Mulusnya Tol Aceh, Bukti Membangun dari Pinggir Barat Indonesia
Betapa tidak, konflik bersenjata yang berpuluh tahun mendera provinsi paling barat Indonesia ini, menyebabkan pembangunannya tertinggal jauh...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
Kini, kawasan yang dipilih sebagai titik awal JTTS ini pun mulai berbenah. Tentu kondisi itu tak lepas dari hadir jalan Tol Aceh.
Dalam tiga tahun terakhir, Kajhu jadi kawasan permukiman favorit bagi warga Banda Aceh dan sekitarnya. Para pengembang sudah membangun ribuan rumah di tanah bekas tsunami ini. Jalan tol memang telah mengubah kawasan yang tak dilirik menjadi kawasan padat.
Muhammmad Fadhil, salah seorang warga yang membeli rumah di kawasan Kajhu mengaku, adanya jalan Tol Aceh memang menjadi alasan dirinya membeli rumah di kawasan tersebut. Karena ia yakin, dengan adanya tol kawasan itu akan terus berkembang dan nilai properti akan terus tumbuh.
“Dulu saat saya kuliah Kajhu ini tidak dilirik, hanya tambak-tambak telantar, tapi saya melihat akhir-akhir ini kawasan ini semakin ramai perumahan dan banyak usaha yang dibuka, saya pun memilih membeli rumah di sini, hanya lima menit ke pintu tol,” ujar Fadhil.
Tol Aceh ini juga mempersingkat jarak tempuh antar kabupaten, dulu perjalanan dari Banda Aceh menuju Sigli membutuhkan waktu hingga 2,5 jam, kini pelintas hanya butuh waktu 1 hingga 1,5 jam.
Karena jika melewati jalan reguler, mereka harus melewati pergunungan Seulawah yang berkelok-kelok. Kini Tol Aceh dibangun lurus membentang di lembah gunung.
Begitu juga jarak antara Kota Banda Aceh dengan dengan Kota Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar, jika dulu butuh waktu hingga 1 jam, kini hanya 20 menit dengan adanya jalan tol.
Sehingga sejumlah warga di daerah itu semakin dimanjakan dengan tol, dalam mengakses kota-kota lainnya di sekitar. Bagi para pelaku usaha, kondisi ini membawa keuntungan, karena mereka bisa berpindah-pindah dengan cepat dari satu daerah ke daerah lainnya lewat tol.
Misalnya Ridha, seorang pekerja kreatif yang mengaku kini semakin mudah mengambil pekerjaan di luar Banda Aceh, karena bisa mengakses dengan cepat dan tidak takut akan ketinggalan kegiatan.
“Dulu kalau ada kerjaan siang di Banda Aceh, saya tidak mungkin ambil kerjaan pagi di Jantho. Tapi sekarang gampang aja, pagi di Jantho, menjalang siang sudah di Banda Aceh lagi, cuma 15 menit saja pun,” ujar Radha.
Hal yang sama juga diakui oleh Dirawan, dulu jika ingin mengurus berkas-berkas atau memiliki urusan dengan kantor Pemerintahan Aceh Besar di Jantho, maka dipastikan akan menghabiskan waktu setengah hari lebih. Karena di perjalanan pulang pergi saja sudah menghabiskan 2 jam.
Tapi sekarang ia dan orang-orang lain sepertinya semakin gampang dalam berurusan, karena hadirnya tol, konekvitas antar kota tidak lagi jadi kendala.
Pihak Hutama Karya menargetkan semua ruas Tol Aceh, dari pintu Kajhu dan pintu terakhir di Padang Tiji, Pidie dapat dilintasi dalam waktu dekat ini.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Yongki beberapa hari lalu menyatakan, ruas jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) seksi V Kuta Baro-Blangbintang dan Seksi VI Kuta Baro-Baitussalam, hampir rampung. Jika sudah selesai, nyaris seluruh ruas Tol Sibanceh sudah bisa dilalui.
Saat menerima kunjungan Komisi V DPR RI pekan lalu, Yongki mengatakan, lima seksi jalan Tol Aceh ditargetkan beroperasi penuh pada awal maret 2023.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.