Breaking News

Internasional

Pentagon Lacak Balon Mata-Mata China di Atas Situs Nuklir Montana, Tidak Berani Diledakkan

Badan Pertahanan AS, Pentagon pada Kamis (2/2/2023), berhasil melacak balon mata-mata China yang terbang tinggi di atas Negara Bagian Montana.

Editor: M Nur Pakar
Screenshot
Balon mata-Mata China di atas Montana, Amerika Serikat. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Badan Pertahanan AS, Pentagon pada Kamis (2/2/2023), berhasil melacak balon mata-mata China yang terbang tinggi di atas Negara Bagian Montana.

Sehingga, akan dapat menghidupkan kembali ketegangan antara kedua negara, hanya beberapa hari menjelang kunjungan langka ke Beijing oleh diplomat top Amerika Serikat )AS).

Atas perintah Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan pejabat tinggi militer mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon itu.

Tetapi memutuskan hal itu akan membahayakan terlalu banyak orang di darat, kata seorang pejabat senior pertahanan kepada wartawan.

"Jelas, maksud dari balon ini untuk pengawasan," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Pejabat itu menambahkan balon itu terbang di atas baratlaut Amerika Serikat, di mana ada pangkalan udara sensitif dan rudal nuklir di silo bawah tanah.

Baca juga: Pentagon Tuduh Rusia Tembakkan Rudal Nuklir Tanpa Hulu Ledak ke Ukraina

Tetapi Pentagon tidak percaya itu merupakan ancaman intelijen yang sangat berbahaya.

"Kami menilai balon ini memiliki nilai aditif yang terbatas dari sudut pandang pengumpulan intelijen," kata pejabat tersebut.

Penemuan pesawat itu terjadi hanya beberapa hari sebelum kunjungan yang diharapkan ke China oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Dengan tujuan mengelola ketegangan yang meningkat antara kedua kekuatan di atas agenda.

Kunjungan Blinken ke Beijing, menyusul pertemuan November lalu Biden dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, akan menjadi perjalanan pertama diplomat top AS ke negara Asia itu sejak 2018.

Selain perselisihan yang sedang berlangsung atas perdagangan dan kekayaan intelektual, hubungan antara kedua negara telah rusak.

Baca juga: Pentagon Dengan Emosional Sebut Putin Makin Bejat, Rumah Sakit Dibom dan Warga Ukraina Dieksekusi

Terutama terkait Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang telah dijanjikan China untuk dipersatukan kembali dengan China daratan, seperti dilansir AP, Jumat (3/2/2023).

Amerika Serikat telah menjual senjata ke Taiwan untuk mempertahankan diri.

Presiden Joe Biden telah mengatakan Washington akan membantu melindungi pulau itu jika China menyerang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved