Ramadhan 2023
Sabar dan Ikhlas Lebih Mudah Diaplikasikan Saat berpuasa
sabar dan ikhlas lebih mudah diaplikasikan hanya saat berpuasa. Sebab, unsur riya pada puasa sangat sedikit karena jika hamba ingin mendustai Allah
“Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut kata sabar sebanyak 90 kali dan kata ikhlas 10 kali. Hal ini menandakan penting bersabar dan ikhlas dalam menjalankan ibadah puasa.” TGK MUSTAFA HUSEN WOYLA, Ketua Umum ISAD Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Puasa, sabar, dan ikhlas adalah tiga kata yang memiliki makna terikat dan saling menyempurnakan satu sama lain, khususnya pada rukun Islam yang ketiga. Artinya, puasa akan menjadi amalan yang balasannya tanpa batas jika dilakukan dengan sabar dan ikhlas.
“Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut kata sabar sebanyak 90 kali dan kata ikhlas 10 kali. Hal ini menandakan penting bersabar dan ikhlas dalam menjalankan ibadah puasa,” ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI saat menjadi narasumber program ‘Serambi Ramadhan’, Minggu (26/3/2023).
Program yang mengangkat tema ‘Melalui Puasa Allah Tarbiyahkan Hamba-Nya Sifat Ikhlas dan Sabar’ dengan dipandu presenter Siti Masyithah, tersebut yang disiarkan di kanal Youtube dan Facebook Serambinews.com. Program kerja sama Serambi Indonesia dan ISAD Aceh ini yang didukung penuh oleh Bank Aceh Syariah tersebut hadir setiap hari pukul 17.00 WIB selama bulan Ramadhan.
Tgk Mustafa mengatakan, puasa secara bahasa bermakna menahan segala sesuatu. Puasa pada hakikatnya adalah menahan, mensucikan (takhalli), dan mengendalikan diri meninggalkan sifat mazmumah (tercela) dan menjalankan serta mengisi dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), sehingga merasa tajalli, penghayatan hamba merasa Allah hadir bersamanya, merasa diawasi dalam setiap perbuatannya.
Adapun ikhlas adalah unsur awal dari sifat sabar yakni untuk siapa dan untuk apa puasa dilakukan.
Jadi, menurutnya, untuk meraih pahala yang tanpa batas sebagaimana dalam hadis qudsi, ‘Puasa untuk-Ku, dan Aku yang memberinya ganjaran’ mesti dilakukan dengan sabar dan ikhlas. Dan mayoritas ulama, di antaranya Quraish Shihab manafsirkan makna sabar dalam surat Az-Zumar ayat 10, yang berbunyi, ‘Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.’ Itulah makna sabar orang puasa yang dibalas tanpa batas. Kemudian lewat puasa juga Allah tarbiyah dan ajarkan sikap ikhlas.
Di dalam kitab At-Ta’rîfât karya Ali Al-Jurjani, sebut Tgk Mustafa, dijelaskan bahwa ikhlas adalah engkau tidak mencari orang yang menyaksikan amalmu selain Allah. Ikhlas juga diartikan membersihkan amal dari berbagai kotoran. Seseorang melakukan satu amalan hanya karena Allah semata, tak ada satu pun motivasi lain yang mencampurinya. Tak ada harapan surga, tak ada keinginan enaknya hidup di dunia, semua murni karena menghamba kepada Allah saja.
Meski demikian, sebut Tgk Mustafa, ada kriteria tertentu di mana seseorang melakukan suatu amalan dengan motivasi tertentu namun masih dikategorikan sebagai ikhlas. Syeikh Muhammad Nawawi Banten dalam kitabnya Nashaihul ‘Ibad membagi keikhlasan dalam tiga tingkatan.
Tingkatan ikhlas yang paling tinggi adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk (manusia) di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan sebagainya.
Tingkatan ikhlas kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga serta menikmati berbagai macam kelezatannya. Beribadah dengan niat dan motivasi seperti ini masih dikategorikan sebagai ikhlas.
Tingkatan ikhlas ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian duniawi seperti kelapangan rezeki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan. Ini adalah tingkat keikhlasan terendah di mana orang yang beribadah dilakukan karena Allah namun ia memiliki harapan akan mendapatkan imbalan duniawi dengan ibadahnya itu.
Lebih lanjut Tgk Mustafa menyampaikan, hal yang demikian ini masih tetap dianggap sebagai ikhlas karena agama sendiri menawarkan imbalan-imbalan tersebut ketika memotivasi umat untuk melakukan suatu amalan tertentu.
“Lalu bagaimana bila beribadah atau melakukan suatu amalan dengan motivasi selain tiga hal di atas? Masih menurut Syekh Nawawi bahwa yang demikian itu termasuk sikap riya yang tercela, bukan ikhlas. Beliau menegaskan: wa maa ‘adaa dzalika riya’ mazmum, Selain ketiga motivasi di atas adalah riya yang tercela.” ujarnya.
Kesimpulan dari uraian tersebut, kata Tgk Mustafa, dapat dipahami bahwa sabar dan ikhlas lebih mudah diaplikasikan hanya saat berpuasa. Sebab, unsur riya pada puasa sangat sedikit karena jika hamba ingin mendustai Allah bisa saja makan dan minum ketika tidak di depan manusia. Tapi, itu tidak dilakukan karena ingin puasa penuh sesuai syarat dan rukun serta mengharap balasan dari Allah. Dengan berpuasa sampai sebulan penuh serta melakukan Qimamul Lail pada malam Ramadhan, seorang hamba sudah bersabar siang dan malam dalam ketaatan serta menjauhi berbagai larangan. (siti masyithah)
Idul Adha Jangan Khawatir, Tak Masalah Makan Jeroan Kata dr Zaidul Akbar : Asalkan Diolah Begini |
![]() |
---|
Peluang Hamil Tinggi, Puasa Ramadhan Bikin Sperma dan Sel Telur Makin Bagus, Seksolog: Asalkan |
![]() |
---|
Besok Jumat Terakhir di Ramadhan, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di 80 Masjid Aceh Besar |
![]() |
---|
Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Banda Aceh Besok 30 Ramadhan 1444 Hijriah |
![]() |
---|
Jumat Terakhir Ramadhan 1444 H, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Banda Aceh 21 April 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.