Viral Medsos
Berawal Laporan Sinyal Wifi Tidak Stabil, Warga digegerkan Ada Ular Piton Melilit di Tower Pemancar
Saat proses evakuasi berlangsung, petugas juga terlihat kesulitan menarik ular piton dari lilitannya. Pasalnya, ukuran ular tersebut cukup besar dan
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Warga Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jawa Timur belum lama ini digegerkan dengan penemuan ular yang melilit di atas tower pemancar WiFi.
Peristiwa itu tepatnya terjadi di Jalan Simo Pomahan baru Barat, Sabtu (18/2/2023).
Keberadaan ular di puncak tower pemancar WiFi tersebut ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) Surabaya.
Detik-detik menegangkan saat proses evakuasi ular jenis sanca kembang tersebut juga diunggah oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di akun Instagramnya yang bercentak biru.
"Makanya pesan ke si dia kok gak pernah sampai dan dibalas…*padahal aslinya diblokir," tulis Eri pada unggahan video detik-detik evakuasi ular di tower pemancar WiFi oleh petugas damkar, Senin (20/2/2023).
Dalam tayangan video tersebut, pada awalnya tampak beberapa petugas memanjat tower pemancar WiFi.
Namun kemudian hanya tersisa satu petugas yang masih terus berupaya mengevakuasi ular yang melilit di tower pemancar sinyal.
Baca juga: Ular Piton Kawin Sepanjang Empat Meter Kagetkan Pemilik Rumah, Ternyata Selama Ini Tinggal di Plafon
Saat proses evakuasi berlangsung, petugas juga terlihat kesulitan menarik ular piton dari lilitannya.
Pasalnya, ukuran ular tersebut cukup besar dan posisinya juga berada di ujung tower.
Disebutkan, ular piton tersebut memiliki panjang 3 meter, sementara tinggi tower pemancar 7 meter.
Meski penuh kesulitan, pada akhirnya ular tersebut berhasil ditarik dan diturunkan dari tower pemancar WiFi.
Lalu, bagaimana awal mula penemuan ular piton yang melilit di puncak tower pemancar WiFi tersebut?
Bagaimana pula cerita dibalik aksi heroik petugas saat mengevakuasi ular piton dari tower pemancar WiFi?
Bermula laporan warga
Diketahui, sosok petugas berani yang berhasil mengevakuasi ular piton dari tower pemancar WiFi ialah Sutresno (30).
Petugas pemada kebakaran di Kota Surabaya ini menceritakan awal mula penemuan ular di puncak tower pemancar WiFi.
Mengutip Kompas.com, Sutresno mengatakan, kejadian bermula saat warga melaporkan bahwa jaringan internet yang digunakan oleh warga satu kampung melemah dan tak stabil.
Setelah dicek, ternyata pemancar WiFi di kampung itu dililit ular sanca kembang dengan panjang mencapai tiga meter.
Baca juga: Ini Tanda-Tanda Ular Bersarang di Atap Rumah,Jangan Lengah! Ular Piton Bisa Bertelur Hingga 50 Butir
Setelah ada laporan masuk ke Command Center 112, petugas yang berada di Command Center Room (CC Room) langsung memberangkatkan Tim Khusus Rescue Regu 4 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya.
"Jadi ada tiga orang dari Timsus Rescue DPKP yang diberangkatkan untuk mengevakuasi ular di tower internet warga," kata Sutresno dikutip dari Kompas.com, Senin (20/2/2023).
Yang ada di paling atas itu saya, Sutresno, di urutan kedua Dodo Andar, dan terakhir Mas Aden," sambungnya.
Ular hanya setengah meter dari wajah
Sutresno juga menceritakan bagaimana detik-detik menegangkan saat proses evakuasi ular piton yang melilit pemancar WiFi di perkampungan Kota.
Menurut Sutresno, mulanya Aden Jaka naik dan memanjat pemancar tersebut.
Namun, sampai di tengah perjalanan, Aden mengaku tak kuat dan turun ke bawah.
Sutresno pun maju untuk menggantikan Aden Jaka, diikuti oleh Dodo Andar dan Aden.
"Setengah perjalanan dari atas, kami menyodorkan kayu biar ular tersebut mau jalan ke bawah. Tapi ular itu belum terpancing. Kami coba terus dengan tongkat kayu agar ular tersebut risih dan turun ke bawah," kata Sutresno.
Saat berusaha mengelabui ular menggunakan tongkat kayu, posisi kepala ular sanca hanya berjarak setengah meter dari wajah Sutresno.
Ketika berusaha ditangkap, kepala ular naik ke atas hingga menyebabkan proses evakuasi itu tidak berjalan cepat.
"Jadi jarak (kepala) ular dengan muka saya itu hanya setengah meter. Tapi kepala ular naik lagi. Saya juga berusaha naik lagi, step by step untuk menangkap ular itu," kata Sutresno.
Kemudian, Sutresno berusaha menaiki tiang pemancar lebih tinggi lagi dengan posisi senyaman dan seaman mungkin.
"Ketika semua aman, baru saya menangkap ular itu. Saat ular ditangkap itu, saya tarik, posisi badan ular masih menempel di tiang bagian atas dengan sangat keras," kata dia.
Baca juga: Rumah PM Malaysia Dimasuki Ular Kobra Hitam, Anwar Ibrahim Cemas dan Lakukan Panggilan Darurat
Berupaya tak terlilit
Ular jenis sanca kembang itu cukup kuat membelit tiang ketika berusaha ditarik oleh Sutresno. Upaya menarik pun menemui kendala karena ukuran tubuh ular yang besar.
"Saya coba tarik juga sekuat tenaga. Karena ular ini sangat besar juga. Saya posisikan ular itu punya jarak yang jauh dengan tiang maupun kaki saya, agar tidak terlilit. Saya akhirnya turun perlahan, dan dimasukkan ke keranjang," ujar Sutresno.
Sementara itu petugas lainnya Dodo Andar menjelaskan, butuh waktu kurang lebih satu jam untuk menangkap ular yang melilit tiang pemancar tersebut.
"Jadi kemarin itu tantangannya di besi yang digunakan untuk tiang pemancar (internet). Itu kalau terkena angin kan mudah goyang, sedangkan ularnya ada di atas paling ujung," papar Dodo.
Dodo mengutarakan, kesulitan utama lebih ke beban besi tiang pemancar.
Untuk bisa menangkap ular itu, petugas harus naik ke tiang pemancar tersebut.
Tiga Timsus Rescue Regu 4 DPKP Surabaya itu pun berbagi peran.
Sutrisno yang menaiki tower, kemudian disusul oleh Dodo Anjar dan Aden.
"Ular itu kan berada di ujung tiang paling atas. Kesulitannya di situ, ketika kita naik semakin tinggi, tentu juga membahayakan bagi tim rescue-nya sendiri. Kalau tiang itu enggak kuat, otomatis kita jatuh ke bawah," ujar dia.
Karena tiang pemancar mudah goyang ketika tertiup angin, tim rescue tetap menaiki tiang pemancar itu secara perlahan sambil membawa tongkat kayu.
Tongkat tersebut digunakan untuk membuat si ular merasa tidak nyaman berada di atas. Harapannya tersebut terpancing untuk turun dan mengejar tongkat kayu tersebut.
"Barulah ketika ular itu sedikit turun ke bawah, kita tim rescue, bisa action dan menangkap ular tersebut. Jadi ular itu kita pancing agar turun, sehingga tidak membahayakan tim rescue juga. Beban besinya tidak kuat kalau kita memaksa naik terus ke atas," kata dia.
Baca juga: Heboh, Ular Piton Kelaparan Masuk Rumah Cari Mangsa Panikkan Warga, Petugas Pemadam Sigap Menangkap
Kondisi jaringan internet kembali stabil
Setelah berhasil mengevakuasi ular yang melilit di tiang pemancar WiFi warga, kondisi jaringan internet yang sebelumnya dikeluhkan berangsur stabil.
"Kurang lebih 1 jam mengevakuasi ular di atas tiang itu," ujar Dodo.
Ia menyampaikan, sejatinya Timsus Rescue DPKP Surabaya bukan pawang.
Namun, tim Rescue selalu mengggelar pelatihan setiap harinya, mulai latihan animal rescue, vertical/high angle rescue, water rescue dan lainnya.
Pelatihan animal rescue, misalnya, bisa dilakukan oleh internal di DPKP Surabaya maupun mengundang dari pihak luar, seperti komunitas Satwa maupun pawang atau petugas yang bekerja di Kebun Binatang Surabaya.
"Dan pelatihan ini juga dibekali dengan jam terbang di lapangan," kata dia.
Ia menuturkan, dalam setahun ada cukup banyak ular yang dievakuasi oleh Timsus Rescue DPKP Surabaya.
Dengan banyaknya evakuasi ular itu juga menambah jam terbang rim Rescue untuk mengevakuasi satwa mematikan tersebut.
"Evakuasi ular di Surabaya penangkapannya sangat luar biasa. Jadi dengan jam terbang itu, kami jadi tahu titik lemah ular di mana, misalnya ular mau bergerak, mau memangsa, dan ketika ular tenang bagaimana," tutur Dodo.
Lantas, bagaimana cara ular seperti piton bisa berada di tower wifi?
Sementara itu, Rizky Akbar dari Mucle Sioux mengonfirmasi bahwa petugas yang mengevakuasi ular dari tower pemancar wifi berasal dari komunitasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bagaimana ular seperti piton bisa memanjat tower WiFi.
Rizky menyampaikan, letak pergerakan ular seperti terekam dalam video diduga kuat berada di atap atau langit-langit rumah.
"Ular yang ditemukan pada saat itu bisa jadi sedang berjemur karena sejatinya ular hewan berdarah dingin," jelas Rizky secara terpisah, dikutp dari pemberitaan Kompas.com lainnya.
Baca juga: Menguak Misteri Racun King Kobra yang Bisa Bunuh 20 Manusia dalam Satu Gigitan
Menurut Rizky, ular tidak bisa memproduksi atau mempertahankan suhu konstan tubuhnya.
Sehingga apabila menginginkan tubuhnya panas, dia akan berjemur.
Rizky juga menerangkan bahwa ular dapat memanjat benda vertikal seperti tower pemancar wifi dengan cara menggerakkan ototnya.
Ular akan memanfaatkan otot untuk menjulurkan badannya ke atas dan meliukkan tubuhnya menjadi spiral untuk mencapai puncak benda yang mereka panjat.
"Ular memanjat menggunakan otot di sepanjang tubuhnya," jelas Rizky.
Ular punya sisik perut vertikal
Sementara itu, Ahli Herpetologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy juga menjelaskan bahwa hampir semua jenis ular mempunyai kemampuan untuk memanjat, kecuali ular laut.
Hewan melata tersebut dapat memanjat benda vertikal menggunakan bagian perut (ventral) yang memiliki sisik horizontal.
"Ini bergantung pada volume tubuh ular. Jadi sisiknya itu trap-trapan (berbaris-baris)," ujar Amir masih dikutip dari sumber yang sama, Kompas.com.
"Di situlah membantu mereka dalam pergerakan vertikal. kelihatan sekali ngubet-nya (melilit). Naik lagi menggunakan kontraksi otot," jelasnya.
Di sisi lain, ia mengutarakan bahwa ular seperti piton adalah hewan yang kemampuan adaptasinya cukup luas.
Piton dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai dari hutan yang masih belantara sampai pemukiman.
Ketika piton hidup di pemukiman, ular ini dapat bertahan dengan memangsa tikus di gorong-gorong.
Ular memanjat tower wifi tidak umum
Lebih lanjut Amir menyampaikan bahwa peristiwa ular melilit di tower pemancar wifi bukanlah hal yang umum.
Ia menduga, ular tersebut mencari kehangatan dengan caara memanjat tower pemancar wifi karena kondisi di pemukiman sedang basah, berair, atau sempat terjadi hujan.
Tidak mengherankan apabila ular yang termasuk hewan berdarah dingin mencari tempat yang panas.
Kendati demikian, ular kemungkinan turun dari tower pemancar wifi apabila hewan ini merasakan panas yang berlebihan. "
Tapi kemampuannya memanjat secara fisiologis dan morfologi memang bisa memanjat untuk yang vertikal. Jadi tergantung ularnya," jelas Amir.
(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya/Ghinan Salman)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS
Satria Arta Kumbara Rela Jadi Tentara Rusia Demi Impian Anak Jadi Dokter: Wakafa Billahi Syahida |
![]() |
---|
Satria Arta Kumbara: Antara Nafkah di Rusia dan Hati untuk Indonesia |
![]() |
---|
Jadi Serdadu Rusia, Satria Kumbara Ingin Kembali Jadi WNI, Ini Prosedur Hukum yang Harus Ditempuh |
![]() |
---|
Lagunya Viral Berkat Pacu Jalur, Penyanyi AS Melly Mike Tampil di Riau 20-24 Agustus, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Buntut Bocorkan Data dan Ejek Penyakit Dara Arafah, Petugas Asuransi Nadia Venika Langsung Dipecat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.