Mahasiswi Meninggal di Mesir

Yusniati Dimakamkam di Kompleks Dayah

Pemakaman Yusniati dilaksanakan seusai shalat Tarawih di desa setempat. Kemudian, jenazah almarhumah dishalatkan kembali di Pondok Modern Daarur Rahma

Editor: mufti
SCREENSHOT YOUTUBE SERAMBINEWS
BREAKING NEWS Jenazah Almarhumah Yusniati Dimakamkan Malam Ini Usai Shalat Tarawih 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Yusniati binti Malim Sabar Pardosi, mahasiswi Aceh yang meninggal dunia di Kairo, Mesir, tiba di Kota Subulussalam pada Sabtu (15/4/2023) sore. Jasad almarhumah tiba di kota kelahirannya setelah dibawa dengan ambulans jenis APV milik Lazismu Perserikatan Muhammadiyah Kota Subulussalam sekitar enam jam via jalan darat dari Bandara Internasional Kualanamu (KNO) Deli Serdang, Sumatera Utara

Jenazah Yusniati tiba di Masjid Asilmi atau Masjid Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, Jalan Teuku Umar, Kota Subulussalam, sekitar pukul 18.02 WIB. Puluhan warga sudah lebih dulu menunggu kedatangan jasad mahasiswi asal Subulussalam yang meninggal dunia saat menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, pada Selasa (11/4/2023) pukul 21.20 WIB tersebut.

Yusniati binti Malim Sabar Pardosi kemudian dishalatkan di Masjid Asilmi. Pada pukul 19.30 WIB, jasad mahasiswi semester 8 itu tiba di rumah orang tuanya di Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam. Sesuai rencana awal, jenazah almarhumah dikebumikan di Bumi Wakaf Ummat Pondok Modern Daarur Rahmah, Sepadan, Kecamatan Rundeng.

Pemakaman Yusniati dilaksanakan seusai shalat Tarawih di desa setempat. Kemudian, jenazah almarhumah dishalatkan kembali di Pondok Modern Daarur Rahmah, Sepadan, oleh mayoritas alumni pesantren tersebut.

Sebelum dimakamkan, almarhumah juga dishalatkan oleh masyarakat Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, selepas shalat Tarawih, tadi malam. Sebelumnya, Yusniati dishalatkan oleh warga Kota Subulussalam di Masjid Asilmi, Jalan Teuku Umar, dengan imam H Syamsir.

Pantauan Serambi, setiba di rumah orang tuanya, ratusan masyarakat--termasuk warga dari luar kampung--tampak memadati lokasi. Suasana duka dan isak tangis hingga histeris meliputi rumah keluarga almarhumah Yusniati yang meninggal dunia saat menempuh pendidikan di Kairo, akibat mengalami penyakit komplikasi.

Kesedihan semakin menguat lantaran almarhumah sejak berangkat dari kampung ke Kairo, tak pernah pulang. Selama ini, dia hanya berkomunikasi dengan keluarga via video call atau media komunikasi lain.

Sejatinya, Yusniati akan menuntaskan pendidikan tahun ini dan menyandang gelar sarjana dari Timur Tengah. Dia akan kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri menyebarkan ilmu yang didapat dari Timur Tengah di tanah kelahirannyan.

Yusniati juga menjadi andalan Pondok Modern Daarur Rahmah, Sepadan, karena merupakan alumni perdana pondok tersebut yang melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah. Di keluarga, Yusniati Malim juga merupakan sosok penting karena meski merupakan anak ketiga, tapi perannya sangat besar sebagai penasihat temasuk bagi kedua orang tuanya.

Empat tahun menempuh pendidikan di Kairo, Mesir, kerinduan sangat mendalam cukup dirasakan oleh kedua orang tuanya yaitu Malim Sabar Pardosi dan Tawarati Kombih. Rindu yang tak terbilang namun demi cita-cita dan masa depan sang anak ditahan oleh sang ayah dan ibundanya.

Namun takdir berkata lain, harapan sang anak untuk meraih gelar sarjana dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, kandas. Sebab, sang putri tercinta pulang ke kampung halaman dengan tubuh kaku tak bernyawa setelah meninggal dunia akibat didera penyakit paru-paru, gagal ginjal, hingga komplikasin lainnya dalam berjuang menimba ilmu.

Bahkan, saking remuknya batin memikirkan Yusniati, sang ibunda Tawarati Kombih dalam sebulan terakhir mengalami sakit atau drop. "Kami sangat terpukul, ibunya bahkan sakit dalam sebulan lebih ini akibat memikirkan kondisi putri kami yang sekarang sudah meninggal dunia," ungkap Malim Sabar

Hal yang paling membuat hati Malim Sabar Pardosi dan istrinya Tarawati Kombih terluka adalah karena mereka tak dapat menjenguk sang anak saat dalam kondisi kritis di Mesir lantaran tak berhasil mengurus visa.

IKAT Berperan penting

Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) berperan penting dalam merawat dan menggalang biaya untuk Yusniati sejak di Kairo, saat di rumah sakit, hingga pemulangan jenazahnya ke Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved