Luar Negeri
Jelang Latihan Militer Amerika Serikat dan Korsel, Korea Utara Bahas Langkah Kesiapan Perang
AS dan Korsel akan menggelar latihan militer gabungan terbesar mereka selama lima tahun terakhir yang dinamai Freedom Shield.
SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara menetapkan langkah kesiapan perangnya menjadi "penting dan praktis" sehari menjelang latihan militer bersama Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, kata media pemerintah KCNA pada Minggu (12/3/2023).
AS dan Korsel akan menggelar latihan militer gabungan terbesar mereka selama lima tahun terakhir yang dinamai Freedom Shield.
KCNA melaporkan, keputusan ini dibuat dalam pertemuan komisi militer partainya Kim Jong Un yang berkuasa.
“Pertemuan tersebut membahas dan mengadopsi langkah-langkah praktis yang penting untuk membuat kesiapan perang lebih efektif, kuat dan ofensif,” tulis KCNA, dikutip dari kantor berita AFP.
Laporan itu menambahkan, langkah tersebut ditujukan untuk "mengatasi situasi saat ini ketika provokasi perang AS dan Korea Selatan mencapai garis merah".
Akan tetapi, Korut tidak merinci langkah-langkah tersebut seperti apa tepatnya.
Korea Selatan dan Amerika Serikat dijadwalkan memulai latihan Freedom Shield pada Senin (13/3/2023), dengan fokus pada keamanan kawasan yang berubah seiring gencarnya agresi Korea Utara, ujar dua negara bersekutu itu.
Semua latihan semacam itu membuat marah Korea Utara, yang memandangnya sebagai latihan untuk invasi.
Korut mengaku program senjata nuklir dan misilnya adalah untuk pertahanan diri.
Baca juga: Korea Utara Dihantam Krisis Pangan Kim Jong Un Perintahkan Jajarannya Tingatkan Produksi Pertanian
Menurut para analis, Korea Utara kemungkinan akan memanfaatkan latihan Freedom Shield sebagai alasan melakukan lebih banyak provokasi, termasuk uji coba rudal dan bahkan mungkin uji coba nuklir.
Pada Jumat (10/3/2023), KCNA melaporkan bahwa Kim Jong Un memerintahkan militer Korea Utara mengintensifkan latihan untuk perang betulan.
Saat mengawasi latihan baku tembak, Kim Jong Un mengatakan kepada para tentara untuk bersiap menghadapi dua misi strategis, yaitu "pertama mencegah perang dan kedua mengambil inisiatif dalam perang," menurut KCNA.
Adapun AS dan Korsel terus meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi peningkatan ancaman militer dan nuklir dari Korea Utara, yang semakin provokatif melakukan uji coba senjata terlarang dalam beberapa bulan terakhir.
Korea Utara Nyatakan Perang jika Uji Coba Rudal Ditembak Jatuh
Korea Utara pada Selasa (7/3/2023) memperingatkan, pihaknya akan menyatakan perang jika rudalnya ditembak jatuh saat uji coba di atas Samudera Pasifik.
Korut melakukan gelombang uji coba senjata terlarang dalam beberapa bulan terakhir, dengan mengeklaim program senjata nuklir dan rudalnya untuk pertahanan diri.
Pyongyang juga marah atas latihan militer bersama Amerika Serikat-Korea Selatan, menggambarkannya sebagai latihan untuk invasi.
"Itu akan dianggap sebagai deklarasi perang yang jelas melawan DPRK (singkatan nama resmi Korea Utara), jika tanggapan militer seperti intersepsi terjadi terhadap uji coba senjata strategis kami," kata Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dikutip dari kantor berita AFP.
"Lautan Pasifik bukan milik dominium AS atau Jepang," lanjutnya.
Korea Utara "selalu siaga untuk mengambil tindakan yang tepat, cepat dan luar biasa setiap saat", tambah pernyataannya, yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Bulan ini, militer AS dan Korea Selatan akan mengadakan latihan gabungan terbesar mereka dalam lima tahun.
Menjelang latihan Freedom Shield yang dijadwalkan setidaknya 10 hari mulai 13 Maret 2023 tersebut, kedua negara bersekutu itu pekan ini mengadakan latihan udara yang menampilkan pesawat pembom berat B-52 berkemampuan nuklir milik AS.
Dalam pernyataan terpisah pada Selasa (7/3/2023), Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Amerika Serikat sengaja meningkatkan ketegangan.
"Latihan udara bersama baru-baru ini... dengan jelas menunjukkan bahwa skema AS untuk menggunakan senjata nuklir melawan DPRK sedang dilakukan pada tingkat perang yang sebenarnya," ucap Kemlu Korut yang diterbitkan KCNA.
"Kami sangat menyayangkan ketegangan tak bertanggung jawab dan mengkhawatirkan yang diciptakan AS dan Korea Selatan," imbuhnya.
Tahun lalu, Korea Utara menyatakan dirinya sebagai negara berkekuatan nuklir yang tidak dapat diubah dan mencatatkan rekor penembakan sejumlah rudal
Baca juga: Profil Koesni Harningsih Nasution, Istri KSP Moeldoko yang Meninggal Dunia Hari Ini
Baca juga: China Berhasil Damaikan Arab Saudi dan Iran, Amerika Serikat Ketar-ketir hingga Israel Ketakutan
Baca juga: Terseret Arus Sungai, Bocah Ulim Pidie Jaya Meninggal Dunia
Kompas.com: Korea Utara Bahas Langkah Kesiapan Perang Jelang Latihan Militer AS-Korsel
Korban Tewas Banjir Bandang dan Longsor Pakistan Lampaui 350 Orang |
![]() |
---|
5 Orang Tewas akibat Helikopter Pakistan Jatuh Saat Misi Penyelamatan |
![]() |
---|
Nasib Kim Keon Hee, Eks Ibu Negara Korsel Dikurung di Sel Terisolasi, Dijerat 16 Tuntutan Pidana |
![]() |
---|
Mark Zuckerberg Buru Pakar AI Terbaik untuk Bekerja di Lab Miliknya, Siapkan Gaji Miliaran |
![]() |
---|
Sosok Goh Cheng Liang, Bos Nippon Paint Meninggal Dunia, Miliarder Singapura Kekayaan Rp 214 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.