Dulu Dagang Bensin Eceran Bantu Keluarga, Kini Jadi Orang Penting Hingga Capres 2024, Ini Sosoknya
Saat remaja inilah, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini sempat membantu ibunya berjualan bensin eceran di toko kelontong sederhana milik ibunya
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Kisah para tokoh, artis hingga publik figur di Indonesia memang selalu menjadi sorotan.
Sebagiannya memiliki cerita tersendiri yang menarik untuk diulas.
Seperti kisah dari salah seorang tokoh Indonesia yang memiliki karir di bidang politik berikut.
Dibalik karir politiknya yang melejit saat ini, ternyata tersimpan kisah pahit.
Berangkat dari pedagang bensin eceran, ia kini menjadi salah seorang yang memegang peran penting di daerahnya.
Tak hanya itu, kini ia pun akan maju menjadi calon pemimpin negara pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Lantas siapa sosok tersebut?
Sosok tersebut ialah Ganjar Pranowo.
Nama Ganjar Pranowo belakangan ini memang ramai diperbincangkan publik setelah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menugaskan Ganjar untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: Open House di Tawangmangu, Ganjar Salami 6.000 Orang Sejak Pagi hingga Petang
Ganjar bukanlah nama baru yang disebut-sebut dalam kontestasi Piplres tahun depan.
Ia beberapa kali memuncaki hasil lembaga survei, selalu masuk tiga besar dalam elektabilitas capres.
Namun, namanya yang melejit sebagai capres bukan hasil sulapan.
Ia memiliki karier politik yang panjang dan kisah hidup yang getir untuk sampai ke tempat ini.
Masa kecil Ganjar Pranowo
Sebelum menjelma menjadi sosok penting, Ganjar Pranowo diketahui pernah ada dalam gaya hidup sangat sederhana di masa lalu.
Masa kecil Ganjar Pranowo itu terungkap saat Calon Presiden Pilpres 2024 ini mudik dan menggelar open house di rumah keluarganya di Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah pada momen Lebaran Idul Fitri 2023.
Saat itu, seorang tetangga Bernama Mamik (62) hadir dalam kegiatan open house yang digelar oleh politisi tersebut.
Tetangga yang hanya berjarak dua rumah dari rumah Ganjar ini menceritakan, masa kecil Ganjar sangatlah susah.
Sehari-hari, Ganjar kecil jualan bensin eceran di depan kios kelontong ibunya.
"Saya tahu betul, hidupnya dulu prihatin sekali. Mas Ganjar bantu ibunya jualan bensin di pinggir jalan situ, ibunya punya toko kelontong sama jadi penjahit," kenangnya sambil menangis, sebagaimana dilansir dari Tribun Jateng, Minggu (23/4/2023).
Ia mengatakan, ibu Ganjar, Sri Suparmi adalah teman dekatnya.
Hampir setiap hari, Bu Mamik ngobrol dengan ibu Ganjar itu.
Salah satu yang masih terngiang adalah saat ibu Ganjar curhat soal ekonomi.
"Sampai pernah suatu saat, beliau rela menjual anting-antingnya demi kebutuhan anak-anaknya, termasuk mas Ganjar," ucapnya.
Meski sederhana, namun Sri Suparmi tetap semangat berjuang demi keluarga.
Baca juga: Tak Tertarik dengan Ganjar, Golkar Tergaskan Tetap Usung Airlangga Hartanto Sebagai Capres
Demi menyekolahkan anak-anaknya, apapun rela ia lakukan.
"Sampai sekarang anak-anaknya sukses. Termasuk mas Ganjar. Itu juga yang membuat saya termotivasi dan berjuang untuk anak-anak saya," imbuhnya.
Bu Mamik masih tak percaya jika Ganjar, bocah yang dikenalnya sejak kecil, yang kerap berjualan bensin itu kini jadi orang hebat.
Tak hanya jadi anggota DPR RI dan Gubernur Jateng, Ganjar telah ditetapkan sebagai calon presiden.
"Nggak menyangka sama sekali, tapi saya yakin mas Ganjar itu sosok pemimpin yang baik dan amanah. Dan beliau tetap sederhana. Sekarang sudah jadi pejabat pun masih sangat sederhana," katanya Bu Mamik.
"Rasanya bangga sekali punya tetangga seperti mas Ganjar. Orangnya itu lho, sejak dulu sampai sekarang tetap saja rendah hati. Sederhana sekali dan tidak sombong," sambungnya.
Bu Mamik pun berharap Ganjar tetap mempertahankan sikapnya itu.
Meskipun nanti, ia berhasil menjadi pemimpin tertinggi di negeri ini.
"Ya semoga sukses, kalau jadi pemimpin nanti tetap jadi pribadi yang amanah dan sederhana. Tetap rendah hati dan menjadikan Indonesia makin maju, bebas dari korupsi dan membuat rakyat sejahtera," pungkasnya.
Profil Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo lahir dari keluarga yang memiliki profil biasa-biasa saja.
Mengutip Kompas.id via Kompas.com, Senin (24/4/2023), keluarga Ganjar bisa disebut hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Ayahnya, S Parmudji adalah polisi berpangkat rendah, sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga.
Lahir dan tumbuh di Karanganyar, pria ini mulai mengenyam pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 02 Tawangmangu.
Kemudian sempat pindah ke SDN 1 Kutoarjo dengan alasan perpindahan dinas ayahnya.
Baca juga: Bukan Saja Prabowo atau Erick Tohir, Ini 7 Tokoh yang Mungkin Digandeng Ganjar Pranowo jadi Cawapres
Ganjar yang mulai beranjak remaja kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kutoarjo, atau kini menjadi SMPN 3 Kutoarjo.
Saat remaja inilah, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini sempat membantu ibunya berjualan bensin eceran di toko kelontong sederhana milik ibunya untuk membantu perekonomian keluarga.
Lulus SMP, Ganjar remaja melanjutkan perjalanan akademiknya di Yogyakarta dengan bantuan kakak tertuanya Kunto dan kakak iparnya, Ika.
Ia masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 BOPKRI Yogyakarta.
Dari sini, jiwa aktivis dan kepempimpinan Ganjar mulai terlihat.
Ganjar aktif berorganisasi, masuk PMR, Pramuka, termasuk OSIS.
Lulus SMA, ia kemudian memantapkan diri melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Awal karier politik Ganjar
Kecintaannya terhadap organisasi semakin terlihat saat berstatus sebagai mahasiswa.
Masih dikutip dari sumber yang sama, Kompas.com, Ganjar diketahui pernah menjadi anggota pers mahasiswa.
Ia juga pernah masuk dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan aktif sebagai mahasiswa pecinta alam.
Saat masih jadi mahasiswa itu pula Ganjar bergabung sebagai kader PDI-P di tahun 1992.
Ia memilih PDI-P karena dinilainya sebagai antitesis dari rezim Presiden Soeharto.
Ia kemudian lulus bergelar sarjana hukum pada 1995.
Selanjutnya, Ganjar mencoba peruntungan sebagai konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sebuah perusahaan swasta.
Karier profesionalnya di bidang konsultan dia setop di tahun 1999.
Kemudian, Ganjar memantapkan diri menekuni politik praktis pada tahun 2002.
Ganjar saat itu mendapat kesempatan menjadi Deputi I Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat (Badiklatpus) PDI-Perjuangan.
Ganjar juga menjadi anggota Bidang Penggalangan Panitia Pemenangan Pemilu Pusat pada tahun berikutnya.
Baca juga: Ini Alasan Megawati Pilih Ganjar Pranowo jadi Capres PDIP
Mulai tempati jabatan publik
Setelah dua tahun menekuni politik praktis, Ganjar ditugaskan menjadi anggota DPR-RI dari Fraksi PDI-P periode 2004-2009.
Dari sini, kariernya moncer. Sebagai anggota DPR RI partai oposisi, Ganjar lihai mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada Februari 2005, Ganjar Pranowo, bersama rekannya Agus Tjondro menggulirkan kritik keras kepada Presiden SBY karena dianggap tidak melaksanakan UU Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN tahun 2005 (Kompas, 28/2/2005).
Ganjar juga tak ragu mengkritik lembaga tempatnya bernaung, salah satu contohnya adalah ketika DPR berlarut-larut gagal menyepakati dua materi dalam RUU Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD pada Februari 2008.
Ganjar kemudian kembali menduduki kursi DPR pada periode 2009-2013.
Di sini, dia mematangkan kritikan periode kedua kepemimpinan SBY, salah satunya terlibat menjadi tim ad hoc DPR untuk mengusut kasus Bank Century.
Habis masa jabatannya di DPR, Ganjar ditugaskan PDI-P maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018.
Saat itu, Ganjar dipasangkan dengan Heru Sudjatmoko yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Purbalingga.
Dia menang dengan suara 48,82 persen rakyat Jawa Tengah, meninggalkan petahana Bibit Waluyo-Sudijono Satroatmodjo yang memperoleh 30,26 persen suara.
Baca juga: Diserang karena Sebut Megawati Janda, Bima Minta Netizen Tak Judge Dirinya Bencong
Kata Ganjar, kemenangannya didorong tiga faktor; kekuatan partai yang solid dan efektif, dukungan sukarela, dan kehendak masyarakat yang ingin perubahan.
Pada Pilkada periode keduanya, Ganjar menang 58,78 persen suara dibandingkan pesaingnya Sudirman Said-Ida Fauziah.
Selama menjabat di jabatan publik itu, Ganjar mendapat sejumlah penghargaan, di antaranya Anugerah Pataka Paramadhana Utama Nugraha Koperasi 2013, Kepala Daerah Inovatif untuk kategori layanan publik di tahun 2014.
Ia juga menjadi tokoh media radio Jawa Tengah (2015) dan pemerintah daerah dengan tingkat kepatuhan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) terbaik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2017.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Capres 2024
bensin eceran
pedagang
Ganjar Pranowo
PDIP
Megawati
calon presiden
Serambi Indonesia
Serambinews
Prediksi Cuaca Aceh 1 Agustus 2025, Mayoritas Berpotensi Berawan hingga Hujan Ringan |
![]() |
---|
Roy Suryo Sebut Joko Widodo Reuni UGM Bak Pejabat, Jokowi Beri Respons Menohok |
![]() |
---|
Pendaftaran Guru PPPK Sekolah Rakyat 2025 Dibuka, Tersebar di 59 Lokasi di Indonesia |
![]() |
---|
Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 Tuntas, Kemenag Banda Aceh Gelar Rapat Evaluasi |
![]() |
---|
Empat Daerah Berebut 3 Tiket PORA Aceh Jaya di Babak Play Off Futsal 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.