produksi tersebut, kata Ansari, dimaksudkan untuk meringankan beban petani dan mengejar target produksi Gabah Aceh tahun 2023 ini, bisa naik lebih tinggi dari produksi tahun lalu.
“Pada tahun 2022 lalu, produksi gabah Aceh dihitung BPS sekitar 1,5 juta ton gabah. Tahun ini diprediksi targetnya bisa mencapai 1,7 juta ton gabah/tahun.
Ungkapan hampir serupa juga disampaikan anggota DPRA dari PAN, Asrizal. Asrizal mengatakan, membantu petani, yang tanaman padinya mati atau puso, karena terendam air banjir, dengan cara mengolah tanah secara gratis dengan traktor.
Pemerintah Aceh, kemudian dilanjutkan menyalurkan bibit padi dan pupuk secara gratis, sama artinya Pemerintah Aceh, telah mendukung program ketahanan pangan nasional, daerah dan lokal.
Tanaman padi petani yang mati akibat terendam air banjir, kemudian cepat diganti dengan tanaman baru, Pemerintah Aceh, telah meringankan beban petani untuk bisa berproduksi gabah dan berpenghasilan kembali.
Tapi, jika tanaman padi yang mati akibat genangan air banjir, tidak cepat diganti, sama artinya Pemerintah membiarkan lahan sawah petani jadi tidak produksi.
Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Ha di Gampong Batee Shoek Dukung Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Kapolres Abdya Dorong Ketahanan Pangan dengan Program Pekarangan Bergizi |
![]() |
---|
Jelang Lebaran, Pj Bupati Aceh Tamiang Cek Harga dan Ketersediaan Pangan |
![]() |
---|
Pj Bupati Aceh Besar Bersama Danlanud SIM Panen Raya Padi di Blang Bintang |
![]() |
---|
Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Danrem Lilawangsa Tinjau Lahan Jagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.