Berita Banda Aceh

Polda Beberkan Riwayat Rohingya Masuk ke Aceh, Lari dari Camp di Bangladesh hingga Dibohongi Agen

Dari camp, kata Apriyadi, sebagian etnis Rohingya ada yang ingin melarikan diri harus membayar kepada agen.

Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
Dokumen: Polda Aceh
Foto Rohingya. 

Dari camp, kata Apriyadi, sebagian etnis Rohingya ada yang ingin melarikan diri harus membayar kepada agen. 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Salah satu pintu masuk imigran Rohingya ke Indonesia khususnya Aceh adalah jalur laut. 

Berdasarkan data, sejak 2015 hingga 2023, ada tujuh wilayah yang sudah pernah didarati Imigran Rohingya, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, dan Tamiang.

Kasubdit Kamnag Ditintelkam Polda Aceh, Kompol Apriyadi dalam konferensi pers di Blangpadang, Jumat (27/1/2023) menjelaskan, runtutan singkat para imigran Rohingya yang lari dari camp penampungan di Bangladesh. 

Hal ini diketahui Apriyadi, berdasarkan sidik dan lidik sejumlah kasus human trafficking yang ditangani Polda Aceh dan polres jajaran selama ini.

Di mana pihaknya juga memintai keterangan langsung warga Rohingnya yang terlibat dalam kasus tersebut.

Menurutnya, di Bangladesh, para etnis rohingya di tampung di Camp Co'bazar yang diawasi oleh UNHCR dan IOM dengan jumlah pengungsi mencapai ribuan orang. 

Baca juga: Kasus Human Trafficking Pengungsi Rohingya di Polres Lhokseumawe Sudah Tahap Dua

Dari camp, kata Apriyadi, sebagian etnis Rohingya ada yang ingin melarikan diri harus membayar kepada agen. 

"Mereka yang ingin lari ditampung oleh agen asal Bangladesh, dengan biaya kalau uang kita 7 juta sampai 7,5 juta per orang," katanya.

Setelah membayar, dari camp kemudian mereka dilansir menggunakan kenderaan roda empat atau bus dan menempuh perjalanan 30 menit sampai di pinggir pantai. 

"Nah, dari pinggir pantai kemudian dilansir menggunakan kapal boat kecil menuju kapal besar yang sudah menunggu di sekian mil dari bibir pantai," kata Apriyadi.

Setelah berada dalam kapal besar, para imigran ini langsung menuju Aceh dengan nakhoda warga Bangladesh, termasuk ada yang dari etnis Rohingya sendiri. 

Setelah di tengah perjalanan (di tengah laut), nakhoda utama asal Bangladesh membohongi imigran dengan mematikan mesin kapal dan mengatakan bahan bakar habis.

Baca juga: Ungkap Kasus Human Trafficking Pengungsi Rohingya, Kodam IM Tangkap Satu Pelaku

"Selanjutnya kapal berhenti, nakhoda mengatakan ingin cari BBM dengan boat yang sudah mengikutinya dan nakhoda itu langsung melarikan diri dan tidak kembali. Kapal yang ditunggangi etnis Rohingya lanjut perjalanan ke Aceh dengan nakhoda kedua. Dan biasanya kompas dalam kapal itu dibuang, makanya kami tidak pernah menemukan kompas," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved