Luar Negeri

Korea Utara Luncurkan Rudal Antar Benua Berbahan Bakar Padat, Hwasong-18 Lebih Cepat Serang Musuh

Sebelumnya, Korea Selatan melaporkan bahwa Pyongyang menembakkan rudal balistik model baru pada Kamis (13/4/2023).

Editor: Faisal Zamzami
KCNA via KNS/AP PHOTO
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022. 

SERAMBINEWS.COM, PYONGYANGKorea Utara meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM) berbahan bakar padat baru, Hwasong-18.

Laporan tersebut disampaikan oleh media resmi Korea Utara, KCNA.

Sebelumnya, Korea Selatan melaporkan bahwa Pyongyang menembakkan rudal balistik model baru pada Kamis (13/4/2023).

Peluncuran rudal Korea Utara tersebut sempat memicu ketakutan di Jepang utara di mana penduduk Hokkaido disuruh berlindung, meskipun ternyata tidak ada bahaya.

 “Pengembangan ICBM Hwasongpho-18 tipe baru akan secara ekstensif mereformasi komponen pencegahan strategis DPRK (nama resmi Korea Utara),” kata KCNA.

“Secara radikal mempromosikan efektivitas postur serangan balik nuklirnya dan membawa perubahan dalam kepraktisan strategi militer ofensifnya,” sambung KCNA.

Sejumlah analis menyampaikan, peluncuran tersebut menandai penggunaan propelan padat pertama Korea Utara dalam rudal balistik jarak menengah atau antarbenua.

Mengembangkan ICBM berbahan bakar padat telah lama dianggap sebagai tujuan utama Korea Utara, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Kim Jong Un Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Jepang Siap-siap Evakuasi

Pasalnya, rudal berbahan bakar padat dapat membantu Korea Utara menerbangkan misilnya lebih cepat jika terjadi perang.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menginspeksi langsung peluncuran ICBM berbahan bakar padat tersebut.

Dia dikutip mengatakan bahwa rudal tersebut akan membuat musuh mengalami krisis keamanan yang lebih jelas dan diliputi kegelisahan.

“Kengerian yang ekstrem dengan mengambil tindakan balasan yang fatal dan ofensif sampai mereka meninggalkan pemikiran tidak masuk akal dan tindakan sembrono,” kata Kim Jong Un.

Sebagian besar rudal balistik terbesar di Korea Utara menggunakan bahan bakar cair.

Teknologi ini mengharuskan propelannya diisi bahan bakar di lokasi peluncurannya, sebuah proses yang memakan waktu.

“Bahan padat lebih mudah dan lebih aman bagi pasukan untuk beroperasi di lapangan, dan memiliki kereta logistik yang jauh lebih kecil yang membuat unit rudal padat yang ditempatkan di lapangan lebih sulit untuk dideteksi (dan dengan demikian lebih dapat bertahan) daripada cairan,” kata Vann Van Diepen, mantan ahli senjata di lingkungan Pemerintah AS.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved