Internasional
OKI Bersama Turkiye dan Negara-Negara Teluk Mengutuk Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Jenin
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Turkiye dan bersama sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi mengutuk serangan mematikan pasukan Israel ke kamp
SERAMBINEWS.COM, RAMALLAH - Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Turkiye dan bersama sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi mengutuk serangan mematikan pasukan Israel ke kamp pengungsi Jenin.
Kelompok HAM Israel B'Tselem mengatakan serangan itu menandai satu serangan paling berdarah di Tepi Barat sejak 2002.
Puncak gelombang kekerasan intens yang dikenal sebagai Intifadah Kedua, atau pemberontakan Palestina, yang meninggalkan bekas luka yang masih terlihat di Jenin.
Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan sangat khawatir dan sedih dengan kekerasan itu.
Kecaman juga datang dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Turkiye, yang baru-baru ini membangun kembali hubungan diplomatik penuh dengan Israel.
Negara tetangga Jordania, serta Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya juga mengutuk serangan Israel tersebut, seperti dilansir Arab News, Jumat (27/01/2023).
Baca juga: Bentrokan Meletus di Jenin, Pasukan Israel Bunuh Dua Pria Palestina
Cabang Jihad Islam di Gaza telah berulang kali berperang melawan Israel.
Terakhir kali dalam bentrokan sengit tiga hari musim panas lalu yang menewaskan puluhan warga Palestina dan mengganggu kehidupan ratusan ribu warga Israel.
Hamas, yang merebut kekuasaan dari Otoritas Palestina di Gaza pada 2007, telah berperang empat kali dan beberapa pertempuran kecil dengan Israel.
Hampir 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Jerusalem timur tahun lalu.
Menjadikan 2022 sebagai tahun paling mematikan di wilayah tersebut sejak 2004, menurut B'Tselem.
Sepanjang tahun ini, 30 warga Palestina telah tewas.
Baca juga: Tentara Israel Memang Biadad, Tembak Warga Palestina di Dada dan Perut Dalam Serbuan ke Jenin
Israel mengatakan sebagian besar yang tewas adalah pejuang Palestina.
Tetapi para pemuda yang memprotes penyerangan dan lainnya yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga telah dibunuh.
Sepanjang tahun ini, tidak termasuk Kamis (26/01/2022), sepertiga warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel atau warga sipil memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata.
Tahun lalu, 30 orang tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel.
Israel mengatakan penggerebekannya dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan.
Orang-orang Palestina mengatakan bahwa mereka semakin memperkuat pendudukan Israel selama 55 tahun, tanpa akhir di Tepi Barat.
Baca juga: Lagi, Tentara Israel Tembak Mati Tiga Warga Palestina di Jenin, Sempat Terjadi Bentrokan Bersenjata
Direbut Israel bersama dengan Jerusalem Timur dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967.
Orang-orang Palestina mengklaim wilayah-wilayah itu sebagai negara harapan mereka.
Israel telah mendirikan puluhan permukiman di Tepi Barat yang kini menampung 500.000 orang.
Orang-orang Palestina dan sebagian besar komunitas internasional memandang permukiman ilegal dan menghambat perdamaian.
Bahkan ketika pembicaraan untuk mengakhiri konflik telah hampir mati selama lebih dari satu dekade.(*)
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
The Fed Siap Tekan Suku Bunga, Wall Street Bergairah, Trump Ngamuk Lagi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.