Kisah Pilu Fahrul Hidayatulah, Meninggal Saat Selamatkan Ibu Dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Fahrul Hidayatulah (28) menjadi korban tewas dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

|
Editor: Faisal Zamzami
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memadamkan api yang membakar rumah warga imbas kebakaran Depo Pertamina di kawasan Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Kebakaran yang melanda Depo Plumpang terjadi pada sekitar pukul 20.00 WIB. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Fahrul Hidayatulah (28) menjadi korban meninggal dunia dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Ia menjadi korban setelah berupaya menyelamatkan ibunya saat Depo Pertamina meledak.

Kesaksikan itu diungkap ayah Fahrul, Marsiyan (52) saat menjemput jenazah anaknya di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Sabtu (4/3/2023) malam.

Adapun Fahrul adalah anak pertama dari tiga bersaudara dalam keluarga Marsiyan.


Marsiyan menceritakan saat kejadian Fahrul dalam perjalanan pulang dari tempat pada Jumat (3/3/2023) malam.

Setibanya di dekat rumah, dia kaget melihat ada kobaran api besar di arah rumahnya.

Bukannya menjauh, kata Marsiyan, putra sulungnya itu pun panik lalu langsung tancap gas mendekati rumahnya yang hanya 5 meter dari Depo Pertamina Plumpang.

Saat itu, Fahrul berupaya menyelamatkan ibunya yang berada di rumah seorang diri saat kejadian tersebut.

"Ini mamahnya di rumah sendirian. Yang lain masih pada kerja, kebetulan anak saya pertama pulang kerja. Mungkin melihat orang tua panik," ujar Marsiyan saat ditemui di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Sabtu (4/3/2023) malam.

Baca juga: Dampak Terbakarnya Depo Pertamina Plumpang: 1.300 Warga Mengungsi di 10 Lokasi, 19 Orang Meninggal

Singkat cerita, Fahrul pun berhasil menjangkau rumahnya dan bertemu ibunya di dalam rumah.

Namun naas, bau menyengat gas membuat ibunya lemas dan kesulitan untuk berjalan meninggalkan rumahnya.

Dengan berat hati, kata Marsiyan, Fahrul pun meninggalkan ibunya di dalam rumah seorang diri.

Saat itu, anaknya pun sudah kehabisan nafas hingga akhirnya terjatuh dan tewas di sekitar rumahnya.

"Jadi anak saya ini membela orang tua. Padahal kan dia bocoran gas kan itu engap dipaksa jadi ditinggal orang tua kasian. Akhirnya sama-sama gak kuat napas sesak dan rubuh. Berhubung ketemu petugas mungkin ditolong oleh petugas," ungkap Marsiyan.

Saat kejadian itu, Marsiyan mengaku memang sedang bekerja di Bekasi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved