Berita Bireuen

19 Keluarga Mengungsi Dampak Banjir Terjang Pante Karya

Saat banjir terjadi, ada warga yang menyelamatkan diri dan keluarganya ke atas bukit. Mereka sejak Sabtu malam hingga Minggu (19/3/2023) mengungsi ke

Editor: mufti
IST
MENGUNGSI KE MEUNASAH - Warga Desa Pante Karya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen, mengungsi ke kompleks meunasah setempat setelah rumah mereka direndam banjir. Foto direkam Minggu (19/3/2023) siang. IST 

“Kami berharap Pemkab Bireuen segera menormalisasi Krueng Meuh dan sekitar bendungan irigasi Mon Seuke Pulot yang sudah dangkal akibat endapan lumpur. Hal itu perlu segera dilakukan untuk mencegah banjir susulan.” HASDAIRIN, Keuchik Pante Karya

SERAMBINEWS, BIREUEN - Sebanyak 19 keluarga atau 50-an jiwa warga Desa Pante Karya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen, Sabtu (18/3/2023), dikejutkan banjir luapan yang diawali hujan deras mengguyur kawasan itu pada tengah malam. Saat banjir terjadi, ada warga yang menyelamatkan diri dan keluarganya ke atas bukit. Mereka sejak Sabtu malam hingga Minggu (19/3/2023) mengungsi ke meunasah desa setempat.

Meski banjir luapan sudah surut, namun hingga pukul 19.30 WIB tadi malam, warga masih bertahan di lokasi pengungsian karena mereka khawatir akan terjadi banjir susulan. Lokasi banjir akibat meluapnya Krueng Meuh itu berjarak sekitar 16 Kilometer (Km) arah selatan Simpang Empat, Pante Gajah, Peusangan, atau sekitar 30 Km dari Bireuen. 

Mereka pengungsi karena rumahnya ada yang rusak dan dipenuhi lumpur akibat banjir.   Keuchik Pante Karya, Hasdairin, kepada Serambi, mengatakan, sebelum banjir terjadi, gampong pedalaman itu diguyur hujan deras pada Sabtu (18/3/2023) mulai pukul 19.15 WIB.

Debit air Krueng Meuh melebihi tanggul sungai hingga meluap ke pemukiman penduduk yang berada di seberang jalan tanggul sungai.

Ada 54 rumah warga yang terdampak banjir di Dusun Cot Jeumpa, Sarah Mulia, Krueng Meuh, dan Dusun Seuke Pulot. Selain itu, dua rumah rusak bagian dapur yaitu milik Bustamin (35) di Dusun Cot Jeumpa dan Marzuki Yakop (48) di Dusun Sarah Mulia. Di meunasah setempat sudah dibuka dapur umum untuk memenuhi konsumsi para pengungsi.

“Kami berharap Pemkab Bireuen segera menormalisasi Krueng Meuh dan sekitar bendungan irigasi Mon Seuke Pulot yang sudah dangkal akibat endapan lumpur. Hal itu perlu segera dilakukan untuk mencegah banjir susulan,” harapnya.

Selain itu, harus dilakukan penguatan tanggul batu gajah karena sudah terkikis banjir sekitar 60 meter. "Masyarakat masih khawatir, jika debit air Krueng Meuh kembali tinggi, maka tanggul akan rusak atau putus dan air akan meluap ke pemukiman warga," ungkap Keuchik Hasdairin.

Bustamin (35), salah seorang warga yang rumahnya rusak mengatakan, saat banjir terjadi setinggi dada orang dewasa, dia dan istrinya Ruswati serta dua anak mereka langsung menuju bukit 100 meter di belakang rumahnya bersama warga sekitarnya. (yus)

Tanggul Sungai Perlu Segera Diperbaiki

ANGGOTA DPRK Bireuen, Tgk Munazir, didampingi Camat Peusangan Siblah Krueng, Azhari SSos, kemarin, turun ke lokasi banjir. Masyarakat Pante Karya berharap agar Pemkab Bireuen segera menangani tanggul yang jebol. Jika tak ditangani, bila terjadi lagi luapan air akibat hujan deras di pegunungan, maka akan meluap kembali ke pemukiman.

Ketua DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar, juga turun melihat dampak banjir di Pante Karya. Ia berharap agar Dinas PUPR Bireuen segera memperbaiki tanggul sungai yang rusak akibat terkikis banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen juga diharapkan dapat membantu menormalisasi aliran Krueng Meuh dan sekitar irigasi Mon Seuke Pulot yang dangkal akibat tertutup endapan lumpur, agar aliran air kembali lancar. (yus)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved