Kisah WNI Jadi Napi Terlama yang Huni Penjara Malaysia, Saat Dibebaskan Merasa Sedih, Ini Alasannya

Jamil Arshad telah mendekam 40 tahun di penjara "Negeri Jiran". Hal itu membuat laki-laki berusia 63 tahun tersebut menjadi napi terlama di Malaysia.

|
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
BERNAMA via KOMPAS.COM
WNI bernama Jamil Arshad dipulangkan ke Sumbawa Barat setelah menjalani hukuman penjara 40 tahun di Johor Malaysia. (BERNAMA via KOMPAS.COM) 

Dirinya saat itu yakin akan mati di penjara.

Jamil Arshad jadi imam dan guru agama selama 40 tahun di penjara Malaysia.
Jamil Arshad jadi imam dan guru agama selama 40 tahun di penjara Malaysia. (Tribunnews)

"Yang bisa saya pikirkan hanyalah apa yang akan saya bawa ke akhirat ketika saya mati, jadi saya fokus pada doa. Kemarin pagi, ketika direktur Penjara memberi tahu saya bahwa saya akan mendapatkan pengampunan, saya pun tidak menanggapinya," jelas Jamil.

Dia baru percaya akan mendapat pengampunan setelah direktur penjara menunjukkan foto saudara laki-laki Jamil.

“Baru setelah direktur Lapas masuk dan bertanya kepada saya, 'Pak Jamil bisa menjahit Baju Melayu seperti ini? Sambil menunjukkan foto laki-laki'. Saya melihat dan berkata, 'ya saya bisa'. Tetapi direktur bersikeras agar saya melihat foto itu lagi dan meminta untuk menebak siapa orang itu,"

"Saya mengenali orang itu tetapi saya tidak ingat di mana saya bertemu dengannya sebelumnya dan ternyata itu adalah saudara laki-laki saya, dan saya langsung pergi ke ruang tahanan saya dan menangis karena tidak percaya berita itu,” cerita Jamil.

Baca juga: Inilah Lokasi Kampung Ilegal WNI di Malaysia, Bukan di Kalimantan Tapi Dekat dengan Kuala Lumpur

Bersyukur tapi merasa sedih tinggalkan penjara

Menurut laporan Kantor berita Malaysia, Bernama, Jamil mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk menghabiskan sisa hidupnya di desanya.

Meski demikian, jauh di lubuk hatinya, dia merasa berat meninggalkan penjara yang telah membantunya untuk bertobat dan menjadi anggota masyarakat yang berguna.

Dia mengaku berat berpisah dengan staf penjara Malaysia yang sudah menganggapnya sebagai teman, bukan sebagai tahanan.

"Saya senang diberi pengampunan, tetapi pada saat yang sama, saya juga sedih meninggalkan penjara. Senang bisa dibebaskan, tapi sedih berpisah dengan staf yang menganggap saya seperti teman dan bukan sebagai tahanan,” ujar Jamil kepada Bernama, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Jadi penjahit selama dipenjara

Selama di penjara, Jamil menjadi penjahit yang terampil.

Bernama melaporkan, dia telah menjahit ribuan Baju Melayu dan blazer untuk para petugas penjara.

Sebelum dipindahkan ke Penjara Taiping, Jamil pernah dikirim ke penjara Johor Bahru.

Di penjara Johor Baru, dia sempat mempelajari keterampilan membuat perabot rotan seperti kursi dan meja.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved