Internasional

WHO Tuduh Dunia Lupakan Suriah, Krisis Gempa Sudah Makin Parah, Kehancuran Perang Bertambah

Mike Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan krisis yang terlupakan di Suriah.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Bakr ALKASEM
Seorang anak laki-laki Suriah, yang kehilangan keluarganya dan juga terluka berdiri di tengah puing-puing rumah keluarganya yang hancur di Kota Jindayris, Provinsi Aleppo, Suriah pada 11 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Mike Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan krisis yang terlupakan di Suriah.

“Suriah tampaknya menjadi renungan,” kata Charles Lister, Direktur program Suriah dan Kontraterorisme dan Ekstremisme di Middle East Institute

Ketika WHO bersiap menerbangkan pasokan medis ke Suriah dari Dubai, Ryan mengatakan tumpukan bantuan yang sangat besar sedang menunggu untuk mencapai baratlaut Suriah yang dikuasai pemberontak.

“Dunia melupakan Suriah,” kata Ryan kepada wartawan di Dubai, selama persiapan penerbangan bantuan.
“Terus terang, gempa itu menarik perhatian kembali," katanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (11/2/2023).

"Tapi jutaan orang di Suriah telah berjuang selama bertahun-tahun dan itu menjadi krisis yang terlupakan,” tambahnya.

"Suriah sekarang menghadapi "bencana sekunder" nyawa yang hilang karena kurangnya pasokan medis," kata Ryan.

Baca juga: Pemko Sabang Galang Dana untuk Korban Gempa Turkiye dan Suriah

“Kita harus menyadari skala bencana ini sangat besar, melebihi kapasitas setiap orang," ujarnya.

"Jika mereka tidak memiliki peralatan, mereka tidak dapat melakukan pekerjaannya, seperti meminta petugas pemadam kebakaran untuk bergegas ke api tanpa selang pemadam kebakaran,” tamsilnya.

Bab Al-Hawa Turkiye, satu-satunya penyeberangan perbatasan di mana bantuan kemanusiaan PBB diizinkan masuk ke Suriah utara, awalnya ditutup akibat kerusakan yang terjadi akibat gempa.

Seerti diketahui, sebagian besar bantuan yang memasuki Suriah harus melewati Damaskus, yang secara ketat mengontrol distribusinya ke gubernuran.

Bahkan, penutupan Bab Al-Hawa mempersulit pengiriman bantuan yang memadai dan tepat waktu ke daerah yang paling terpukul.

Pengiriman bantuan internasional pertama ke Suriah baratlaut yang dikuasai pemberontak setelah gempa tiba pada Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Korban Gempa Meninggal di Turkiye dan Suriah Hampir Mendekati 30.000 Orang

Pemerintah Suriah mengatakan pihaknya juga telah menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dilanda gempa di luar kendalinya.

Konvoi bantuan PBB kedua menyeberang ke Suriah yang dikuasai pemberontak dari Turkiye pada Jumat (10/2/2023).

Konvoi 14 truk itu membawa barang-barang non-makanan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved