Mulusnya Tol Aceh, Bukti Membangun dari Pinggir Barat Indonesia

Betapa tidak, konflik bersenjata yang berpuluh tahun mendera provinsi paling barat Indonesia ini, menyebabkan pembangunannya tertinggal jauh...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
Dok PT Hutama Karya
Salah satu ruas Jalan Tol Banda Aceh-Sigli yang sedang dalam tahap penyelesaian. 

Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hadirnya Tol Aceh yang akan menghubungkan Banda Aceh dan Sigli atau dikenal dengan Tol Sibanceh, akan menjadi kado terindah bagi seluruh masyarakat Aceh. Karena akan meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Betapa tidak, konflik bersenjata yang berpuluh tahun mendera provinsi paling barat Indonesia ini, menyebabkan pembangunannya tertinggal jauh dari provinsi lainnya.

30 tahun hidup dalam huru-hara dan ditambah musibah bencana tsunami 2004, memang membuat masyarakat Aceh terpuruk. Sehingga kehadiran Tol Aceh, sebagai jalan tol pertama ini provinsi ini disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat.

Mulusnya jalan Tol Aceh yang membelah lembah dan ladang-ladang warga, juga menjadi bukti pemerintah menjalankan pembangunan dari pinggiran Indonesia.

Pemerintah Indonesia menugaskan PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). BUMN ini didapuk dengan amanah besar untuk menghubungkan ujung barat Sumatera di Banda Aceh dan ujung timur Sumatera di Bakauheni, Lampung dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Di Tol Aceh, PT Hutama Karya berkolaborasi dengan PT Adhi Karya dan perusahaan lainnya selaku kontraktor, memulai pembangunan pada akhir 2018.

Sejarah Tol Aceh dimulai kala Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 14 Desember 2018 di Blang Bintang, Aceh Besar, salah satu titik yang menjadi gerbang tol.

Di tangan Hutama Karya, pembangunan pun dipacu dengan cepat. Puluhan alat berat dikerahkan, pembangunan dibagi dalam enam seksi.

Lahan yang awalnya perbukitan gersang dan semak-semak, dikeruk hingga membentuk jalan mulus yang melintang dari dekat pantai, hingga melintasi bahu gunung Seulawah.

Hanya butuh 1,5 tahun bagi Hutama karya, pada 25 Agustus 2020, di tengah Pandemi Covid-19 yang menghantui dunia, Tol Aceh ruas Blang Bintang – Indrapuri pun diresmikan oleh Presiden Jokowi.

Saat meresmikan ruas tol yang berada di belakang Bandara Sultan Iskandar Muda itu, Presiden melemparkan pujiannya. Karena Tol Aceh menjadi jalan tol dengan proses pembebasan lahan tercepat di Indonesia.

"Akses ke bandara akan semakin mudah semakin cepat. Kalau konektivitas semakin lancar dan terhubung dengan transportasi udara, ke depan pergerakan orang dan barang akan lebih cepat jadi biaya akan lebih efisien. Pertumbuhan ekonomi akan terhubung dari satu titik ke titik lain sehingga perekonomian akan bergerak lebih cepat," kata Presiden Jokowi saat peresmian tol.

Mempersingkat Waktu dan Menumbuhkan Ekonomi

Tol Sigli – Banda Aceh dimulai dengan gerbang pertama di Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Kawasan ini sempat luluh lantak dan rata dengan tanah akibat bencana tsunami pada tahun 2004 lalu.

Kini, kawasan yang dipilih sebagai titik awal JTTS ini pun mulai berbenah. Tentu kondisi itu tak lepas dari hadir jalan Tol Aceh.

Dalam tiga tahun terakhir, Kajhu jadi kawasan permukiman favorit bagi warga Banda Aceh dan sekitarnya. Para pengembang sudah membangun ribuan rumah di tanah bekas tsunami ini. Jalan tol memang telah mengubah kawasan yang tak dilirik menjadi kawasan padat.

Muhammmad Fadhil, salah seorang warga yang membeli rumah di kawasan Kajhu mengaku, adanya jalan Tol Aceh memang menjadi alasan dirinya membeli rumah di kawasan tersebut. Karena ia yakin, dengan adanya tol kawasan itu akan terus berkembang dan nilai properti akan terus tumbuh.

“Dulu saat saya kuliah Kajhu ini tidak dilirik, hanya tambak-tambak telantar, tapi saya melihat akhir-akhir ini kawasan ini semakin ramai perumahan dan banyak usaha yang dibuka, saya pun memilih membeli rumah di sini, hanya lima menit ke pintu tol,” ujar Fadhil.

Tol Aceh ini juga mempersingkat jarak tempuh antar kabupaten, dulu perjalanan dari Banda Aceh menuju Sigli membutuhkan waktu hingga 2,5 jam, kini pelintas hanya butuh waktu 1 hingga 1,5 jam.

Karena jika melewati jalan reguler, mereka harus melewati pergunungan Seulawah yang berkelok-kelok. Kini Tol Aceh dibangun lurus membentang di lembah gunung.

Begitu juga jarak antara Kota Banda Aceh dengan dengan Kota Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar, jika dulu butuh waktu hingga 1 jam, kini hanya 20 menit dengan adanya jalan tol.

Sehingga sejumlah warga di daerah itu semakin dimanjakan dengan tol, dalam mengakses kota-kota lainnya di sekitar. Bagi para pelaku usaha, kondisi ini membawa keuntungan, karena mereka bisa berpindah-pindah dengan cepat dari satu daerah ke daerah lainnya lewat tol.

Misalnya Ridha, seorang pekerja kreatif yang mengaku kini semakin mudah mengambil pekerjaan di luar Banda Aceh, karena bisa mengakses dengan cepat dan tidak takut akan ketinggalan kegiatan.

“Dulu kalau ada kerjaan siang di Banda Aceh, saya tidak mungkin ambil kerjaan pagi di Jantho. Tapi sekarang gampang aja, pagi di Jantho, menjalang siang sudah di Banda Aceh lagi, cuma 15 menit saja pun,” ujar Radha.

Hal yang sama juga diakui oleh Dirawan, dulu jika ingin mengurus berkas-berkas atau memiliki urusan dengan kantor Pemerintahan Aceh Besar di Jantho, maka dipastikan akan menghabiskan waktu setengah hari lebih. Karena di perjalanan pulang pergi saja sudah menghabiskan 2 jam.

Tapi sekarang ia dan orang-orang lain sepertinya semakin gampang dalam berurusan, karena hadirnya tol, konekvitas antar kota tidak lagi jadi kendala.

Pihak Hutama Karya menargetkan semua ruas Tol Aceh, dari pintu Kajhu dan pintu terakhir di Padang Tiji, Pidie dapat dilintasi dalam waktu dekat ini.

Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Yongki beberapa hari lalu menyatakan, ruas jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) seksi V Kuta Baro-Blangbintang dan Seksi VI Kuta Baro-Baitussalam, hampir rampung. Jika sudah selesai, nyaris seluruh ruas Tol Sibanceh sudah bisa dilalui.

Saat menerima kunjungan Komisi V DPR RI pekan lalu, Yongki mengatakan, lima seksi jalan Tol Aceh ditargetkan beroperasi penuh pada awal maret 2023.

“Kami akan melakukan uji laik fungsi dulu. Setelah izinnya terbit, langsung dioperasikan pada akhir bulan ini atau awal bulan depan,” kata Yongki.

Untuk diketahui, Seksi I Padang Tiji-Seulimeum sepanjang 24,68 Km, seksi II, Seulimeum-Jantho (6,26 Km), seksi III Jantho-Indrapuri (16,37 Km), seksi IV Indrapuri-Blangbintang (14,60 Km), seksi V Blangbintang-Kuta Baro (7,30 Km) dan seksi VI Kuta Baro-Baitussalam (5,10 Km).

Seksi terakhir yang masih dalam proses yaitu yang melewati kawasan hutan. Di ruas ini juga akan hadir ikon Tol Sumatera, berupa terowongan untuk satwa liar, yang menjadi daya tarik Tol Aceh ini.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved