Breaking News

Ramadhan 2023

Bukan Haid, Apa Hukum Wanita Berpuasa Namun Masih Keluarkan Darah dari Miss V? Ini Kata Buya Yahya

Adapun darah tersebut berasal dari hasil efek penggunaan KB sampai enam bulan melahirkan masih keluar darah.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
tribun manado
Ilustrasi 

Bukan Haid, Apa Hukum Wanita Berpuasa Namun Masih Keluarkan Darah dari Miss V? Ini Kata Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM - Bukan darah haid, apa hukum wanita berpuasa namun masih mengeluarkan darah dari miss V? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Perempuan yang sedang haid tidak diwajibkan untuk berpuasa, bahkan jika berpuasa, puasanya pun tidak sah bahkan dianggap haram hukumnya.

Namun, bagaimana bila perempuan tersebut masih mengeluarkan darah melalui miss v-nya, tetapi darah tersebut bukan darah haid.

Adapun darah tersebut berasal dari hasil efek penggunaan KB sampai enam bulan melahirkan masih keluar darah.

Apakah puasa perempuan tetap diperbolehkan atau tidak?

"Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bagaimana jika puasa masih saja mengeluarkan darah tapi bukan haid? Darah hasil penggunaan KB sampai 6 bulan melahirkan masih keluar darah bagaimana puasanya?
Sedang itu darah bukan mens atau nifas," demikian tanya jamaah tersebut.

Baca juga: Wanita Dibolehkan tidak Puasa Jika Alami 4 Hal Ini saat Ramadhan, Begini Penjelasan Buya Yahya

Mendapat pertanyaan itu, Buya Yahya menjelaskan untuk mengetahui haid atau bukan haid, itu bukan dengan pil KB, tapi mengikuti rumus haid.

Pil KB tidak akan mengubah rumus haid.

Untuk mengetauhi darah itu haid atau nifas adalah dengan rumus khusus haid dan nifas.

Kata Buya, setidaknya rumus haid ada lima.

Buya Yahya
Buya Yahya (Instagram / @buyayahya_albahjah)

1. Dia (perempuan) telah berusia 9 tahun hijriah atau lebih.

2. Darah keluar setelah didahului suci 15 hari 15 malam atau lebih.

3. Darah tidak kurang dari 24 jam (dalam jangka 15 hari).

4. Darah tidak lebih dari 15 hari.

5. Darah tidak didahului oleh kelahiran.

Baca juga: Berat Banget! Ini Denda Pasutri Berhubungan Intim di Siang Hari Bulan Puasa, Simak Ulasan Buya Yahya

Selain itu, beberapa hal juga yang perlu diketahui, seperti :

1. Paling sedikitnya nifas adalah setetes

2. Paling banyak nifas adalah 60 hari

3. Umumnya darah nifas adalah 40 hari

Adapun kaedah-kaedah untuk mengetahui darah nifas menurut Buya Yahya adalah :

1. Darah keluar setelah kelahiran janin atau bakal janin.

2. Bersihnya rahim dari kandungan.

3. Darah keluar sebelum berlalunya 15 hari saat melahirkan.

4. Darah keluar tidak boleh melebihi 60 hari dari saat melahirkan.

5. Waktu darah terputus tidak boleh melebihi 15 hari.

Baca juga: Bagaimana Jika PASUTRI Terlanjur Bersetubuh di Siang Hari Ramadhan? Buya Yahya : Wajib Bayar Denda!

Terakhir kata Buya, jika memang terbukti dengan rumus itu bukanlah darah haid dan bukan darah nifas, maka hukum puasanya adalah tetap sah, berarti itu adalah darah istihadhah.

Dan jika itu darah istihadhah maka baginya tetap wajib berpuasa dan wajib shalat, sambung Buya.

"Karena pada hakikatnya dia tidak haid dan nifas. Dalam masalah haid hendaknya melihat buku kami “Fiqih Haid Praktis”. Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya.

Wanita Dibolehkan tidak Puasa Jika Alami 4 Hal Ini saat Ramadhan, Begini Penjelasan Buya Yahya

Menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadhan adalah sebuah kewajiban bagi umat Muslim yang sudah baligh.

Namun, ada beberapa kelompok yang mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa. Salah satunya bagi wanita.

Menurut pendakwah ternama asal Cirebon, Buya Yahya, wanita diperbolehkan tidak puasa di bulan Ramadhan jika mengalami empat hal berikut ini, apa saja?

Puasa adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan.

Semua orang yang berada dalam keadaan fisik dan mental wajib menjalaninya.

Namun, ada beberapa ketentuan yang memperbolehkan seorang muslim melewatkan puasa, terutama seorang wanita jika mengalami empat hal berikut ini.

Meskipun mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa, orang-orang ini harus menggantinya di hari lain saat sudah tidak memiliki halangan atau membayar fidiah.

Membayar fidiah dilakukan dengan mengganti satu hari puasa dengan memberi makan satu orang miskin.

Dikutip Serambinews.com dari laman resmi buyayahya.org, Senin (27/3/2023), Buya Yahya mengungkap sembilan golongan orang yang boleh tidak puasa Ramadhan. Diantara kesembilan golongan tersebut, empat diantaranya adalah larangan atau keringanan anjuran tidak puasa bagi wanita.

Jika wanita mengalami hal berikut ini selama Ramadhan, maka ia diperbolehkan tidak puasa.

1. Hamil

Orang hamil diperbolehkan tidak ber puasa.

Adapun kategori orang hamil tersebut seperti orang hamil yang khawatir akan kondisi dirinya atau janin (bayinya).

2. Menyusui

Wanita yang tengah menyusui diperbolehkan tidak ber puasa apabila ia khawatir akan kondisi dirinya atau kondisi bayi yang masih di bawah umur dua tahun Hijriyah.

Bayi di sini tidak harus bayinya sendiri, tetapi bisa juga bayi orang lain.

3. Haid

Wanita yang sedang haid tidak wajib berpuasa, bahkan jika ber puasa, puasanya pun tidak sah bahkan dianggap haram hukumnya.

4. Nifas

Terakhir adalah wanita yang sedang nifas tidak wajib ber puasa.

Jika ber puasa puasanya pun tidak sah bahkan dianggap haram hukumnya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved